Rabu, 05 November 2014

CONTOH SURAT LAMARAN PEKERJAAN TERBARU

                                                                                                        Labuan,    November 2014

Kepada YTH.
Bapak/ Ibu Bagian Personalia/HRD
Di Tempat


Dengan Hormat,
Sehubungan dengan adanya informasi lowongan pekerjaan di perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin, maka dengan ini saya :

Nama                                 : Rahmat Budianto
Tempat/Tanggal Lahir       : Pandeglang, 06 Oktober 1992
Alamat/No Telp/Email      : Kp.Cigondang Tengah Rt.03/Rw.03 Ds.Cigondang,
                                             Kec.Labuan, Kab.Pandeglang-Banten
Status                                 : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir          : S1 - Agribisnis, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa –
                                             Serang, Banten
IPK Terakhir                      : 3.25

Mengajukan permohonan kerja kepada perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin,  sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :

1.      Curriculum Vitae.
2.      Foto copy Surat Keterangan Lulus S1- dan tanskip nilai.
3.      Foto copy Kartu Tanda Penduduk.
4.      Pass photo terbaru.
5.      Foto copy SKCK
6.      Foto copy KIR Dokter
7.      Foto copy Kartu tanda pencari kerja

Demikian surat lamaran pekerjaan yang saya buat, besar harapan saya untuk bisa bergabung di perusahaan yang bapak/ ibu pimpin, saya akan melakukan yang terbaik untuk bank. Atas perhatian dan kebijaksanaan saya ucapkan terima kasih.
                                                                                                                        Hormat Saya,



                                                                                                                      Rahmat Budianto

Rabu, 01 Oktober 2014

Power point Analisis Arus Pemasaran

https://docs.google.com/presentation/d/1vzTN55_j08E3Y2zvSAo40nb7Y1uKGkkAvJQzXzQbbsM/edit?usp=sharing

Selasa, 30 September 2014

CONTOH CV BAHASA INDONESIA

C U R R I C U L U M   V I T A E






DATA PRIBADI
 


Nama                                     : Rahmat Budianto
Tempat, Tanggal Lahir            : Pandeglang, 06 Oktober 1992
Alamat                                    : Kp. Cigondang Tengah, Rt.03 Rw.03,Ds.Cigondang, Kec. Labuan, Kab. Pandeglang - Banten
Alamat Email                          : Rahmatbudianto999@gmail.com    
Telepon                                   : 0838954XXXXX
Jenis Kelamin                          : Laki - laki
Agama                                     : Islam
Status                                      : Belum menikah
Tinggi / Berat badan                : 170 cm / 60 kg
Kesehatan                               : Baik Sekali
Kewarganegaraan                   : Indonesia

RIWAYAT PENDIDIKAN
 


A.    FORMAL
1.      SD                                     : SD Negeri 01 Cigondang, 1998 – 2004
2.      SLTP                                 : MTs Negeri 02 Pandeglang, 2004 – 2007
3.      SMA                                  : SMA Negeri 03 Pandeglang, 2007 – 2010
4.      Perguruan Tinggi                  : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2010 – 2014
5.      Fakultas / Jurusan                : Pertanian / Agribisnis S1
6.      Konsentrasi                         : Pemasaran
B.     NON FORMAL 
1.      (2009) Lulus Kursus Komputer Lembaga Pelatihan Bina Masyarakat (LPBM) Bersertifikat
2.   (2012) TOEFL IBT Bersertifikat




PENGALAMAN ORGANISASI
 


2008 – 2009                            : 2009 – 2010                            : Purna Paskibra Indonesia

PENGALAMAN KERJA
 


2010 - 2011                             : Kurir JNE
2011 - 2012                             : 

KEMAMPUAN
 


·         Menguasai Komputer (MS Word, Excel, Power Point)
·         Software Komputer, dan Blog

HOBBY
 


·         Internet (Browsing, Blogging)

·         Mendengarkan Musik 

Sabtu, 27 September 2014

Skripsi Analisis Arus Pemasaran

ANALISIS ARUS PEMASARAN BUAH SEMANGKA
(Citrullus vulgaris)
Suatu Kasus di Sentra Produksi Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang

SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian Pada Jurusan Agribisnis




RAHMAT BUDIANTO
4441102467




JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
BANTEN

2014





Judul
:
Analisis Arus Pemasaran Buah Semangka ( Suatu Kasus di Sentra Produksi Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang )

Nama
:
Rahmat Budianto
NIM
:
4441102467
Jurusan
:
Agribisnis

Serang,   Agustus 2014
Menyetujui,


Dosen Pembimbing I


Hj. Andjar Astuti, Ir., M.Si
NIP. 196005311986112001
Dosen Pembimbing II



Johan Setiawan, SP., M.Si

NIP. 196802122002121002


Mengetahui

Dekan Fakultas Pertanian



Dr. H. Suherna, SP., M.Si

NIP.196908192002121001

Ketua Jurusan Agribisnis



Asih Mulyaningsih, SP., M.Si

NIP. 197509042006042001


Tanggal Lulus    : Kamis, 28 Agustus 2014






ABSTRACT


RAHMAT BUDIANTO. Watermelon Fruit Analysis of Current Marketing ( A Case in Watermelon Fruit Production Center in Panimbang Pandeglang Regency). Guided by ANDJAR ASTUTI and JOHAN SETIAWAN.

This research was conducted the Panimbang District is one of the central pieces of watermelon in Pandeglang. The purpose of this research was to analyze the current fruit watermelon through mapping quantitative, mapping region market, mapping the price market areas, and mapping traffic in marketing the fruit watermelon Panimbang district. This study uses survey method. The subject of his research was conducted against of watermelon fruit farmer groups that as many as 10 farmers groups scattered in the Subdistrict Panimbang. Further uptake of the respondents carried out using methods of snowball sampling with respondents 4 wholesalers, 4 tengkulak and 18 retailers. Processing techniques and data analysis using descriptive analysis method. Total production of watermelon fruit Panimbang District is 566 Tons with a land area of 63 Hectares. Mapping the watermelon fruit market areas in district Panimbang of 40,64% marketed to market areas. Furthermore there are also being marketed to markets beyond the region of its marketing goals with 38,87% market is Rau, Serang. As for the fruit watermelon which was marketed by the producers/farmers of 20,49%. Watermelon fruit prices in district Panimbang are farmers selling watermelons to fruit wholesaler and retailers at a price of Rp. 2.500/kg. Then sold by a wholesaler to retailers and wholesalers at a price of Rp. 3.000/kg. Retailers who are in the market of Labuan and Pandeglang watermelon fruit by selling price 4.000/kg to consumers. While the rest of the fruit that is not purchased by the retailers and the middleman in selling itself at a price of 3000/kg. Watermelon fruit traffic mapping that is used by all the marketing agencies in the delivery of the car using the truck.
Key words: watermelon, analysis of current marketing



RINGKASAN


RAHMAT BUDIANTO. Analisis Arus Pemasaran Buah Semangka (Suatu Kasus di Sentra Produksi Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang). Dibimbing oleh ANDJAR ASTUTI dan JOHAN SETIAWAN.

Semangka (Citrullus vulgaris) merupakan tanaman buah berupa herba yang berasal dari daerah kering tropis dan subtropis afrika. Penelitian ini dilakukan Kecamatan Panimbang yang merupakan salah satu sentra buah semangka di Kabupaten Pandeglang. Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis arus buah semangka melalui pemetaan kuantitatif, pemetaan wilayah pasar, pemetaan harga, dan pemetaan lalu lintas dalam pemasaran buah semangka di Kecamatan Panimbang. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan penetapan lokasi penelitian secara sengaja yaitu di Kecamatan Panimbang. Subjek penelitiannya dilakukan terhadap sejumlah kelompok tani buah semangka yaitu sebanyak 10 kelompok tani yang tersebar di Kecamatan Panimbang. Selanjutnya pengambilan responden dilakukan dengan menggunakan metode snowball sampling yaitu dengan responden 4 pedagang besar, 4 tengkulak dan 18 pedagang pengecer. Teknik pengolahan dan analisis data menggunakan metode analisis deskriptif.
Hasil penelitian untuk pemetaan kuantitatif bahwa total produksi buah semangka di Kecamatan Panimbang yaitu 566 Ton dengan Luas Lahan 63 Ha. Pemetaan wilayah pasar buah semangka di Kecamatan Panimbang sebesar 40,64% dipasarkan ke pasar daerah, yaitu pasar-pasar yang berada di Kabupaten Pandeglang diantaranya yaitu pasar Panimbang, Labuan, dan Pandeglang. Selanjutnya ada juga yang dipasarkan ke pasar luar daerah sebesar 38,87% dengan tujuan pemasarannya yaitu pasar Rau, Serang. Sedangkan untuk buah semangka yang dipasarkan sendiri oleh produsen/petani sebesar 20,49%.
Pemetaan harga buah semangka di Kecamatan Panimbang yaitu para petani menjual buah semangka kepada tengkulak dan pedagang pengecer dengan harga Rp.2500/kg. Kemudian dijual oleh tengkulak ke pedagang pengecer dan pedagang besar dengan harga Rp.3000/kg. Pedagang pengecer yang berada di pasar Labuan dan Pandeglang menjual buah semangka dengan harga 4000 /kg ke konsumen. Sedangkan sisa buah yang tidak dibeli oleh pedagang pengecer dan tengkulak di jual sendiri dengan harga 3000/kg. Pemetaan lalu lintas buah semangka yang digunakan oleh semua lembaga pemasaran dalam pengiriman yaitu menggunakan mobil truk.







KATA PENGANTAR


Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat serta karunianya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul “Analisis Arus Pemasaran Buah Semangka”. Suatu kasus di sentra produksi buah semangka di Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang. Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Tersusunnya Skripsi ini tidak lepas dari  motivasi, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1.      Hj. Andjar Astuti, Ir., M.Si Selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan arahan, masukan serta bimbingannya.
2.      Johan Setiawan, SP., M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan, masukan serta bimbingannya.
3.      Hj. Sri Mulyati Ir., MM selaku dosen penelaah yang telah memberikan pengarahan serta saran-saran dalam penulisan skripsi ini.
4.      Asih Mulyaningsih, SP., M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran-saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
5.      Ari Tresna Sumantri, SP., M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran-saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
6.      Nanah Sujanah, Sag., M.Si selaku dosen Pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan dan motivasi selama studi.
7.      Asih Mulyaningsih, SP., M.Si sebagai Ketua Jurusan Agribisnis.
8.      Dr.H. Suherna, SP., M.Si sebagai Dekan Fakultas Pertanian.
9.      Kedua orang tua yang selalu memberikan doa, kasih sayang dan perhatian serta dukungan lebih dan tiada batasnya.
10.  Staf Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Pandeglang yang telah banyak memberikan informasi data-data dalam penyusunan skripsi ini.
11.  Sepuluh Kelompok Tani buah semangka di Kecamatan Panimbang yang telah banyak memberikan informasi data-data dalam penyusunan skripsi ini.
12.  Teman-teman mahasiswa jurusan agribisnis angkatan 2010 yang banyak memberi dukungan serta bantuannya.
13.  Saudara-saudaraku (Ani Nuraeni dan Rahmat Hidayat) yang selalu setia dalam memberikan doa, dukungan dan bantuannya.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

                                                                                    Serang,    Agustus 2014


                                                                                                Penulis






DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... ix

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1  Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2  Identifikasi Masalah................................................................................ 6
1.3  Pembatasan Masalah................................................................................ 6
1.4  Tujuan Penelitian..................................................................................... 6
1.5  Kegunaan Penelitian................................................................................ 7
1.6  Sistematika Penulisan.............................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 9
2.1 Teori Pemasaran....................................................................................... 9
2.2 Teori Permintaan dan Penawaran............................................................ 10
2.2.1 Teori Permintaan............................................................................. 10
2.2.2 Teori Penawaran............................................................................. 12
2.3 Analisis Arus Pemasaran .........................................................................  12
2.3.1 Pemetaan Kuantitatif...................................................................... 13
2.3.2 Pemetaan Wilayah Pasar................................................................. 14
2.3.3 Pemetaan Harga.............................................................................. 16
2.3.4 Pemetaan Lalu Lintas..................................................................... 17
2.4 Lembaga dan Saluran Pemasaran............................................................ 18
2.4.1 Lembaga Pemasaran....................................................................... 18
2.4.2 Saluran Pemasaran.......................................................................... 20
2.5 Penelitian Terdahulu................................................................................ 22
2.6 Kerangka Pemikiran................................................................................. 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................... 27
3.1 Metode Penelitian.................................................................................... 27
3.2 Teknik Pengambilan Responden dan Pengumpulan Data....................... 27
3.2.1 Teknik Pengambilan Responden..................................................... 27
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 28
3.3 Definisi Operasional................................................................................ 29
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data..................................................... 31
3.4.1 Analisis Arus Pemasaran................................................................. 31
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 33
4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian.......................................................... 33
4.1.1 Keadaan Geografis dan Letak Administratif................................. 33
4.1.2 Jenis Tanah dan Iklim..................................................................... 34
4.1.3 Curah Hujan.................................................................................... 35
4.1.4 Penggunaan Lahan.......................................................................... 36
4.1.5 Keadaan Penduduk........................................................................ 37
4.2 Keadaan Umum Responden.................................................................... 38
4.2.1 Keadaan Umum Responden Berdasarkan Umur............................ 38
4.2.2 Keadaan Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan..... 39
4.3 Saluran Pemasaran Buah Semangka di Kecamatan Panimbang.............. 39
4.4 Permintaan dan Penawaran Buah Semangka........................................... 44
4.5 Analisis Arus Pemasaran Buah Semangka............................................... 46
4.5.1 Pemetaan Kuantitatif Buah Semangka........................................... 46
4.5.2 Pemetaan Wilayah Pasar Buah Semangka...................................... 48
4.5.3 Pemetaan Harga Buah Semangka................................................... 50
4.5.4 Pemetaan Lalu Lintas Buah Semangka.......................................... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 55
5.1 Kesimpulan.............................................................................................. 55
5.2 Saran........................................................................................................ 57

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN








  
DAFTAR TABEL


Nomor
Judul Tabel
Halaman
1.
Sebaran Luas Panen dan Produksi Tanaman Semangka di Kabupaten Pandeglang Tahun 2008-2012…………………..
4
2.
Luas Panen Produktivitas dan Produksi Semangka di Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang Tahun 2008 – 2012……………………………………………………….
5
3.
Rata-Rata Curah Hujan dan Hari Hujan di Kecamatan Panimbang Tahun 2012……………………………………..
35
4.
Penggunaan Lahan di Kecamatan Panimbang Tahun 2012...
36
5.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Panimbang Tahun 2012……………………………………..
37
6.
Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur di Kecamatan Panimbang Tahun2012……………………………………...
37
7.
Keadaan Responden Berdasarkan Umur di Kecamatan Panimbang Tahun 2014……………………………………..
38
8.
Keadaan Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Panimbang Tahun 2014…………
39
9.
Lembaga Pemasaran yang Terlibat pada Saluran Pemasaran I di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (februari-april)…...
41
10.
Lembaga Pemasaran yang Terlibat pada Saluran Pemasaran II di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (februari-april)…..
41
11.
Lembaga Pemasaran yang Terlibat pada Saluran Pemasaran III di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (februari-april)….
42
12.
Lembaga Pemasaran yang Terlibat pada Saluran Pemasaran IV di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (februari-april)….
43
13.
Permintaan dan Penawaran Terhadap Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (februari-april)………..
45
14.
Peta Kuantitatif Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (februari-april)…………………………………
47
15.
Peta Wilayah Pasar Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (februari-april)…………………….
49
16
Peta Harga Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (februari-april)…………………………………
51
17.
Peta Lalu Lintas Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Tahun 2014………………………………………………….
53


  

  


DAFTAR GAMBAR


Nomor
Judul Gambar
Halaman
1.
Saluran Pemasaran…………………………………………..
21
2.
Kerangka Pemikiran Analisis Arus Buah Semangka……….
26
3.
Saluran Pemasaran Buah Semangka di Kecamatan Panimbang…………………………………………………..
40
4.
Skema Arus Pemasaran Buah Semangka di Kecamatan Paimbang……………………………………………………
61
5.
Peta Kecamatan Panimbang………………………………...
62
6.
Peta Arus Pemasaran Buah Semangka di Kecamatan Panimbang…………………………………………………..
63




   

DAFTAR LAMPIRAN


Nomor
Judul Lampiran
Halaman
1.
Skema Arus Pemasaran Buah Semangka Di Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang…………………………
61
2.
Peta Kecamatan Panimbang………………………………...
62
3.
Peta Arus Pemasaran Buah Semangka di Kecamatan Panimbang…………………………………………………..
63
4.
Data Responden Petani Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (Februari-April)…………………...
64
5.
Data Responden Pedagang Tengkulak Buah Semangka……
64
6.
Data Responden Pedagang Besar Buah Semangka…………
64
7.
Data Responden Pedagang Pengecer………………………..
65
8.
Permintaan dan Penawaran Terhadap Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (Februari-April)………
65
9.
Peta Kuantitatif Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (Februari-April)………………………………..
66
10.
Peta Wilayah Pasar Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (Februari-April)…………………...
66
11.
Peta Harga Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (Februari-April)………………………………..
67
12.
Peta Lalu Lintas Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (Februari-April)………………………………..
67
13.
Total Penjualan Petani Buah Semangka di Kecamatan Panimbang…………………………………………………..

68
14.
Dokumentasi Penelitian……………………………………..
69
15.
Kuisioner Untuk Produsen/Petani…………………………..
71
16
Kuisioner Penelitian untuk Tengkulak……………………...
73
17.
Kuisioner Penelitian untuk Pedagang Besar………………...
74
18.
Kuisioner Penelitian untuk Pedagang Pengecer…………….
75



BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. Agribisnis yang merupakan suatu rangkaian sistem usaha berbasis pertanain harus mendapat perhatian penuh untuk mengembangkan sektor perekonomian, para pelaku usaha agribisnis harus mampu mengelolanya seoptimal mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang mampu mengelola seluruh elemen dalam agribisnis (input, proses produksi, pengelolaan, dan pemasaran) secara efektif dan efisien. Dengan menerapkan konsep manajemen dengan tepat, dimungkinkan para pelaku usaha dapat melakukan terobosan-terobosan yang inovatif dan kreatif, tidak hanya berpijak dalam pengalaman tradisional sehingga dapat melakukan diversifikasi produk yang lebih bermutu dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi (Muhammad Firdaus: 2008).
Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang berasal dari daerah kering tropis dan subtropis afrika, kemudian berkembang dengan pesat ke berbagai Negara seperti Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia. Di Indonesia varietas yang cocok dibudidayakan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu, semangka lokal dan semangka hibrida. Batang semangka bulat dan lunak, berbulu sedikit berkayu, batangnya merambat, panjangnya antara 3,5 meter, cabang-cabang lateral mirip cabang utama, daunnya berbentuk caping, bertangkai panjang dan bentuknya bersebrangan, bunga semangka berjenis kelamin satu berwarna kuniang berdiameter sekitar 2cm. Buah semangka memiliki kandungan air yang tinggi sekitar 92% dan menjadikan semangka pembersih tubuh yang sangat baik dan kaya akan kalium dan kalsium. Warna merah pada buah semangka menandakan tingginya kadar likopen, salah satu komponen kerotenoid seperti halnya betakaroten. Dibandingkan antioksidan lainnya, seperti vitamin C dan E, kekuatan likopen dalam memerangi radikal bebas jauh lebih ampuh (Moch Baga Kalie: 1993).
Di Indonesia, usaha produksi benih semangka secara komersial sampai saat ini belum ada. Benih semangka masih dihasilkan sendiri oleh para petani. Benih ini dipanen dari pertanaman hasil penyerbukan massal di alam terbuka, dipilih tanaman yang menghasilkan buah yang baik. Apabila cara demikian dilakukan secara terus-menerus, maka kemurnian mutu benih tidak terjamin lagi. Benih akan kehilangan identitas varietasnya (Moch Baga Kalie: 1993).
 Menurut Kalie (1993) Pengembangan tanaman semangka banyak diusahakan oleh para petani di pedesaan karena memiliki daya tarik tersendiri, diantaranya :
1.      Disukai banyak orang walaupun  nilai gizinya rendah.
2.      Tanaman berasal dari daerah dataran rendah sampai pada ketinggian 100 meter diatas permukaan laut.
3.      Mampu mendatangkan keuntungan bila dibudidayakan dengan baik.
4.      Memperluas lapangan pekerjaan.
 Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu sentra produksi buah semangka di Provinsi Banten. Terdapat beberapa Kecamatan di Kabupaten Pandeglang sebagai penghasil buah semangka, diantaranya adalah Cibaliung, Cikeusik, Cigeulis, Panimbang, Munjul, Cimanuk, Cipeucang, dan Karang Tanjung. Para petani buah semangka di Kabupaten Pandeglang sendiri sudah mampu menjual buah semangka ke luar daerah. Terdapat dua jenis semangka yang di tanam oleh petani di Kabupaten Pandeglang, yaitu semangka biji dan semangka tanpa biji.
Pemilihan komoditi semangka sebagai usahatani dengan memanfaatkan lahan sesudah panen rendengan dan panen padi gadu di Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang adalah dengan pola tanam yang tepat karena daerah tersebut mempunyai lingkungan yang cocok untuk komoditi semangka. Produksi yang dihasilkan dapat memenuhi permintaan di Kabupaten Pandeglang dan bahkan dapat mensuplai ke kota Serang.
Di kecamatan Panimbang terdapat beberapa Desa yang merupakan penghasil buah semangka, diantaranya Desa Mekarjaya, Desa Mekarsari, Desa Tanjung Jaya, dan Desa Gombong. Para petani mulai menanam buah semangka pada bulan Juni, Karena pada bulan tersebut sudah memasuki musim kemarau dan hal tersebut sesuai dengan syarat tumbuh dari tanaman semangka. Buah semangka ditanam setelah panen padi yaitu dengan pola tanam padi – semangka – padi.
 Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu sentra produksi buah semangka di Provinsi Banten dan salah satu  daerah yang mempunyai potensi untuk pengembangan usaha tani buah semangka, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Sebaran Luas Panen dan Produksi Tanaman Semangka di Kabupaten Pandeglang Tahun 2008-2012
Kecamatan
Tahun 2008
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Luas
Panen
(Ha)
Produksi (ton)
Luas Panen (Ha)
Produksi (ton)
Luas Panen (Ha)
Produksi (ton)
Luas Panen (Ha)
Produksi (ton)
Luas Panen (Ha)
Produksi (ton)
Cibaliung
327
442,4
586
791,10
338
439
620
806
1.213
1.618,142
Cikeusik
303
401,8
48
63,36
246
295
103
134
158
211,246
Cigeulis
127
169,8
522
694,26
190
247
105
137
652
882,156
Panimbang
1.176
2.345,7
262
266,64
444
533
513
707
2.045
3.122,715
Munjul
191
254,8
13
17,29
17
20
7
9
16
21,52
Cimanuk
148
201,4
155
210,80
2
2
107
139
45
64,125
Cipeucang
1
0,13
3
3,99
35
42
6
8
9
13,032
Karang Tanjug
10
13,8
35
47,95
11
13
2
2
7
9,429
(Sumber: Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Pandeglang Tahun 2008-2012)
Bedasarkan tabel 1. Dapat disimpulkan bahwa sebaran luas penen tanaman semangka di Kabupaten Pandeglang terdapat beberapa kecamatan yang menjadi sentra produksi semangka dimana salah satunya adalah Kecamatan Panimbang tiap tahun mengalami peningkatan sebaran luas panen serta peningkatan produksi dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012.

Tabel 2. Luas Panen Produktivitas dan Produksi Semangka di Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang Tahun 2008 – 2012
Tahun
Luas Panen
(Ha)
Produksi
(ton)
Produktivitas
(Ton/Ha)




2008
1.176
2.345,7
1,99
2009
262
266,64
1,32
2010
444
533
1,20
2011
513
707
1,38
2012
2,045
3.122,75
1,52
(Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Pandeglang  Tahun 2008 – 2012)
Berdasarkan tabel 2. Dapat disimpulkan bahwa luas panen pada tahun 2012 mengalami peningkatan, tetapi tidak berpengaruh terhadap produktivitas. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan luas areal yang pesat dan peningkatan produktivitas.
Mengingat semangka merupakan salah satu komoditas pertanian yang banyak dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, selain itu buah semangka mempunyai daya tarik tersendiri. Buahnya banyak mengandung air, rasanya manis dan segar untuk dijadikan sebagai buah meja dalam suatu hidangan makan, oleh karena itu volume kebutuhan akan buah semangka terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk, maka budidaya buah semangka adalah salah satu cara agar dapat memenuhi kebutuhan akan semangka bagi masyarakat.
Panimbang adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Pandeglang yang memberikan kontribusi semangka dan sekaligus sentra produksi semangka di Kabupaten Pandeglang. Pada pemasaran buah semangka petani hanya mengetahui sampai pada tingkat tengkulak saja, selanjutnya petani tidak mengetahui kemana hasil produksi buah semangkanya di pasarkan. alasan tersebut mendorong penulis untuk mengetahui arus buah semangka serta saluran pemasaran buah semangka di Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang.

1.2  Identifikasi Masalah
Bagaimanakah analisis arus pemasaran buah semangka melalui:
1.      Pemetaan kuantitatif
2.      Pemetaan wilayah pasar
3.      Pemetaan harga
4.      Pemetaan lalu lintas

1.3  Pembatasan Masalah
Untuk membatasi agar permasalahan tidak terlalu melebar dan dalam pembahasan tidak terlalu menyimpang dari pokok permasalahan yang tidak diterapkan, maka penulis membatasi masalah pada kajian mengenai analisis arus pemasaran buah semangka yang difokuskan pada kasus di sentra produksi buah semangka di Kecamatan Panimbang.

1.4  Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis arus pemasaran buah semangka melalui:
1.      Pemetaan kuantitatif
2.      Pemetaan wilayah pasar
3.      Pemetaan harga
4.      Pemetaan lalu lintas

1.5  Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi semua pihak yang berkepentingan, antara lain :
1.      Bagi penulis, sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan yang berkenan dengan analisis arus pemasaran buah semangka.
2.      Bagi akademisi, semoga dapat memberikan suatu pemikiran terutama bagi yang akan melakukan penelitian lebih lanjut pada buah semangka.
3.      Bagi pembaca, agar dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan bahan rujukan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.

1.6  Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan  menguraikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka meliputi deskripsi analisis arus pemasaran, pemetaan kuantitatif, pemetaan wilayah pasar, pemetaan harga, pemetaan lalu lintas, teori permintaan dan penawaran, dan lembaga saluran pemasaran
 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian meliputi metode penelitian, teknik pengambilan responden dan pengumpulan data, definisi operasional, teknik pengolahan dan analisis data, tempat dan waktu penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan menjelaskan tentang keadaan umum tempat penelitian dan pembahasan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dan saran menjelaskan kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Pemasaran
Pemasaran mempunyai peranaan yang sangat penting dalam dunia usaha, karena kegiatan pemasaran merupakan fungsi pokok yang harus dilakukan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang, dan memperoleh laba. Semua perusahaan berusaha untuk memasarkan produk yang dihasilkannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Umumnya pemasaran dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan, dan menyerahkan produk kepada konsumen.
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain (Philip Kotler: 2005). Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh para pengusaha termasuk pengusaha tani (agribusinessman) dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk mendapatkan laba, dan untuk berkembang (Muhammad Firdaus: 2008). Pemasaran adalah Suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan indidvidu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran (Harper W: 2000). Pemasaran merupakan kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran (Assauri Sofjan: 2004).
Konsep paling pokok yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Dengan adanya perkembangan jaman, kebutuhan berkembang menjadi suatu keinginan mengkonsumsi suatu produk dengan ciri khas tertentu. Munculnya keinginan akan menciptakan permintaan spesifik terhadap suatu jenis produk. Seseorang dalam menentukan keputusan pembelian akan mempertimbangkan nilai dan kepuasan yang akan didapat dari mengkonsumsi suatu produk. Apabila konsumen yakin akan nilai dan kepuasan yang akan didapat, maka konsumen akan melakukan pertukaran dan transaksi jual beli barang dan jasa. Banyak keputusan pemasaran yang harus dibuat sebelum produk itu dihasilkan, sebagai contoh keputusan pemasaran tersebut dapat berupa produk apa yang harus diproduksi, apakah produk itu harus dirancang, apakan perlu dikemas, dan merek apa yang akan digunakan untuk produk itu. Keputusan mengenai produk itu harus dikaitkan dengan sasaran pasar yang dituju. Demikian pula mengenai tingkat harga jual yang direncanakan serta kegiatan iklan atau advertising dan personal selling, harus dilakukan jauh sebelum barang atau jasa diproduksikan.

2.2 Teori Permintaan dan Penawaran
2.2.1 Teori Permintaan
Menganalisis mengenai permintaan yang perlu disadari perbedaan permintaan dengan jumlah barang yang diminta. Ahli ekonomi mengatakan bahwa permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan antara harga dan jumlah permintaan. Sedangkan jumlah barang yang diminta dimaksudkan sebagai banyaknya permintaan pada suatu tingkat harga tertentu. Jadi permintaan merupakan keinginan konsumen untuk membeli suatu barang pada tingkat harga selama periode waktu tertentu. faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan antara lain harga barang itu sendiri, harga barang lain yang terkait, tingkat pendapatan per kapita, selera atau kebiasaan, jumlah penduduk, perkiraan harga di masa mendatang, distribusi pendapatan, dan usaha-usaha produsen meningkatkan pendapatan (Muhammad Firdaus: 2008).
Permintaan dapat didefinisikan sebagai jumlah suatu barang yang akan dibeli oleh konsumen pada kondisi, waktu dan harga tertentu. Karena pembelian-pembelian pada suatu jangka perubahan menurut harga, maka sesungguhnya kita tidak mendapatkan suatu jumlah, tetapi suatu urutan jumlah-jumlah tertentu berhubungan dengan perbedaan harga yang mungkin terjadi. Urutan dari jumlah-jumlah ini menyusun atau membentuk suatu Demand Schedule, atau suatu daftar dari jumlah-jumlah yang akan dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga. Permintaan menunjukan berapa banyak suatu barang akan dibeli oleh individu atau sejumlah individu pada berbagai harga, dengan menganggap bahwa ada hubungan berlawanan arah antara jumlah yang diminta dengan harga. Ini berarti, jika harga lebih tinggi maka jumlah barang yang akan dibeli lebih kecil dan jika harga lebih rendah maka jumlah yang akan dibeli akan besar (Saefudin dan Hanafiah: 2006). Bagi kebanyakan orang, apabila harga suatu barang tinggi dan tidak terjangkau oleh daya belinya, maka mereka akan berusaha membeli barang pengganti (substitute)       yang lebih rendah harganya, dan apabila harga barang tersebut turun maka lebih banyak orang membeli barang itu (Saefudin dan Hanafiah: 2006).


2.2.2 Teori Penawaran
Penawaran (supply) berarti jumlah barang yang tersedia untuk dijual pada tingkat harga pada suatu waktu tertentu dan pada tempat tertentu (Saefudin dan Hanafiah: 2006). Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang tersebut yang ditawarkan para penjual. Dalam hukum ini dinyatakan bagaimana keinginan para penjual untuk menawarkan barangnya apabila harganya tinggi dan bagaimana pula keinginan untuk menawarkan barangnya tersebut apabila harganya rendah. Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa makin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut dan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang semakin sedikit jumlah barang tersebut yang akan di tawarkan (Sadono Sukirno: 2009). Dalam analisis ekonomi, jumlah barang yang ditawarkan berarti jumlah barang yang ditawarkan pada tingkat harga tertentu. Sedangkan penawaran berarti keseluruhan dari kurva penawaran. Faktor-faktor yang menentukan tingkat penawaran adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain yang terkait, harga faktor produksi, biaya produksi, teknologi produksi, jumlah pedagang atau penjual, tujuan perusahaan, dan kebijakan pemerintah (Muhammad Firdaus: 2008).

2.3 Analisis Arus Pemasaran
Analisis arus pemasaran adalah tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan bergeraknya barang-barang dan jasa dari produsen sampai ke konsumen. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilaksanakan kegiatan-kegiatan tataniaga yang dibangun berdasarkan arus barang yang meliputi proses pengumpulan (konsentrasi), proses pengimbangan (equalisasi), dan proses penyebaran (dispersi). Proses konsentrasi merupakan tahap pertama dari arus barang. Barang-barang yang dihasilkan dalam jumlah kecil dikumpulkan menjadi jumlah lebih besar, agar dapat disalurkan ke pasar-pasar eceran secara lebih efisien. Equalisasi merupakan proses tahap kedua dari arus barang, terjadi antara proses konsentrasi dan proses dispersi. Proses equalisasi ini merupakan tindakan-tindakan penyesuaian permintaan dan penawaran, berdasarkan tempat, waktu, jumlah dan kualitas. Dispersi merupakan tahap akhir dari arus barang, dimana barang-barang yang telah terkumpul disebarkan ke arah konsumen atau pihak yang menggunakannya. Analisis arus pemasaran dapat diketahui melalui pemetaan. Dimana analisis arus barang ini mencakup semua hal mengenai pemetaan, yaitu pemetaan kuantitatif, pemetaan wilayah pasar, pemetaan harga dan pemetaan lalu lintas (Saefudin dan Hanafiah: 2006).

2.3.1 Pemetaan Kuantitatif
Pemetaan kuantitatif merupakan pemetaan yang bertujuan untuk mengetahui jumlah barang niaga yang telah diproduksi oleh produsen/petani dari masing-masing daerah. Hasil dari kegiatan produksi adalah barang atau jasa, barang inilah yang akan dijual untuk memperoleh kembali biaya yang dikeluarkan. Jika hasil penjualan barang atau jasa lebih besar dari biaya yang dikeluarkan maka produsen tersebut memperoleh keuntungan dan sebaliknya jika jumlah hasil penjualan barang atau jasa lebih kecil dari jumlah biaya yang dikeluarkan maka perusahaan tersebut akan mengalami kerugian. Dengan demikian dalam menghasilkan barang produsen menggabungkan beberapa faktor produksi untuk mencapai tujuan yaitu keuntungan (Saefudin dan Hanafiah: 2006).
Memproduksi suatu barang mempunyai peranan penting dalam setiap usaha karena dapat menentukan tersedianya banyak atau tidaknya pasokan suatu barang dalam setiap usaha tersebut. Apabila stok barang habis bisa menghambat proses penjualan dalam pasar. Hal tersebut dapat merugikan pedagang dan konsumen. Dikatakan rugi bagi pedagang karena mereka tidak dapat menjual barangnya karena stok barang dari produsen tersebut habis, oleh karena itu pedagang kehilangan kesempatan untuk meraih keuntungan seperti biasanya. Sedangkan konsumen dikatakan rugi karena sebagian pelanggan yang sudah cocok dengan barang yang sering mereka beli, apabila barang yang biasanya dibeli ternyata habis. Hal ini sangat dirugikan oleh pihak produsen karena pembeli bisa saja berpindah untuk membeli barang ditempat lain.
Pemetaan kuantitatif ini diperlukan data yang diperoleh memalui survai. Survai dilakukan untuk mengetahui jumlah produk yang dihasilkan, produk hasil panen permusim pada sekali tanam, dimana produk itu dijual pada pasar tertentu. Data tersebut dapat diperoleh dari produsen atau petani.

2.3.2 Pemetaan Wilayah Pasar
Pasar dapat diartikan sebagai suatu tempat bertemunya penjual dan pembeli. Dalam ilmu ekonomi yang dimaksud pasar yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli baik secara langsung maupun tidak langsung untuk melakukan transaksi jual beli (Mimin: 2010). Kagiatan pemasaran melibatkan proses pengumpulan produk dari desa-desa dimana barang niaga tersebut dihasilkan untuk dijual ke pasar lokal, kemudian di pasar yang lebih luas dan selanjutnya menuju ke pusat pasar konsumen utama. Dari pusat pasar ini barang niaga didistribusikan ke daerah-daerah dan masyarakat sekitar. Langkah pertama yang dapat memberikan gambaran struktur geografis dalam pemasaran suatu barang niaga adalah pembuatan peta baik untuk tingkat pasar lokal, pasar yang lebih luas, atau pusat-pusat pasar yang kesemuanya dapat digambarkan secara jelas mengenai batas-batas geografisnya (misalnya dengan garis-garis). Dengan demikian secara ideal, suatu wilayah dapat dibagi-bagi kedalam struktur geografis yang menunjukan luas areal suplai pasar untuk semua ukuran barang niaga (Saefudin dan Hanafiah: 2006).
Kegiatan pemetaan wilayah pasar memberikan gambaran pemetaan suatu barang yang akan dijual dengan tujuan pedagang besar, pedagang pengecer (pasar umum, pasar swalayan, supermarket) maupun dijual sendiri oleh produsen/petani. Dengan demikian akan terlihat alur-alur wilayah pasar pemasaran suatu barang yang telah diproduksi oleh produsen/petani pada masing-masing daerah. Menentukan sasaran pasar produsen terlebih dahulu harus melakukan segmentasi pasar dengan mengelompokkan konsumen kedalam kelompok sasarannya, sehingga akan terlihat daerah-daerah mana saja yang dapat ditembus dari segi suplai barang yang telah diproduksinya. Hal ini tentu saja memberikan keuntungan lebih bagi produsen, apabila tepat dalam penentuan suatu wilayah pasar sehingga barang niaga tersebut akan cepat habis terjual. Misalnya sasaran pasar lebih tepat pada pasar modern yaitu supermarket dibanding dengan pasar tradisional. Dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja pemasaran maka sangatlah diperhatikan dalam aspek kualitas barang, kontinuitas dan net working guna menunjang perluasan pasar tersebut.

2.3.3 Pemetaan Harga
Harga merupakan suatu hal yang penting dan menarik bagi para penjual maupun bagi para pembeli di pasar (Saefudin dan Hanafiah: 2006). Dalam bauran pemasaran harga merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi pemasaran suatu produk. Tinggi rendahnya harga selalu mejadi perhatian utama para konsumen saat mereka mencari suatu produk. Sehingga harga yang ditawarkan menjadi bahan pertimbangan khusus, sebelum mereka memutuskan untuk membeli barang maupun menggunakan suatu jasa.
Pemetaan harga merupakan harga jual barang niaga dari produsen/petani yang kemudian dijabarkan diatas suatu peta untuk mengetahui struktur harga geografis pada masng-masing daerah. Menurut Saefudin dan Hanafiah (2006), situasi harga yang terjadi dapat pula dipetakan. Data harga dari pasar-pasar yang berbeda dan harga yang diterima oleh petani untuk setiap barang niaga yang dijual di desa-desa dapat dijelaskan diatas suatu peta untuk menunjukan struktur harga geografis. Struktur harga geografis pada masing-masing daerah dapat dipetakan guna mengetahui situasi harga pada pihak yang terlibat yaitu produsen, tengkulak, pedagang besar, agen/distributor, pedagang antar kota, pedagang pengecer, dan sebagainya. Dengan adanya pemetaan harga, setiap barang niaga yang dijual dapat dijelaskan diatas suatu peta untuk menunjukan struktur harga geografis serta membantu memberi pengertian dan wawasan yang lebih baik dari sistem pemasaran.
2.3.4 Pemetaan Lalu Lintas
Kegiatan pendistribusian barang niaga dari produsen ke pasar tentunya tidak luput dari adanya kegiatan transportasi. Transportasi dalam kegiatan pengiriman barang merupakan penyelenggara segala usaha niaga yang mencakup dalam pengiriman/pengangkutan barang dari tempat pengolahan/budidaya sampai ketempat penjualan/pasar. Sistem transportasi yang baik sangatlah diperlukan oleh semua perusahaan guna memperlancar kagiatan dalam pengiriman barang ke tempat tujuan. Pemetaan lalu lintas merupakan pemetaan suatu pengiriman/pengangkutan barang niaga dari tempat kegiatan produksi hingga sampai ke tempat penjualan/pasar. Pemetaan ini meliputi arus masuk keluarnya suatu kendaraan yang digunakan dalam proses pengiriman barang sehingga dapat dilihat apakah pengiriman tersebut menggunakan alat transportasi sepeda motor, mobil, truk, kereta api, atau alat transportasi lainnya.
Transportasi yang digunakan dalam pengiriman barang sangat berpengaruh terhadap efisiensi dan efektifitas dalam suatu pengiriman barang. Survai jaringan lalu lintas memberi keterangn lain yang dapat digunakan di atas peta, yang menunjukan struktur geografis dari sistem pemasaran. Dalam hal ini perlu diteliti semua jalur dan gerak arus keluar-masuknya barang niaga pada pasar tersebut. Semua jenis lalu lintas pun harus dicatat dan diteliti. Sebetulnya biaya pengiriman-pengiriman kecil yang banyak jumlahnya itu dapat ditekan dengan cara mengadakan kerjasama dalam bentuk penggabungan volume barang yang dikirim, sehingga menjadi lebih besar. Hal ini menunjuakn bahwa dengan adanya kekurangan dalam bidang oganisasi pemasaran, diperlukan penghimpunan secara lokal atau organisasi kerjasama untuk menghimpun pengiriman barang niaga (Saefudin dan Hanafiah: 2006).

2.4 Lembaga dan Saluran Pemasaran
2.4.1 Lembaga Pemasaran
Lembaga pemasaran merupakan badan-badan yang menyelenggarakan kegiatan dengan nama barang-barang bergerak dari pihak produsen ke pihak konsumen. Sebagian besar produsen menggunakan perantara pemasaran untuk memasarkan produknya, mereka mencoba dan membangun suatu saluran distribusi. Saluran distribusi adalah seperangkat atau sekelompok organisasi yang saling tergantug yang terlibat dalam proses yang memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia bagi penggunaan atau konsumsi oleh konsumen. Banyaknya produsen tidak memiliki cukup sumberdaya keuangan untuk melakukan pemasaran langsung. Pemasaran langsung mengharuskan banyak produsen menjadi perantara bagi produk produsen lain untuk mencapai penghematan distribusi massal. Produsen yang mampu mendistribusikan saluran mereka sendiri seringkali memperoleh hasil yang lebih besar dengan meningkatnya investasi mereka dalam bisnis utamanya. Pengguanaan pedagang perantara sangat memantapkan efisiensi mereka yang superior dalam membuat tersedianya barang secara luas dan terjangkau oleh pasaran sasaran, melalui hubungan, pengalaman dan spesialisasi dan skala operasinya. Perantara pemasaran memberikan kepada perusahaan lebih banyak dibanding yang dapat dicapai oleh perusahaan dari usahanya sendiri (Muhammad Firdaus: 2008).
1.      Produsen Sebagai Penjual
Produsen adalah mereka yang tugas utamanya menghasilkan barang-barang, karenanya tugas utama produsen adalah menghasilkan barang yang bermutu/berkualitas tinggi untuk dipasarkan. Untuk ini petani harus memperhitungkan permintaan pasar secara lebih cermat. Disamping menghasilkan produksi, mereka seringkali aktif melaksanakan beberapa fungsi pemasaran tertentu untuk menyalurkan hasil produksinya kepada konsumen. Bagi usaha pertanian, keuntungan merupakan sasaran yang hendak dicapai petani (Saefudin dan Hanafiah: 2006).
2.      Pedagang Perantara
Badan-badan yang berusaha dalam bidang tataniaga, menggerakkan barang dari produsen sampai konsumen melalui jual-beli, dikenal sebagai pedagang perantara (middleman, intermediary). Badan-badan ini dapat berbentuk perseorangan, perserikatan ataupun perseroan. Berdasarkan pemilikan atas barang dagangan, mereka ini dapat dibagi kedalam dua kelompok yaitu kelompok yang memiliki barang dagangan. Kelompok yang memiliki barang dagangan adalah mereka yang membeli dan menjual dengan maksud memperoleh laba dan keharusan memikul resiko. Kelompok yang tidak memiliki barang-barang dagangan adalah mereka yang hanya melakukan beberapa fungsi tataniaga tertentu dengan memperoleh upah sebagai balas jasa atas pelaksanaan fungsi tersebut (Saefudin dan Hanafiah: 2006).
3.      Pedagang Besar
Pedagang besar (grosir atau wholesaler) ini memperdagangkan barang dalam jumlah lebih besar. Pedagang ini aktif di pasar-pasar pusat dan memperoleh barang dari pedagang pengumpul lokal (tengkulak). Pedagang besar ini sering pula mendatangi pasar pelelangan di daerah produksi untuk membeli barang dan kerap kali juga membeli barang secara langsung dari produsen. Kemudian barang dagangan itu dijual dalam jumlah lebih kecil kepada pedagang eceran. Selain tugas utamanya melayani permintaan pedagang eceran, wholesaler menjual pula barangnya kepada hotel, restauran, supermarket atau lembaga lainnya (Saefudin dan Hanafiah: 2006).
4.      Pedagang Eceran
Lembaga pengecer adalah pedagang perantara yang menjual barang-barang dalam jumlah kecil secara langsung kepada para konsumen akhir. Biasanya lembaga ini menerima barang dari wholesaler dan terkadang dari pedagang pengumpul lokal (tengkulak) atau produsen. Pedagang eceran ini dapat dibagi dalam dua golongan yaitu golongan yang tidak memiliki toko dan golongan yang memiliki toko (Saefudin dan Hanafiah: 2006).

2.4.2 Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran menjalankan pekerjaan memindahkan barang dari produsen kepada konsumen. Anggota saluran pemasaran menjalankan beberapa fungsi pokok diantaranya adalah informasi, hubungan, pemadanan, perundingan, distribusi fisik, pembiayaan dan pengambilan resiko (Kotler: 1992). Saluran distribusi dapat dijelaskan menurut jumlah tingkat salurannya. Masing-masing middleman yang melaksanakan pekerjaan tertentu dalam membawa produk dan pemilikannya semakin mendekat pada pembeli akhir dan membentuk tingkat saluran. Karena produsen dan konsumen akhir kedua-duanya melaksanakan pekerjaan tertentu, mereka adalah bagian dari setiap saluran.


Saluran tingkat 1 disebut saluran pemasaran langsung, tidak mempunyai perantara, tetapi terdiri dari produsen yang menjual secara langsung kepada konsumen. Saluran 2 mempunyai satu tingkat pedagang, dalam pasar konsumen secara optimal bentuk ini adalah pengecer. Saluran 3 mempunyai dua tingkat pedagang perantara, dalam pasar konsumen bentuk ini secara tipikal adalah grosir (pedagang borongan) dan pengecer. Saluran ini sering kali digunakan oleh produsen kecil barang-barang makanan, obat-obatan, barang-barang besi dan produk-produk lainnya. Saluran 4 mempunyai tiga tingkat pedagang perantara. Sebagai contoh jobber membeli dari grosir dan menjualnya kepada pengecer yang lebih kecil, yang dari pada umumnya tidak dilayani oleh pedagang perantara besar. Saluran distribusi dengan tingkat yang lebih banyak kadang-kadang juga ditemukan, tetapi tidak begitu sering. Dari sudut pandang produsen, makin banyak jumlah tingkat saluran makin kecil pengendalian produsen, dan makin banyak tingkat makin kompleks salurannya (Kotler: 1992).

2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pemetaan pemasaran telah beberapa kali dilakukan, ada beberapa macam objek penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, yaitu pemetaan pemasaran tikar pandan, pemetaan pemasaran gula aren dan pemetaan pemasaran buah melon. Sampai sekarang belum ada peneliti yang mengambil judul pemetaan pemasaran buah semangka. Berikut ini adalah beberapa penelitian yang sudah dilakukan, diantaranya :
1.      Penelitian Anih (2008) dengan judul “Pemetaan Pemasaran Tikar Pandan (Suatu Kasus di Kecamatan Cirinten Kabupaten Lebak)”. Hasil penelitian ini adalah ; (1) Pemetaan harga menjelaskan bahwa tikar pandan di Desa Cirinten dan Desa Nanggerang rata-rata sebesar Rp. 50.000/lembar, Sedangkan di Desa Datarcae dan Desa Karangnunggal untuk tingkat pengrajin rata-rata sebesar Rp. 40.000/lembar, harga tengkulak Rp. 60.000/lembar, dan untuk harga pedagang pengecer Rp. 75.000/lembar. (2) Pemetaan wilayah pasar menjelaskan bahwa di Desa Cirinten dan Desa Nanggerang pengrajin menjual tikar pendan hanya ke pasar tingkat Desa saja, yaitu Pasar Cirinten dan Pasar Karoya. (3) Pemetaan lalu lintas menjelaskan bahwa alat transportasi yang digunakan oleh pengrajin maupun tengkulak pada umumnya rata-rata menggunakan kendaraan roda dua atau sepeda motor.
2.      Penelitian Sinta Putri Permadi (2013) dengan judul: “Pemetaan Pemasaran Gula Aren di Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta Jawa Barat”. Hasil penelitian ini adalah ; (1) Pemetaan kuantitatif gula aren di Kecamatan Wanayasa dengan jumlah rata-rata perharinya adalah 7,84 kg (2) Harga jual rata-rata gula aren di Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta pada tingkat perajin Rp. 13.000,- pada tingkat pedagang pengumpul Rp. 16.000,- selanjutnya pada tingkat pedagang besar/grosir Rp.17.000,- dan yang terakhir pada tingkat pengecer Rp. 19.000,- . (3) Pemetaan wilayah pasar untuk gula aren di Kecamatan Wanayasa meliputi pasar daerah yaitu pasar tingkat Desa diantaranya, Desa Taringgul, pasar tigkat Kecamatan yaitu Pasar Wanayasa, dan Rumah Sakit Holistik. (4) Pemetaan lalu lintas gula aren di Kecamatan Wanayasa yang digunakan dalam pengiriman gula aren yaitu dengan berjalan kaki, kedaraan roda empat (mobil angkutan umum).
3.      Penelitian Imam Aris Santoso (2013) dengan judul: “Pemetaan Pemasaran Buah Melon (Suatu Kasus di Sentra Produksi Buah Melon di Kota Cilegon Provinsi Banten)”. Hasil penelitian ini adalah; (1) Pemetaan kuantitatif buah melon tertinggi terdapat pada kelompok tani perintis Kecamatan Pulomerak dengan luas tanam 1 Ha, produksi 95 Kw, dan produktifitas 95 Kw/Ha. (2) pemetaan wilayah pasar wilayah pasar buah melon di Kota Cilegon meliputi pasar daerah dan pasar luar daerah. Pasar daerah meliputi Pasar Baru Merak dan Pasar Kranggot Cilegon. Sedangkan untuk pasar luar daerah meliputi PT. Sewu Segar Nusantara Tangerang, koperasi Serang, Pasar Rau Serang, Pasar Ciruas Serang dan Pasar Hari Buah Jakarta. (3) pemetaan harga buah melon penjualan pada bulan Juli-Desember tahun 2012 dengan harga melon grade A = Rp.6000/kg, melon grade B = Rp.5000/kg, dan melon grade C = Rp.3200/kg. (4) pemetaan lalu lintas buah melon yang digunakan dalam pengiriman yaitu dengan mobil box, mobil angkot, gerobak dikarenakan lokasi kelompok tani berdekatan dengan pasar, dan sepeda motor.

2.6 Kerangka Pemikiran
Buah semangka merupakan salah satu buah yang dibudidayakan oleh petani di Kecamatan Panimbang. Karena di Kecamatan tersebut berpotensi untuk menanam buah semangka, hasilnya pun dapat dikatakan cukup memuaskan. Pemasaran merupakan hal penting dalam pendistribusian buah semangka sehingga dapat sampai pada tangan konsumen. Dalam pemasaran buah semangka tidak lepas dari saluran dan lembaga pemasaran, hal ini dapat mempermudah hasil panen dari produsen hingga sampai ke konsumen. Lembaga pemasaran termasuk dalam golongan produsen, tengkulak, pedagang besar dan pedagang pegecer.
Dalam kegiatan analisis arus pemasaran meliputi pemetaan kuantitatif yang memberikan gambaran mengenai seberapa banyak daerah tersebut dalam memproduksi buah semangka pada setiap musimnya, memproduksi suatu barang mempunyai peranan penting dalam setiap usaha. Hal tersebut tidak luput dengan adanya permintaan suatu pasar yang ada. Karena permintaan tersebut merupakan salah satu faktor yang mendorong produsen/petani untuk memproduksi buah semangka. Lain tempat dan lain produsen pun tidak akan sama dalam produksinya.
Pemetaan wilayah pasar yang dimana dapat memperoleh penggambaran wilayah pemasaran secara geografis dari barang niaga yang dikirim ke tempat penjual/pasar, sehingga akan terlihat alur-alur barang yang didistribusikan mulai dari tengkulak sampai pedagang besar maupun pedagang pengecer (pasar tradisional, mall, dan supermarket) yang berada di pasar daerah maupun luar daerah sehingga barang tersebut sampai ke tangan konsumen.
Pemetaan harga yang dimana guna mengetahui struktur harga geografis, banyak faktor yang dapat mempengaruhi perubahan terhadap harga itu sendiri sehingga harga dapat berfluktuatif. faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga tersebut misalnya produk pertanian yang besifat musiman, faktor cuaca, panen raya dalam jumlah besar, transportasi dan lain sebagainya.
Pemetaan lalu lintas merupakan gambaran mengenai jalannya pengiriman suatu barang yang akan dikirim dari produsen/petani sampai ke tempat penjualan/pasar yang meliputi arus masuk keluarnya suatu kendaraan yang digunakan dalam proses pengiriman, sehingga dapat dilihat apakah pengiriman tersebut menggunakan kendaraan sepeda motor, mobil, atau alat transportasi lainnya. Untuk lebih jelasnya mengenai kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar dibawah ini.







BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


3.1  Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan penetapan lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu di Kecamatan Panimbang, dengan alasan bahwa Kecamatan Panimbang merupakan salah satu sentra produksi buah semangka. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, sehingga mampu memberikan gambaran dan penjelasan mengenai masalah yang terjadi selanjutnya.

3.2  Teknik Pengambilan Responden dan Pengumpulan Data
3.2.1     Teknik Pengambilan Responden
Pengambilan responden dilakukan dengan mengambil sensus atau populasi yang merupakan keseluruhan subjek penelitian. Subjek penelitiannya dilakukan terhadap sejumlah kelompok tani buah semangka yaitu sebanyak 10 kelompok tani yang tersebar di Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang. Penentuan responden dalam penelitian ini adalah ketua kelompok tani. Dengan alasan ketua kelompok tani lebih banyak mengetahui tentang kegiatan usahatani dan pasca panen buah semangka. Selanjutnya pengambilan responden dilakukan dengan menggunakan metode snowball sampling yaitu dengan responden 4 pedagang besar, 4 pedagang tengkulak, dan 18 pedagang pengecer hal tersebut berdasarkan informasi dari petani buah semangka di Kecamatan Panimbang.
3.2.2        Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan petani buah semangka dengan menggunakan kuisioner dan observasi langsung di lapangan yang berada di Kecamatan Panimbang. Data primer diperoleh melalui :
1.      Wawancara atau interview merupakan metode pengumpulan data dengan bertanya secara langsung kepada responden (Muhammad Teguh: 2005). Wawacara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Suharsimi Arikunto: 2002).
2.      Kuisioner merupakan seperangkat daftar yang memberikan serangkaian pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh peneliti untuk diajukan kepada responden guna mendapatkan pendapat, ataupun data yang diketahui responden sehubungan dengan pernyataan dan pertanyaan yang diajukan (Muhammad Teguh: 2005). Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto: 2002).
3.      Observasi atau pengamatan merupakan salah satu teknik pengumpulan data/fakta yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem (Muhammad Teguh: 2005). Observasi atau disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Suharsimi Arikunto: 2002).
Data sekunder merupakan jenis data yang diperoleh dan digali melalui hasil pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian lapangannya (Muhammad Teguh: 2005). Data sekunder ini dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti Dinas Pertanian, Badan Pusat Statistik, Dinas Kependudukan  dan Catatan Sipil, dan lembaga-lembaga lainnya yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Data sekunder berfungsi sebagai data pendukung yang memberikan gambaran bagi data primer yang diperoleh.

3.3  Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan pengertian dalam penelitian ini, maka dijelaskan batasan operasional sebagai berikut:
1.      Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang berasal dari daerah kering tropis dan subtropis Afrika. Semangka yang di budidayakan di Kecamatan Panimbang adalah varietas semangka hibrida.
2.      Verietas hibrida merupakan benih hasil persilangan antara dua varietas tanaman sejenis yang berbeda sifat induknya untuk didapatkan sifat unggul dari masing-masing induknya.
3.      Pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
4.      Teori permintaan merupakan jumlah suatu barang yang akan dibeli oleh konsumen pada kondisi, waktu dan harga tertentu.
5.      Teori penawaran marupakan jumlah barang yang tersedia untuk dijual pada berbagai tingkat harga suatu waktu tertentu dan pada waktu tertentu.
6.      Analisis arus pemasaran buah semangka mencakup semua hal mengenai pemetaan, mulai dari pemetaan kuantitatif, pemetaan wilayah pasar, pemetaan harga dan pemetaan lalu lintas
7.      Pemetaan kuantitatif merupakan pemetaan yang bertujuan untuk mengetahui jumlah barang niaga yang telah diproduksi oleh produsen/petani dari mesing-masing daerah.
8.      Pemetaan wilayah pasar merupakan gambaran pemetaan suatu barang yang dimana dijual dengan tujuan pedagang besar, pedagang pengecer (pasar umum, pasar swalayan, supermarket) maupun dijual sendiri oleh produsen/petani.
9.      Pemetaan harga merupakan harga jual barang niaga dari produsen/petani yang kemudian dijabarkan di atas suatu peta untuk mengetahui struktur harga geografis pada masing-masing daerah.
10.  Pemetaan lalu lintas merupakan pemetaan suatu pengiriman/pengangkutan barang niaga dari tempat kegiatan produksi harga sampai ke tempat penjualan/pasar.
11.  Lembaga pemasaran merupakan badan-badan yang menyelenggarakan kegiatan dengan nama barang-barang bergerak dari pihak produsen ke pihak konsumen.
12.  Petani adalah orang yang bercocok tanam dari lahan pertaniannya dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatan itu.



3.4  Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah diperoleh dari lapangan dan studi pustaka kemudian dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif dimana metode tersebut digunakan untuk menganalisa data yang telah terkumpul sebagaimana adanya, antara lain menyajikan data melalui tabel, grafik dan lain-lain. Untuk mengetahui analisis arus pemasaran buah semangka di Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang menggunakan tabulasi yang kemudian dibahas secara deskriptif.

3.4.1        Analisis Arus Barang
Analisis ini digunakan untuk  mengetahui pemetaan kuantitatif, pemetaan wilayah pasar, pemetaan harga, serta pemetaan lalu lintas buah semangka di Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang.
Pemetaan kuantitatif yaitu gambaran mengenai seberapa banyak Kecamatan Panimbang dalam memproduksi buah semangka. Hal tersebut tidak luput dari adanya permintaan dari suatu pasar. Karena, permintaan tersebut merupakan salah satu faktor yang mendorong produsen untuk memproduksi buah semangka.
Pemetaan harga untuk mengetahui struktur harga buah semangka, banyak faktor yang mempengaruhi perubahan terhadap harga, yaitu bahan baku, faktor cuaca, transportasi dan lain sebagainya.
Pemetaan wilayah pasar yaitu menggambarkan wilayah pemasaran buah semangka yang dikirim ke tempat penjualan/pasar, sehingga akan terlihat alur-alur barang yang didistribusikan mulai dari pengusaha sampai pedagang besar maupun pedagang pengecer yang berada di pasar daerah maupun di luar daerah hingga tersebar sampai ke tangan konsumen.
Pemetaan lalu lintas yaitu gambaran jalannya pegiriman buah semangka dari produsen sampai ke tempat penjualan/pasar yaitu meliputi arus masuk keluarnya suatu kendaraan yang digunakan dalam proses pengiriman buah semangka, sehingga dapat dilihat kendaraan apa yang digunakan dalam pengiriman tersebut, misalnya saja sepeda motor, mobil, atau alat transportasi lainnya.

3.5  Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dan dilakukan di Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten selama satu bulan yaitu pada bulan mei-juni 2014. Dengan tahapan sebagai berikut:
Tahap I            : Penulisan proposal penelitian (Maret 2014)
Tahap II          : Bimbingan usulan penelitian (Maret-Mei 2014)
Tahap III         : Seminar Usulan penelitian (Mei 2014)
Tahap IV         : Seminar Kolokium (Juli 2014)
Tahap V          : Sidang Komprehensip (Agustus 2014) 




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian
4.1.1 Keadaan Geografis dan Letak Administratif
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Wilayah Kecamatan Panimbang secara geografis terletak pada 06029’00’’ - 06036’00’’ Lintang Selatan dan 105038’00’’ – 105050’00’’ Bujur Timur. Dengan luas wilayah 97,75 km2 atau sebesar 3,56% dari luas Kabupaten Pandeglang. Kecamatan Panimbang berjarak 60 km dari ibukota Kabupaten Pandeglang dan memiliki batas administrasi, sebagai berikut :
Utara               : Kecamatan Sukaresmi
Selatan                        : Kecamatan Cigeulis
Barat               : Selat Sunda
Timur               : Kecamatan Sobang
Kecamatan Panimbang secara administrasi terdiri dari 6 desa, 70 rukun warga (RW) dan 230 rukun tetangga (RT). Desa Mekarjaya merupakan desa terkecil dengan luas 6,06 km2, sedangkan desa Tanjungjaya merupakan desa terbesar dengan luas 33,0 km2.
Bentuk topografi wilayah Kecamatan Panimbang pada umumnya merupakan dataran dengan ketinggian rata-rata dibawah 500 m diatas permukaan laut (dpl). Suhu udara minimum dan maksimum yang terjadi di wilayah Kecamatan Panimbang pada umumnya berkisar antara 32,50C – 38,90C dengan suhu udara rata-rata 34,70C. Berdasarkan alat ukur curah hujan BPSDA Ciliman, banyaknya curah hujan pada tahun 2012 berkisar antara 371mm – 789mm. Hujan terjadi pada bulan januari – maret dan September – desember, dimana setiap bulannya berkisar antara 12 sampai dengan 23 hari dan secara rata-rata sebanyak 10 hari perbulannya.

4.1.2 Jenis Tanah dan Iklim
Kecamatan Panimbang memiliki aneka macam jenis tanah yaitu :
-          Alluvial kelabu 55%
-          Latosol 25%
-          Andosol 10%
-          Lain-lain 10%
Tipe iklim di Kecamatan Panimbang termasuk tipe C2 (Oldeman 1971) dengan bulan basah 6 sampai 8 bulan dan bulan kering antara 4 sampai 6 bulan dan suhu rata-rata 24,70C, kelembapan udara berkisar 70% dengan penyinaran matahari 85% pertahun.


4.1.3 Curah Hujan
Rata-rata curah hujan dan hari hujan di kecamatan panimbang dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata Curah Hujan dan Hari Hujan di Kecamatan Panimbang Tahun 2012
Bulan
Jumlah Curah Hujan
(mm)
Jumlah Hari Hujan
(Hari)
Januari
371
20
Februari
294
12
Maret
789
23
April
271
9
Mei
183
8
Juni
61
5
Juli
221
8
Agustus
0
0
September
0
0
Oktober
9
5
November
125
11
Desember
378
19
Rata-rata
225
10
(Sumber : BPS Kabupaten Pandeglang, Panimbang Dalam Angka Tahun 2012)
Berdasarkan data diatas jumlah rata-rata curah hujan di Kecamatan Panimbang pada tahun 2012 yaitu 225 mm sedangkan untuk jumlah rata-rata hari hujan yaitu 10 hari. tanaman buah semangka paling ideal bila ditanam pada kemarau, karena memungkinkan produksi lebih tinggi dengan rasa buah yang manis.

4.1.4 Penggunaan Lahan
Kecamatan Panimbang merupakan kecamatan yang sebagian wilayahnya digunakan untuk tegal/kebun. Berikut ini merupakan rincian penggunaan lahan di Kecamatan Panimbang, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4. Sebagai berikut :
Tabel 4. Penggunaan Lahan di Kecamatan Panimbang Pada Tahun 2012
Penggunaan Lahan
Luas Lahan
(Ha)
Persentase
(%)
Lahan Sawah
2.079
29,54
Tegal/Kebun
2.559
36,36
Tebat/Empang
210
2,98
Kolam/Tambak
97
1,38
Perkebunan Besar
42
0,60
Bangunan dan Halaman
542
7,70
Lainnya
1.509
21,44
Jumlah
7.038
100,00
(Sumber: BPS Kabupaten Pandeglang, Panimbang Dalam Angka Tahun 2012)
Berdasarkan Tabel 4 menunjukan bahwa sebagian besar lahan di Kecamatan Panimbang digunakan untuk tegal/kebun yaitu seluas 2.559 Ha atau 36,36%. Sedangkan penggunaan lahan pada urutan kedua dugunakan untuk lahan sawah  yaitu dengan luas 2.079 Ha atau 29,54%. Walaupun penggunaan lahan untuk sawah di Kecamatan Panimbang tidak seluas tegal/kebun, akan tetapi dalam penggunaannya cukup maksimal diantaranya dengan bertani buah semangka yang dimana dapat menghasilkan keuntungan yang cukup besar dalam usahanya. Pemasarannya pun sudah meluas sampai ke luar daerah.



4.1.5 Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk di Kecamatan Panimbang tahun 2012 sebanyak 50.603 orang. Berikut ini adalah rincian jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin yaitu dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Panimbang Tahun 2012
Jenis Kelamin
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
Laki-laki
25.933
51,25
Perempuan
24.670
48,75
Jumlah
50.603
100,00
(Sumber: BPS Kabupaten Pandeglang, Panimbang Dalam Angka Tahun  2012)
Berdasarkan Tabel 5 diatas, karakteristik demografi Kecamatan Panimbang tahun 2012 dengan jumlah penduduk Kecamatan Panimbang sebesar 50.603 orang yang terdiri dari 25.933 orang penduduk laki-laki dan 24.670 orang penduduk perempuan. Berdasarkan jumlah penduduk tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan golongan umur. Keadaan penduduk Kecamatan Panimbang berdasarkan golongan umur dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur Di Kecamatan Panimbang Tahun 2012
Kelompok Umur
(Tahun)
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
Usia Muda (0-14)
16.444
32,50
Usia Produktif (15-64)
32.270
63,77
Usia Lanjut (≥65)
1.889
3,73
Jumlah
50.603
100,00
(Sumber: BPS Kabupaten Pandeglang, Panimbang Dalam Angka Tahun 2012)
Berdasarkan Tabel 6 diatas, jumlah penduduk di Kecamatan Panimbang sebanyak 50.603 jiwa. Jumlah penduduk menurut golongan umur dibagi menjadi tiga kelompok umur penduduk yaitu usia muda sebanyak 16.444 jiwa, usia produktif sebanyak 32.270 jiwa dan usia lanjut sebanyak 1.889 jiwa.

4.2 Keadaan Umum Responden
Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 36 responden, yang terdiri dari 10 kelompok tani, 4 pedagang besar, 4 pedagang tengkulak, dan 18 pedagang pengecer. Data  yang diperoleh melalui wawancara kemudian diolah secara deskriptif berdasarkan umur, tingkat pendidikan, dan lama berusaha yang telah dilakukan oleh responden.
4.2.1 Keadaan Umum Responden Berdasarkan Umur
Umur adalah salah satu satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan benda atau makhluk baik yang hidup maupun yang mati. Berkaitan dengan kinerja responden yang terkait dengan pemasaran buah semangka baik itu produsennya maupun lembaga pemasaran yang terlibat dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok umur yaitu usia muda, usia produktif dan usia lanjut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7, yaitu sebagai berikut:
Tabel 7. Keadaan Responden Berdasarkan Umur di kecamatan panimbang Tahun 2014 ( Februari – April )
Kelompok Umur
(Tahun)
Jumlah
(Orang)
Persentase
(%)
0 – 14
0
0
15 – 64
36
100
≥ 65
0
0
Jumlah
36
100
(Sumber: Analisis Data Primer)
Berdasarkan Tabel 7, bahwa rata-rata petani responden semua berada pada kelompok umur usia produktif yaitu antara 15-64 tahun. Dikarenakan usia produktif adalah seseorang yang masih kuat dalam melaksanakan pekerjaan. Dimana mereka menanggung kebutuhan mereka sendiri.


4.2.2 Keadaan Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan responden dalam penelitian ini terdiri dari sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sampai pada sekolah menengah atas (SMA). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8, sebagai berikut:
Tabel 8. Keadaan Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (Februari - April)
Tingkat Pendidikan
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
SD
17
47,22
SMP
14
38,89
SMA
5
13,89
Jumlah
36
100
(Sumber: Analisis Data Primer)
4.3 Saluran Pemasaran Buah Semangka Di Kecamatan Panimbang
Pemasaran merupakan kegiatan akhir dari penanganan pascapanen yang dilakukan petani produsen terhadap konsumen. Lembaga-lembaga pemasaran yang berperan dalam pendistribusian buah semangka di Kecamatan Panimbang dari petani produsen hingga ke konsumen adalah tengkulak, pedagang besar, dan pedagang pengecer.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan menunjukan bahwa pada umumnya di Kecamatan Panimbang memiliki empat saluran pemasaran buah semangka, dengan beragam saluran pemasaran di tiap desanya. Secara umum saluran pemasaran buah semangka di Kecamatan Panimbang melibatkan lembaga pemasaran seperti pedagang pengumpul (tengkulak), pedagang besar, dan pedagang pengecer.
  Untuk mengetahui lebih jelas saluran pemasaran buah semangka di Kecamatan Panimbang dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah ini:


Kegiatan lembaga pemasaran dapat menguntungkan salah satu pihaknya. Tanpa adanya lembaga pemasaran, hasil panen buah semangka dari petani produsen akan sulit dipasarkan. Dengan adanya kerjasama antara lembaga pemasaran yang satu dengan yang lainnya, dengan begitu hasil panen buah semangka dapat mudah tersalurkan hingga sampai ke tangan konsumen.
Dibawah ini adalah merupakan lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran buah semangka di Kecamatan Panimbang. Mulai dari produsen, tengkulak, pedagang besar, dan pedagang pengecer sesuai dengan saluran pemasarannya masing-masing. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9 sebagai berikut :
Tabel 9. Lembaga Pemasaran yang Terlibat pada Saluran Pemasaran I di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (Februari-April)
No
Nama
Kelompok Tani
Lembaga Pemasaran
Produsen
Konsumen
1.
Sejahtera 1
2.
Sejahtera 2
3.
Pelopor 1
4.
Pelopor 2
5.
Karya Muda
6.
Tanjungjaya 1
7.
Tanjungjaya 2
8
Mekarjaya 1
9.
Mandiri Tani
10
Mekarsari 1
(Sumber: Analisis Data Primer)
Berdasarkan Tabel 9 diatas, bahwa seluruh kelompok tani menggunakan saluran pemasaran I. Pada saluran pemasaran I terlihat bahwa produsen menjual buah semangka tanpa perantara, yaitu langsung ke konsumen akhir.

Tabel 10. Lembaga Pemasaran yang Terlibat pada Saluran Pemasaran II di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (Februari-April)
No
Nama
Kelompok Tani
Lembaga Pemasaran
Produsen
Pengecer
Konsumen
1.
Sejahtera 1
2.
Sejahtera 2
3.
Pelopor 1
4.
Pelopor 2
5.
Tanjungjaya 1
6.
Mekarjaya 1
7.
Mandiri Tani
8.
Mekarsari 1
(Sumber: Analisis Data Primer)
Berdasarkan Tabel 10 diatas, bahwa tidak seluruh kelompok tani menggunakan saluran pemasaran II. Terlihat pada tabel bahwa terdapat delapan kelompok tani yang menggunakan saluran pemasaran II. Pada saluran pemasaran II terlihat bahwa produsen menjual buah semangka melalui perantara, yaitu dari produsen menjual buah semangka ke pedagang pengecer di pasar panimbang, kemudian dijual kembali oleh pedagang pengecer ke konsumen akhir.

Tabel 11. Lembaga Pemasaran yang Terlibat pada Saluran Pemasaran III di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (Februari-April)
No
Nama
Kelompok Tani
Lembaga Pemasaran
Produsen
Tengkulak
Pengecer
Konsumen
1.
Sejahtera 1
2.
Sejahtera 2
3.
Pelopor 1
4.
Pelopor 2
5.
Tanjungjaya 1
6.
Mekarjaya 1
7.
Mandiri Tani
8.
Mekarsari 1
(Sumber: Analisis Data Primer)
Berdasarkan Tabel 11 diatas, bahwa tidak seluruh kelompok tani menggunakan saluran pemasaran III. Terlihat pada tabel bahwa terdapat delapan kelompok tani yang menggunakan saluran pemasaran III. Pada saluran pemasaran ini terlihat bahwa produsen menjual buah semangka melalui perantara, yaitu dari produsen menjual buah semangka ke tengkulak kemudian dijual oleh tengkulak ke pedagang pengecer yang kemudian dijual kembali oleh pedagang pengecer ke konsumen akhir.

Tabel 12. Lembaga Pemasaran yang Terlibat pada Saluran Pemasaran IV di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (Februari-April)
No
Nama
Kelompok Tani
Lembaga Pemasaran
Produsen
Tengkulak
P.Besar
Pengecer
Konsumen
1.
Sejahtera 1
2.
Sejahtera 2
3.
Pelopor 1
4.
Pelopor 2
5.
Tanjungjaya 1
6.
Mekarjaya 1
7.
Mandiri Tani
8.
Mekarsari 1
(Sumber: Analisis Data Primer)

Berdasarkan Tabel 12 diatas. Terlihat pada tabel bahwa terdapat delapan kelompok tani yang menggunakan saluran pemasaran IV. Saluran pemasaran ini merupakan saluran pemasaran yang paling panjang. Pada saluran pemasaran IV terlihat bahwa produsen menjual buah semangka melalui perantara, yaitu dari produsen menjual buah semangka ke tengkulak kemudian dijual oleh tengkulak ke pedagang besar, kemudian dari pedagang besar di jual kembali ke pedagang pengecer yang kemudian dijual kembali oleh pedagang pengecer ke konsumen akhir.
Yang berperan sebagai tengkulak adalah mereka yang menampung hasil panen dari para petani buah semangka untuk seanjutnya akan di jual ke pedagang pengecer dan pedagang besar. Pedagang besar dalam penelitian ini yaitu mereka yang membeli buah semangka dari tengkulak yang berada di Kecamatan Panimbang, pedagang besar ini berada di Kota Serang, lebih tepatnya di pasar Rau. Sedangkan pedagang pengecer dalam penelitian ini adalah mereka yang membeli dari tengkulak ataupun membeli langsung ke petani buah semangka yang berada di Kecamatan Panimbang, pedagang pengecer ini berada di Pasar Panimbang dan pasar Labuan. Pada kelompok tani Karya Muda dan Tanjungjaya 2 terlihat bahwa mereka tidak menjual hasil penennya kepada pedagang pengecer, hal tersebut dikarenakan hasil panen yang diperoleh kedua kelompok tani ini lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok tani yang lain.

4.4 Permintaan dan Penawaran Buah Semangka
Permintaan terhadap buah semangka di Kecamatan Panimbang merupakan sebuah tantangan bagi petani buah semangka, selain tersedianya pasar yang menjajnjikan kini petani di Kecamatan Panimbang sudah banyak yang membudidayakan buah semangka, dikarenakan keuntungan yang didapat cukup menggiurkan, akan tetapi diperlukan modal yang cukup besar, maka keuntungan yang didapat akan besar pula. Berikut ini merupakan tabel permintaan dan penawaran terhadap buah semangka pada tahun 2014.

    
Tabel 13. Permintaan dan Penawaran Terhadap Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 ( Februari – April )
No
Nama Kelompok
Tani
Produksi
Penawaran
(Ton)
Permintaan (Ton)
Keterangan (Ton)
Pasar
Panim
bang
Pasar
Labuan
Pasar
Pandeg
lang
Pasar Rau Serang
Di
Pasar
Kan Sendiri
Lain-lain
1.
Sejahtera 1
50
49,9
25
-
-
20
4,9
0,1
2.
Sejahtera 2
100
99,75
20
-
30
30
19,75
0,25
3.
Pelopor 1
56
55,8
-
15
-
30
10,8
0,2
4.
Pelopor 2
40
39,85
15
-
-
20
4,85
0,15
5.
Karya Muda
40
39,8
-
10
-
10
19,8
0,2
6.
Tanjungjaya 1
70
69,75
15
-
15
25
14,75
0,25
7.
Tanjungjaya 2
40
39,9
-
15
-
20
4,9
0,1
8.
Mekarjaya 1
50
49,85
10
-
10
20
9,85
0,15
9.
Mandiri Tani
80
79,75
15
10
10
30
14,75
0,25
10.
Merkarsari 1
40
39,9
15
-
-
15
9,9
0,1
Jumlah
566
564,25
115
50
65
220
114,25
1,75
(Sumber: Analisis Data Primer)
Keterangan : Lain-lain: busuk, cacat, hancur, kerdil dll.

Berdasarkan Tabel 13 diatas, penawaran buah semangka tiap kelompok tani berbeda-beda dan pasarnya pun beragam. Penawaran tertinggi pada kelompok tani Sejahtera 1 Desa Gombong yaitu dengan penawaran sebesar 49,9 ton dan penawaran terendah terdapat pada kelompok tani Karya Muda yaitu dengan penawaran 39,8 ton.
Pemasaran hasil produksi buah semangka di Kecamatan Panimbang sudah cukup baik, terdapat beberapa tengkulak yang siap menampung hasil panen  kemudian akan dijual kepada pedagang besar di pasar Rau Kota Serang. Para kelompok tani  buah semangka di Kecamatan Panimbang sebagian besar menjual kepada pedagang tengkulak dan pedagang pengecer, dan sisanya dijual sendiri oleh petani langsung kepada konsumen di sekitar jalan dekat tempat panen di kecamatan Panimbang. Untuk pasar daerah, buah semangka tersebar di pasar panimbang, pasar Labuan dan Pasar Pandeglang. Sementara untuk pasar luar daerah tersebar di pasar Rau Kota Serang. Dalam pemasaran buah semangka tidak luput dari kerugian, hal tersebut terjadi karena adanya busuk, cacat, hancur, kerdil dll, yang menyebabkan buah semangka tidak dapat dijual.

4.5 Analisis Arus Buah Semangka
Analisis arus barang merupakan penjelasan suatu pemetaan dalam pemasaran guna mengetahui situasi harga, kuantitatif, wilayah pasar, dan lalu lintas barang dari produsen sampai pada tempat penjualan/pasar. Dari analisis arus barang tersebut dapat mengetahui pemetaan pemasaran buah semangka yang ada di Kecamatan Panimbang. Berikut ini merupakan analisis arus buah semangka yang di sentra produksi buah semangka di Kecamatan Panimbang.

4.5.1 Pemetaan Kuantitatif Buah Semangka
Pemetaan kuantitatif merupakan pemetaan yang bertujuan untuk mengetahui jumlah barang yang telah diproduksi oleh produsen/petani dari masing-masing daerah. Berikut ini merupakan peta kuantitatif buah semangka di Kecamatan Panimbang, disajikan pada Tabel 14 dibawah ini.
  
Tabel 14. Peta Kuantitatif Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 ( Februari – April )
No
Nama
Kelompok Tani
Desa
Varietas
Semangka
Luas Tanam (Ha)
Total Panen (Ton)
1.
Sejahtera 1
Gombong
Torino F1
5
50
2.
Sejahtera 2
Gombong
Torino F1
10
100
3.
Pelopor 1
Gombong
Torino F1
8
56
4.
Pelopor 2
Gombong
Torino F1
5
40
5.
Karya Muda
Tanjungjaya
Hibrida F1
5
40
6.
Tanjungjaya 1
Tanjungjaya
Hibrida F1
7
70
7.
Tanjungjaya 2
Tanjungjaya
Hibrida F1
5
40
8.
Mekarjaya 1
Mekarjaya
Torino F1
5
50
9.
Mandiri Tani
Mekarjaya
Torino F1
8
80
10.
Mekarsari 1
Mekarsari
Torino F1
5
40
Jumlah
63
566
(Sumber: Analisis Data Primer)
Berdasarkan Tabel 14 diatas, bahwa total produksi buah semangka di Kecamatan Panimbang yaitu 566 Ton dengan Luas Lahan 63 Ha. Dengan panen rata-rata per hektarnya yaitu sebesar 8,98. Hasil panen tertinggi terdapat pada kelompok tani Sejahtera 2 di Desa Gombong varietas Torino F1 dengan luas tanam 10 Ha dan hasil panen sebesar 100 Ton. Sedangkan untuk hasil panen terendah terdapat pada kelompok tani Pelopor 2 di Desa Gombong varietas Torino F1 dengan luas tanam 5 Ha dan hasil panen sebesar 40 Ton, begitu pula dengan kelompok tani Karya Muda, Tanjungjaya 2, dan Mekarsari 1.
Penanaman dan perawatan buah semangka memanglah cukup sulit, diperlukan waktu tanam yang tepat untuk budidaya buah semangka, serta diperlukan banyak pengalaman dalam budidayanya. Tidak cukup hanya dalam 1-2 kali tanam langsung berhasil, akan tetapi diperlukan beberapa kali penanaman sehingga dapat mengetahui seluk beluknya dalam budidaya buah semangka. Pelatihan bagi petani juga diperlukan untuk menambah ilmu dan wawasan petani sehingga dapat mengurangi resiko gagal panen dan meningkatkan produktivitas.

4.5.2 Pemetaan Wilayah Pasar Buah Semangka
Pemetaan wilayah pasar merupakan gambaran pemetaan suatu barang yang dimana akan dijual dengan tujuan tengkulak, pedagang besar, pedagang pengecer maupun dijual sendiri oleh produsen/petani. Dengan pemetaan wilayah pasar dapat mengetahui hasil panen buah semangka akan dijual pada pasar yang meliputi pasar daerah dan luar daerah. Pasar daerah merupakan pasar yang berada disekitar Kabupaten Pandeglang dan pasar luar daerah merupakan pasar yang keberadaannya di luar Kabupaten Pandeglang karena Kecamatan panimbang adalah Kecamatan yang berada di Kabupaten Pandeglang. Selain dipasarkan ke pasar daerah dan luar daerah, sisa panen yang tidak masuk pasar tersebut akan dijual sendiri oleh petani buah semangka.
 Berikut ini merupakan peta wilayah pasar buah semangka di Kecamatan Panimbang tahun 2014, disajikan pada Tabel 15 dibawah ini.
Tabel 15. Peta Wilayah Pasar Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 ( Februari – April )
No
Nama
Kelompok Tani
Desa
Wilayah Pasar
Di
Pasarkan
Sendiri
Pasar
Daerah
Pasar
Luar Daerah
1.
Sejahtera 1
Gombong
Ds.Gombong
Ps.Panimbang
Ps.Rau-Serang
2.
Sejahtera 2
Gombong
Ds.Gombong
Ps.Panimbang dan Ps.Pandeglang
Ps.Rau-Serang
3.
Pelopor 1
Gombong
Ds.Gombong
Ps.Labuan
Ps.Rau-Serang
4.
Pelopor 2
Gombong
Ds.Gombong
Ps.Panimbang
Ps.Rau-Serang
5.
Karya Muda
Tanjungjaya
Ds.Tanjungjaya
Ps.Labuan
Ps.Rau-Serang
6.
Tanjungjaya 1
Tanjungjaya
Ds.Tanjungjaya
Ps.Panimbang dan Ps.Pandeglang
Ps.Rau-Serang
7.
Tanjungjaya 2
Tanjungjaya
Ds.Tanjungjaya
Ps.Labuan
Ps.Rau-Serang
8.
Mekarjaya 1
Mekarjaya
Ds.Mekarjaya
Ps.Panimbang dan Ps.Pandeglang
Ps.Rau-Serang
9.
Mandiri Tani
Mekarjaya
Ds.Mekarjaya
Ps.Panimbang
Ps.Rau-Serang
10.
Merkarsari 1
Mekarsari
Ds.Mekarsari
Ps.Panimbang
Ps.Rau-Serang
(Sumber: Analisis Data Primer)
Berdasarkan Tabel 15 diatas, bahwa terdapat beberapa kelompok tani yang memasarkan hasil panen buah semangkanya di luar daerah dengan tujuan utama adalah pasar Rau Serang, tetapi buah semangka bukan dikirim oleh petani langsung melainkan dikirim melalui tengkulak yang berada di Kecamatan Panimbang. Permintaan dari pasar Rau Serang hanya menerima buah semangka yang berat buahnya ≥ 5 kg, sehingga para tengkulak harus melakukan penyortiran terlebih dahulu. Pemasaran dengan tujuan ke pasar Panimbang dikirim langsung dari petani, tidak melalui lembaga pemasaran dikarenakan jarak yang tidak terlalu jauh dibandingkan dengan tujuan pengiriman ke pasar Labuan dan pasar Pandeglang. Apabila dari sekian pasar atau tengkulak tidak menerimanya maka buah semangka akan dijual sendiri oleh petani di pinggir jalan disekitar tempat pemanenan.
Wilayah pasar buah semangka sebesar 40,64% dipasarkan ke pasar daerah, yaitu pasar-pasar yang berada di Kabupaten Pandeglang diantaranya yaitu pasar Panimbang, pasar Labuan dan pasar Pandeglang. Selanjutnya ada juga yang dipasarkan ke pasar luar daerah sebesar 38,87% dengan tujuan pemasarannya yaitu pasar Rau, Serang. Sedangkan untuk wilayah pasar penjualan hasil panen buah semangka yang dipasarkan sendiri oleh produsen/petani sebesar 20,49% yaitu meliputi kampung setempat dan di pinggir jalan dekat dengan tempat pemanenan buah semangka. Para petani buah semangka dalam pemasaran buah semangkanya ke luar daerah yaitu melalui beberapa tengkulak yang berada disekitar Kecamatan Panimbang, para tengkulak menampung hasil panen buah semangka dari beberapa kelompok tani, kemudian tengkulak tersebutlah yang mengirim buah semangka ke pasar luar daerah yaitu ke pasar Rau Serang.

4.5.3 Pemetaan Harga Buah Semangka
Pemetaan harga merupakan harga jual barang niaga dari produsen/petani yang kemudian dijabarkan diatas suatu peta untuk mengetahui struktur harga geografis pada masing-masing daerah. Berikut ini merupakan tabel peta harga buah semangka di Kecamatan Panimbang pada tahun 2014, disajikan pada Tabel 16 dibawah ini.

 Tabel 16. Peta Harga Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 ( Februari – April )
No
Nama Kelompok
Tani
Desa
Varietas
Buah
Semangka
Harga Jual (Rp/kg)
Di
Pasar
kan Sendiri
Pasar
Panimbang
Pasar
Labuan
Pasar
Pandeglang
Pasar Rau Serang
1.
Sejahtera 1
Gombong
Torino F1
S=3000
S=2500
-
-
A=3000
2.
Sejahtera 2
Gombong
Torino F1
S=3000
S=2500
-
S=3000
A=3000
3.
Pelopor 1
Gombong
Torino F1
S=3000
-
S=3000
-
A=3000
4.
Pelopor 2
Gombong
Torino F1
S=3000
S=2500
-
-
A=3000
5.
Karya Muda
Tanjungjaya
Hibrida F1
S=3000
-
S=3000
-
A=3000
6.
Tanjungjaya 1
Tanjungjaya
Hibrida F1
S=3000
S=2500
-
S=3000
A=3000
7.
Tanjungjaya 2
Tanjungjaya
Hibrida F1
S=3000
-
S=3000
-
A=3000
8.
Mekarjaya 1
Mekarjaya
Torino F1
S=3000
S=2500
-
S=3000
A=3000
9.
Mandiri Tani
Mekarjaya
Torino F1
S=3000
S=2500
S=3000
S=3000
A=3000
10.
Merkarsari 1
Mekarsari
Torino F1
S=3000
S=2500
-
-
A=3000
(Sumber: Analissi Data Primer)
Keterangan: S: Semua Ukuran, A: Grade A (≥5kg)

Berdasarkan Tabel 16 diatas, harga jual buah semangka pada masing-masing pasar berbeda-beda, penjualan buah semangka di Kecamatan Panimbang sudah menembus pasar luar daerah yaitu di pasar Rau Serang, akan tetapi penjualan buah semangka tidak langsung dijual oleh petani melainkan melalui tengkulak yang berada di Kecamatan Panimbang. Para tengkulak siap menampung hasil panen dari para petani buah semangka, sebagian hasil panen yang diperoleh oleh petani buah semangka dijual kepada tengkulak. Pedagang besar yang berada di pasar Rau hanya menerima buah melon dengan grade A yaitu dengan berat ≥5 kg. Kemudian sebagian lainnya dijual kepada pedagang pengecer dan sisanya dijual sendiri oleh produsen/petani di pinggir jalan raya dekat lokasi pemanenan dengan alasan karena di pinggir jalan banyak penduduk desa maupun luar desa lewat dan membeli buah semangkanya, baik itu para pengendara sepeda motor, mobil, maupun merekan yang berjalan kaki. Berikut adalah pengelompokan buah semangka berdasarkan grade yang telah ditentukan, untuk grade A = ≥ 5kg, grade B = 2-4kg, dan grade C = < 2kg.
Para petani menjual buah semangka kepada tengkulak dan pedagang pengecer dengan harga Rp.2500/kg. Kemudian dijual oleh tengkulak ke pedagang pengecer dan pedagang besar dengan harga Rp.3000/kg dan dijual ke pedagang pengecer lainnya oleh pedagang besar dengan harga 3500/kg. Pedagang pengecer yang berada di pasar Labuan dan Pandeglang menjual buah semangka dengan harga 4000 /kg ke konsumen. Sedangkan sisa buah yang tidak dibeli oleh pedagang pengecer dan tengkulak di jual sendiri dengan harga 3000/kg ke penduduk sekitar ataupun orang-orang yang melintas dekat jalan tempat petani memasarkan buah semangkanya, harga tersebut bisa saja berubah sesuai dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli.
Pemasaran dengan tujuan pedagang pengecer ke pasar panimbang, pasar Labuan, dan pasar Pandeglang tidak terlalu mempermasalahkan grading, semua ukuran semangka diterima oleh pedagang pengecer asalkan buah semangka dalam kondisi baik, tidak ada cacat/busuk. Varietas yang digunakan dalam penelitian ini tidak berpengaruh terhadap harga, karena varietas yang digunakan sama-sama buah semangka merah biji yaitu varietas Torino F1 dan Hibrida F1. Yang membedakan harga buah semangka dari segi varietas yaitu antara buah semangka biji dan buah semangka tanpa biji. Hal tersebut Karena pada perawatan buah semangka tanpa biji lebih sulit dibandingkan dengan buah semangka biji.
  
4.5.4 Pemetaan Lalu Lintas Buah Semangka
Pemetaan lalu lintas merupakan pemetaan suatu pengiriman/pengangkutan barang niaga dari tempat kegiatan produksi hingga sampai ke tempat penjualan/pasar. Berikut ini merupakan peta lalu lintas buah semangka di Kecamatan Panimbang, disajikan pada Tabel 17 dibawah ini.
Tabel 17. Peta Lalu Lintas Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 ( Februari – April )
No
Nama Kelompok
Tani
Desa
Alat Transportasi dan Banyaknya Pengiriman
Pasar
Panimbang
Pasar
Labuan
Pasar
Pandeglang
Pasar Rau Serang
1.
Sejahtera 1
Gombong
MT: 3
-
-
MT: 2
2.
Sejahtera 2
Gombong
MT: 2
-
MT: 3
MT: 3
3.
Pelopor 1
Gombong
-
MT: 2
-
MT: 3
4.
Pelopor 2
Gombong
MT: 2
-
-
MT: 2
5.
Karya Muda
Tanjungjaya
-
MT: 1
-
MT: 1
6.
Tanjungjaya 1
Tanjungjaya
MT: 2
-
MT: 2
MT: 3
7.
Tanjungjaya 2
Tanjungjaya
-
MT: 2
-
MT: 2
8.
Mekarjaya 1
Mekarjaya
MT: 1
-
MT: 1
MT: 2
9.
Mandiri Tani
Mekarjaya
MT: 2
MT: 1
MT: 1
MT: 3
10.
Merkarsari 1
Mekarsari
MT: 2
-
-
MT: 2
(Sumber: Analisis Data Primer)
Keterangan: MT 1: Mobil Truk satu kali angkut, MT 2: Mobiltruk dua kali angkut, MT 3: Mobil truk tiga kali angkut.

Berdasarkan Tabel 17 diatas, dapat dilihat peta lalu lintas pengangkutan hasil panen buah semangka sampai ke tempat tujuan/pasar. Untuk semua kelompok tani, alat angkut yang digunakan untuk pengiriman buah semangka sama, dengan alasan jarak pengiriman yang jauh dan kapasitas pengiriman yang besar, sehingga hal tersebut dapat memperkecil biaya pengiriman. Untuk banyaknya pengiriman menggunakan mobil truk ini dibedakan berdasarkan kapasitas pengiriman dengan sekali pengiriman mobil truk dapat mengangkut buah semangka sebanyak 10 Ton.
Waktu pengiriman buah semangka dari tempat produksi menuju tempat penjualan/pasar rata-rata dilakukan pada siang dan sore hari, karena pemetikan dilakukan dipagi hari sampai siang hari dan selanjutnya baru dilakukan pengiriman buah semangka ke pasar menggunakan mobil truk. Perlakuan semangka dalam pengiriman menuju pasar menggunakan mobil truk yaitu dengan memberi jerami padi sebagai alas dan penutup buah semangka, hal tersebut dilakukan agar pada saat pengiriman buah semangka tidak mengalami benturan dengan buah semangka yang lain yang bisa menyebabkan buah semangka menjadi pecah, tidak hanya itu jerami juga berfungsi sebagai penyerap air sehingga semangka tidak menjadi lembab dan mengurangi resiko busuk pada buah semangka. Pada saat pengiriman buah semangka yang bertanggung jawab adalah pihak pengirim, maka pihak pengirim buah semangka harus memperkecil resiko kerusakan pada buah semangka dengan cara tersebut.



BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan mengenai analisis arus pemasaran buah semangka di Kecamatan Panimbang yaitu meliputi pemetaan kuantitatif, pemetaan wilayah pasar, pemetaan harga, dan pemetaan lalu lintas. Untuk lebih jelasnya akan di uraikan sebagai berikut :
1.      Pemetaan Kuantitatif buah semangka pada masing-masing kelompok tani berbeda-beda. Total produksi buah semangka di Kecamatan Panimbang tahun 2014 yaitu 566 Ton dengan Luas Lahan 63 Ha. Hasil panen tertinggi terdapat pada kelompok tani Sejahtera 2 di Desa Gombong varietas Torino F1 dengan luas tanam 10 Ha dan hasil panen sebesar 100 Ton. Sedangkan untuk hasil panen terendah terdapat pada kelompok tani Pelopor 2, Karya Muda, Tanjungjaya 2, dan Mekarsari 1 varietas Torino F1 dengan luas tanam 5 Ha dan hasil panen sebesar 40 Ton.
2.      Pemetaan wilayah pasar buah semangka di Kecamatan Panimbang meliputi pasar daerah dan luar daerah. Pasar daerah meliputi pasar Panimbang dengan permintaan sebanyak 115 ton, pasar Labuan sebanyak 50 ton, dan Pasar Pandeglang sebanyak 65 ton. Sedangkan untuk pasar luar daerah meliputi pasar Rau Serang dengan jumlah permintaan sebesar 220 ton. Sisanya dijual sendiri oleh petani yaitu sebanyak 114,25 ton. Untuk persentase wilayah pasar 20,49% buah semangka dijual sendiri oleh petani, kemudian 40,64% dijual ke pasar daerah, dan yang terakhir 38,87% dijual ke pasar luar daerah.
3.      Pemetaan harga buah semangka di Kecamatan Panimbang yaitu para petani menjual buah semangka kepada tengkulak dan pedagang pengecer dengan harga Rp.2500/kg. Kemudian dijual oleh tengkulak ke pedagang pengecer dan pedagang besar dengan harga Rp.3000/kg. Pedagang pengecer yang berada di pasar Labuan dan Pandeglang menjual buah semangka dengan harga 4000 /kg ke konsumen. Sedangkan sisa buah yang tidak dibeli oleh pedagang pengecer dan tengkulak di jual sendiri kepada konsumen dengan harga 3000/kg.
4.      Pemetaan lalu lintas buah semangka yang digunakan oleh semua lembaga pemasaran dalam pengiriman yaitu menggunakan mobil truk. Dengan alasan jarak pengiriman yang jauh dan kapasitas pengiriman yang besar, sehingga hal tersebut dapat memperkecil biaya pengiriman. Waktu pengiriman buah semangka dari tempat produksi menuju tempat penjualan/pasar rata-rata dilakukan pada siang dan sore hari, karena pemetikan dilakukan dipagi hari sampai siang hari dan selanjutnya baru dilakukan pengiriman buah semangka ke pasar menggunakan mobil truk.

  
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini yaitu :
1.      Kepada petani buah semangka agar lebih banyak menjual buah semangka kepada pedagang di pasar Rau Serang, karena dari segi harga lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.
2.      Kepada petani buah semangka agar lebih memperhatikan waktu penanaman yang optimal yaitu pada musim kemarau agar hasil produksi dapat meningkat dan berkualitas, dan memilih varietas torino F1 karena hasil produksinya lebih tinggi dibandingkan dengan varietas hibrida F1.



  

DAFTAR PUSTAKA


Anih. (2012). Pemetaan Pemasaran Tikar Pandan (Kasus di Kecamatan Cirinten Kabupaten Lebak). Serang: Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi V. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Assauri, Sofjan. (2004). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Badan Pusat Statistik. (2013). Panimbang Dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang.
Dinas Pertanian dan Perkebunan. (2014). Sebaran luas panen dan produksi semangka. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Pandeglang.
Firdaus, Muhammad. (2008). Manajemen Agribisnis. Jakarta: Bumi Aksara.
Hanafiah, Saefudin. (2006). Tata Niaga Hasil Perikanan. Jakarta: Universitas Indonesia.
Harperw. (2000). Manajemen Pemasaran: Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global, edisi 2. Jakarta: Erlangga
Kalie, Moch. Baga (1993). Seri Bertanam Semangka, Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Kotler, Philip. (2002) Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo.
Kotler, Philip. (2005). Manajemen Pemasaran, Edisi Kesebelas. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.
Mimin. (2010). Pengertian Pasar. http://id.shvoong.com/socialsciences/2062091-pengertian-pasar/. 05/04/2014. 14.55.
Nugraha, Aditya P. (2006). Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran Jamur Tiram Segar di Bogor, Provinsi Jawa Barat. Bogor: Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Permadi, Sinta Putri. (2013). Pemetaan Pemasaran Gula Aren di Kecamatan  Wanayasa Kabupaten Purwakarta Jawa Barat. Serang: Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Santoso, Imam Aris. (2013). Pemetaan Pemasaran Buah Melon (Suatu Kasus di Sentra Produksi Buah Melon di Kota Cilegon Provinsi Banten). Serang: Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Setiorini, Fajarwulan. (2008). Analisis Efisiensi Pemasaran Ikan Mas di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Bogor: Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Sukirno, Sadono. (2009). Mikro Ekonomi, Teori Pengantar, Edisi Ketiga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.