Rahmat Budianto Blog
free content and keep jurney
Sabtu, 06 Juni 2015
Cara Mendapatkan kuota gratis telkomsel 12GB terbaru 2015
http://www.blog-yogi.org/2014/12/cara-mendapatkan-kuota-gratis-telkomsel.html
Rabu, 05 November 2014
CONTOH SURAT LAMARAN PEKERJAAN TERBARU
Labuan, November 2014
Kepada YTH.
Bapak/ Ibu Bagian Personalia/HRD
Di Tempat
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan adanya informasi lowongan pekerjaan di perusahaan
yang Bapak/Ibu pimpin, maka dengan ini saya :
Nama : Rahmat Budianto
Tempat/Tanggal Lahir : Pandeglang, 06 Oktober 1992
Alamat/No Telp/Email : Kp.Cigondang Tengah Rt.03/Rw.03 Ds.Cigondang,
Kec.Labuan,
Kab.Pandeglang-Banten
Status :
Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : S1 - Agribisnis, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa –
Serang,
Banten
IPK Terakhir :
3.25
Mengajukan permohonan kerja kepada perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin, sebagai bahan pertimbangan, saya lampirkan :
1.
Curriculum
Vitae.
2.
Foto copy Surat
Keterangan Lulus S1- dan tanskip nilai.
3.
Foto copy Kartu
Tanda Penduduk.
4.
Pass photo
terbaru.
5.
Foto copy SKCK
6.
Foto copy KIR
Dokter
7.
Foto copy Kartu
tanda pencari kerja
Demikian surat lamaran pekerjaan yang saya buat, besar
harapan saya untuk bisa bergabung di perusahaan yang bapak/ ibu pimpin, saya
akan melakukan yang terbaik untuk bank. Atas perhatian dan kebijaksanaan saya
ucapkan terima kasih.
Hormat
Saya,
Rahmat Budianto
Rabu, 01 Oktober 2014
Power point Analisis Arus Pemasaran
https://docs.google.com/presentation/d/1vzTN55_j08E3Y2zvSAo40nb7Y1uKGkkAvJQzXzQbbsM/edit?usp=sharing
Selasa, 30 September 2014
CONTOH CV BAHASA INDONESIA
DATA PRIBADI
Nama : Rahmat
Budianto
Tempat, Tanggal Lahir : Pandeglang, 06 Oktober 1992
Alamat :
Kp. Cigondang Tengah, Rt.03 Rw.03,Ds.Cigondang,
Kec. Labuan, Kab. Pandeglang - Banten
Alamat Email : Rahmatbudianto999@gmail.com
Telepon : 0838954XXXXX
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Status : Belum
menikah
Tinggi / Berat badan : 170 cm / 60 kg
Kesehatan : Baik Sekali
Kewarganegaraan : Indonesia
RIWAYAT PENDIDIKAN
A.
FORMAL
1. SD : SD Negeri
01 Cigondang, 1998 – 2004
2. SLTP : MTs Negeri 02
Pandeglang, 2004 – 2007
3. SMA : SMA Negeri 03 Pandeglang, 2007 – 2010
4. Perguruan
Tinggi : Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa, 2010 – 2014
5. Fakultas
/ Jurusan : Pertanian / Agribisnis
S1
6. Konsentrasi : Pemasaran
B.
NON
FORMAL
1. (2009)
Lulus Kursus Komputer Lembaga Pelatihan Bina Masyarakat (LPBM) Bersertifikat
2. (2012) TOEFL IBT Bersertifikat
PENGALAMAN ORGANISASI
2008 – 2009 : 2009 – 2010 : Purna Paskibra
Indonesia
PENGALAMAN KERJA
2010 - 2011 : Kurir JNE
2011 - 2012 :
KEMAMPUAN
·
Menguasai Komputer (MS Word, Excel,
Power Point)
·
Software Komputer, dan Blog
HOBBY
·
Internet (Browsing, Blogging)
·
Mendengarkan Musik
Sabtu, 27 September 2014
Skripsi Analisis Arus Pemasaran
ANALISIS ARUS PEMASARAN BUAH SEMANGKA
(Citrullus
vulgaris)
Suatu Kasus di Sentra Produksi Buah Semangka di
Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang
SKRIPSI
Sebagai Salah
Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana
Pertanian Pada Jurusan Agribisnis
RAHMAT BUDIANTO
4441102467
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
BANTEN
2014
Judul
|
:
|
Analisis Arus
Pemasaran Buah Semangka ( Suatu Kasus di Sentra Produksi Buah Semangka di
Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang )
|
Nama
|
:
|
Rahmat
Budianto
|
NIM
|
:
|
4441102467
|
Jurusan
|
:
|
Agribisnis
|
Serang, Agustus 2014
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I
Hj.
Andjar Astuti, Ir., M.Si
NIP.
196005311986112001
|
Dosen Pembimbing II
Johan Setiawan, SP., M.Si
NIP.
196802122002121002
|
Mengetahui
|
|
Dekan Fakultas Pertanian
Dr. H. Suherna, SP., M.Si
NIP.196908192002121001
|
Ketua Jurusan Agribisnis
Asih Mulyaningsih, SP., M.Si
NIP.
197509042006042001
|
Tanggal Lulus : Kamis, 28 Agustus 2014
ABSTRACT
RAHMAT BUDIANTO. Watermelon Fruit Analysis
of Current Marketing ( A Case in Watermelon Fruit Production Center in Panimbang
Pandeglang Regency). Guided by ANDJAR ASTUTI and JOHAN SETIAWAN.
This
research was conducted the Panimbang District is one of the central pieces of
watermelon in Pandeglang. The purpose of this research was to analyze the
current fruit watermelon through mapping quantitative, mapping region market,
mapping the price market areas, and mapping traffic in marketing the fruit
watermelon Panimbang district. This study uses survey method. The subject of
his research was conducted against of watermelon fruit farmer groups that as
many as 10 farmers groups scattered in the Subdistrict Panimbang. Further
uptake of the respondents carried out using methods of snowball sampling with
respondents 4 wholesalers, 4 tengkulak and 18 retailers. Processing techniques
and data analysis using descriptive analysis method. Total production of
watermelon fruit Panimbang District is 566 Tons with a land area of 63
Hectares. Mapping the watermelon fruit market areas in district Panimbang of 40,64%
marketed to market areas. Furthermore there are also being marketed to markets
beyond the region of its marketing goals with 38,87% market is Rau, Serang. As
for the fruit watermelon which was marketed by the producers/farmers of 20,49%.
Watermelon fruit prices in district Panimbang are farmers selling watermelons
to fruit wholesaler and retailers at a price of Rp. 2.500/kg. Then sold by a
wholesaler to retailers and wholesalers at a price of Rp. 3.000/kg. Retailers
who are in the market of Labuan and Pandeglang watermelon fruit by selling
price 4.000/kg to consumers. While the rest of the fruit that is not purchased
by the retailers and the middleman in selling itself at a price of 3000/kg.
Watermelon fruit traffic mapping that is used by all the marketing agencies in
the delivery of the car using the truck.
Key
words: watermelon, analysis of current marketing
RINGKASAN
RAHMAT
BUDIANTO. Analisis Arus Pemasaran Buah Semangka (Suatu Kasus di Sentra Produksi
Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang). Dibimbing oleh
ANDJAR ASTUTI dan JOHAN SETIAWAN.
Semangka (Citrullus vulgaris) merupakan
tanaman buah berupa herba yang berasal dari daerah kering tropis dan subtropis
afrika. Penelitian ini dilakukan Kecamatan Panimbang yang merupakan salah satu
sentra buah semangka di Kabupaten Pandeglang. Tujuan Penelitian ini untuk menganalisis
arus buah semangka melalui pemetaan kuantitatif, pemetaan wilayah pasar,
pemetaan harga, dan pemetaan lalu lintas dalam pemasaran buah semangka di
Kecamatan Panimbang. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan penetapan
lokasi penelitian secara sengaja yaitu di Kecamatan Panimbang. Subjek
penelitiannya dilakukan terhadap sejumlah kelompok tani buah semangka yaitu
sebanyak 10 kelompok tani yang tersebar di Kecamatan Panimbang. Selanjutnya
pengambilan responden dilakukan dengan menggunakan metode snowball sampling yaitu dengan responden 4 pedagang besar, 4
tengkulak dan 18 pedagang pengecer. Teknik pengolahan dan analisis data
menggunakan metode analisis deskriptif.
Hasil penelitian untuk pemetaan
kuantitatif bahwa total produksi buah semangka di Kecamatan Panimbang yaitu 566
Ton dengan Luas Lahan 63 Ha. Pemetaan wilayah pasar buah semangka di Kecamatan
Panimbang sebesar 40,64% dipasarkan ke pasar daerah, yaitu pasar-pasar yang
berada di Kabupaten Pandeglang diantaranya yaitu pasar Panimbang, Labuan, dan
Pandeglang. Selanjutnya ada juga yang dipasarkan ke pasar luar daerah sebesar
38,87% dengan tujuan pemasarannya yaitu pasar Rau, Serang. Sedangkan untuk buah
semangka yang dipasarkan sendiri oleh produsen/petani sebesar 20,49%.
Pemetaan harga buah semangka di
Kecamatan Panimbang yaitu para petani menjual buah semangka kepada tengkulak
dan pedagang pengecer dengan harga Rp.2500/kg. Kemudian dijual oleh tengkulak
ke pedagang pengecer dan pedagang besar dengan harga Rp.3000/kg. Pedagang
pengecer yang berada di pasar Labuan dan Pandeglang menjual buah semangka
dengan harga 4000 /kg ke konsumen. Sedangkan sisa buah yang tidak dibeli oleh
pedagang pengecer dan tengkulak di jual sendiri dengan harga 3000/kg. Pemetaan
lalu lintas buah semangka yang digunakan oleh semua lembaga pemasaran dalam
pengiriman yaitu menggunakan mobil truk.
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji
syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat serta karunianya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul “Analisis Arus Pemasaran Buah Semangka”. Suatu kasus di sentra
produksi buah semangka di Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang. Penelitian
ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)
pada jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Tersusunnya
Skripsi ini tidak lepas dari motivasi,
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih kepada :
1. Hj.
Andjar Astuti, Ir., M.Si Selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
arahan, masukan serta bimbingannya.
2. Johan
Setiawan, SP., M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan,
masukan serta bimbingannya.
3. Hj.
Sri Mulyati Ir., MM selaku dosen penelaah yang telah memberikan pengarahan
serta saran-saran dalam penulisan skripsi ini.
4. Asih
Mulyaningsih, SP., M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran-saran
dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
5. Ari
Tresna Sumantri, SP., M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan
saran-saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
6. Nanah
Sujanah, Sag., M.Si selaku dosen Pembimbing akademik yang telah memberikan
pengarahan dan motivasi selama studi.
7. Asih
Mulyaningsih, SP., M.Si sebagai Ketua Jurusan Agribisnis.
8. Dr.H.
Suherna, SP., M.Si sebagai Dekan Fakultas Pertanian.
9. Kedua
orang tua yang selalu memberikan doa, kasih sayang dan perhatian serta dukungan
lebih dan tiada batasnya.
10. Staf
Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Pandeglang yang telah banyak
memberikan informasi data-data dalam penyusunan skripsi ini.
11. Sepuluh
Kelompok Tani buah semangka di Kecamatan Panimbang yang telah banyak memberikan
informasi data-data dalam penyusunan skripsi ini.
12. Teman-teman
mahasiswa jurusan agribisnis angkatan 2010 yang banyak memberi dukungan serta
bantuannya.
13. Saudara-saudaraku
(Ani Nuraeni dan Rahmat Hidayat) yang selalu setia dalam memberikan doa,
dukungan dan bantuannya.
Akhirnya penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
dukungannya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Serang, Agustus 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR......................................................................................
i
DAFTAR
ISI...................................................................................................... iii
DAFTAR
TABEL............................................................................................. vi
DAFTAR
GAMBAR........................................................................................ viii
DAFTAR
LAMPIRAN.................................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................
1
1.1
Latar Belakang.........................................................................................
1
1.2
Identifikasi Masalah................................................................................
6
1.3
Pembatasan Masalah................................................................................
6
1.4
Tujuan Penelitian.....................................................................................
6
1.5
Kegunaan Penelitian................................................................................
7
1.6 Sistematika
Penulisan..............................................................................
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................
9
2.1
Teori Pemasaran.......................................................................................
9
2.2
Teori Permintaan dan Penawaran............................................................
10
2.2.1
Teori Permintaan.............................................................................
10
2.2.2
Teori Penawaran.............................................................................
12
2.3
Analisis Arus Pemasaran ......................................................................... 12
2.3.1
Pemetaan Kuantitatif......................................................................
13
2.3.2
Pemetaan Wilayah Pasar.................................................................
14
2.3.3
Pemetaan Harga..............................................................................
16
2.3.4
Pemetaan Lalu Lintas.....................................................................
17
2.4
Lembaga dan Saluran Pemasaran............................................................
18
2.4.1
Lembaga Pemasaran.......................................................................
18
2.4.2
Saluran Pemasaran..........................................................................
20
2.5
Penelitian Terdahulu................................................................................
22
2.6
Kerangka Pemikiran.................................................................................
24
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................
27
3.1
Metode Penelitian....................................................................................
27
3.2
Teknik Pengambilan Responden dan Pengumpulan Data....................... 27
3.2.1
Teknik Pengambilan Responden.....................................................
27
3.2.2
Teknik Pengumpulan Data..............................................................
28
3.3
Definisi Operasional................................................................................
29
3.4
Teknik Pengolahan dan Analisis Data.....................................................
31
3.4.1
Analisis Arus Pemasaran.................................................................
31
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian............................................................
32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................
33
4.1
Keadaan Umum Daerah Penelitian..........................................................
33
4.1.1
Keadaan Geografis dan Letak Administratif.................................
33
4.1.2
Jenis Tanah dan Iklim.....................................................................
34
4.1.3
Curah Hujan....................................................................................
35
4.1.4
Penggunaan Lahan..........................................................................
36
4.1.5
Keadaan Penduduk........................................................................
37
4.2
Keadaan Umum Responden....................................................................
38
4.2.1
Keadaan Umum Responden Berdasarkan Umur............................
38
4.2.2
Keadaan Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan..... 39
4.3
Saluran Pemasaran Buah Semangka di Kecamatan Panimbang.............. 39
4.4
Permintaan dan Penawaran Buah Semangka...........................................
44
4.5
Analisis Arus Pemasaran Buah Semangka...............................................
46
4.5.1
Pemetaan Kuantitatif Buah Semangka...........................................
46
4.5.2
Pemetaan Wilayah Pasar Buah Semangka......................................
48
4.5.3
Pemetaan Harga Buah Semangka...................................................
50
4.5.4
Pemetaan Lalu Lintas Buah Semangka..........................................
53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................
55
5.1
Kesimpulan..............................................................................................
55
5.2
Saran........................................................................................................
57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor
|
Judul
Tabel
|
Halaman
|
1.
|
Sebaran Luas Panen dan Produksi
Tanaman Semangka di Kabupaten Pandeglang Tahun 2008-2012…………………..
|
4
|
2.
|
Luas Panen Produktivitas dan Produksi
Semangka di Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang Tahun 2008 – 2012……………………………………………………….
|
5
|
3.
|
Rata-Rata Curah Hujan dan Hari Hujan
di Kecamatan Panimbang Tahun 2012……………………………………..
|
35
|
4.
|
Penggunaan Lahan di Kecamatan Panimbang
Tahun 2012...
|
36
|
5.
|
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis
Kelamin di Kecamatan Panimbang Tahun 2012……………………………………..
|
37
|
6.
|
Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur
di Kecamatan Panimbang Tahun2012……………………………………...
|
37
|
7.
|
Keadaan Responden Berdasarkan Umur di
Kecamatan Panimbang Tahun 2014……………………………………..
|
38
|
8.
|
Keadaan Umum Responden Berdasarkan
Tingkat Pendidikan di Kecamatan Panimbang Tahun 2014…………
|
39
|
9.
|
Lembaga Pemasaran yang Terlibat pada
Saluran Pemasaran I di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (februari-april)…...
|
41
|
10.
|
Lembaga Pemasaran yang Terlibat pada
Saluran Pemasaran II di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (februari-april)…..
|
41
|
11.
|
Lembaga Pemasaran yang Terlibat pada
Saluran Pemasaran III di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (februari-april)….
|
42
|
12.
|
Lembaga Pemasaran yang Terlibat pada
Saluran Pemasaran IV di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (februari-april)….
|
43
|
13.
|
Permintaan dan Penawaran Terhadap Buah
Semangka di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (februari-april)………..
|
45
|
14.
|
Peta Kuantitatif Buah Semangka di
Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (februari-april)…………………………………
|
47
|
15.
|
Peta Wilayah Pasar Buah Semangka di
Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (februari-april)…………………….
|
49
|
16
|
Peta Harga Buah Semangka di Kecamatan
Panimbang Tahun 2014 (februari-april)…………………………………
|
51
|
17.
|
Peta Lalu Lintas Buah Semangka di
Kecamatan Panimbang Tahun 2014………………………………………………….
|
53
|
DAFTAR GAMBAR
Nomor
|
Judul
Gambar
|
Halaman
|
1.
|
Saluran
Pemasaran…………………………………………..
|
21
|
2.
|
Kerangka
Pemikiran Analisis Arus Buah Semangka……….
|
26
|
3.
|
Saluran
Pemasaran Buah Semangka di Kecamatan Panimbang…………………………………………………..
|
40
|
4.
|
Skema
Arus Pemasaran Buah Semangka di Kecamatan Paimbang……………………………………………………
|
61
|
5.
|
Peta
Kecamatan Panimbang………………………………...
|
62
|
6.
|
Peta
Arus Pemasaran Buah Semangka di Kecamatan Panimbang…………………………………………………..
|
63
|
DAFTAR
LAMPIRAN
Nomor
|
Judul
Lampiran
|
Halaman
|
1.
|
Skema Arus Pemasaran Buah Semangka Di
Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang…………………………
|
61
|
2.
|
Peta Kecamatan
Panimbang………………………………...
|
62
|
3.
|
Peta Arus Pemasaran Buah Semangka di
Kecamatan Panimbang…………………………………………………..
|
63
|
4.
|
Data Responden Petani Buah Semangka di
Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (Februari-April)…………………...
|
64
|
5.
|
Data Responden Pedagang Tengkulak Buah
Semangka……
|
64
|
6.
|
Data Responden Pedagang Besar Buah
Semangka…………
|
64
|
7.
|
Data Responden Pedagang
Pengecer………………………..
|
65
|
8.
|
Permintaan dan Penawaran Terhadap Buah
Semangka di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (Februari-April)………
|
65
|
9.
|
Peta Kuantitatif Buah Semangka di
Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (Februari-April)………………………………..
|
66
|
10.
|
Peta Wilayah Pasar Buah Semangka di
Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (Februari-April)…………………...
|
66
|
11.
|
Peta Harga Buah Semangka di Kecamatan
Panimbang Tahun 2014 (Februari-April)………………………………..
|
67
|
12.
|
Peta Lalu Lintas Buah Semangka di
Kecamatan Panimbang Tahun 2014 (Februari-April)………………………………..
|
67
|
13.
|
Total Penjualan Petani Buah Semangka
di Kecamatan Panimbang…………………………………………………..
|
68
|
14.
|
Dokumentasi Penelitian……………………………………..
|
69
|
15.
|
Kuisioner Untuk Produsen/Petani…………………………..
|
71
|
16
|
Kuisioner Penelitian untuk Tengkulak……………………...
|
73
|
17.
|
Kuisioner Penelitian untuk Pedagang
Besar………………...
|
74
|
18.
|
Kuisioner Penelitian untuk Pedagang
Pengecer…………….
|
75
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agribisnis
adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan
dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya
dengan pertanian dalam arti luas. Agribisnis yang merupakan suatu rangkaian
sistem usaha berbasis pertanain harus mendapat perhatian penuh untuk
mengembangkan sektor perekonomian, para pelaku usaha agribisnis harus mampu
mengelolanya seoptimal mungkin. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menerapkan
prinsip-prinsip manajemen yang mampu mengelola seluruh elemen dalam agribisnis
(input, proses produksi, pengelolaan, dan pemasaran) secara efektif dan
efisien. Dengan menerapkan konsep manajemen dengan tepat, dimungkinkan para
pelaku usaha dapat melakukan terobosan-terobosan yang inovatif dan kreatif,
tidak hanya berpijak dalam pengalaman tradisional sehingga dapat melakukan
diversifikasi produk yang lebih bermutu dan memiliki nilai jual yang lebih
tinggi (Muhammad Firdaus: 2008).
Semangka
merupakan tanaman buah berupa herba yang berasal dari daerah kering tropis dan
subtropis afrika, kemudian berkembang dengan pesat ke berbagai Negara seperti
Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia. Di Indonesia varietas yang cocok
dibudidayakan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu, semangka lokal dan semangka
hibrida. Batang semangka bulat dan lunak, berbulu sedikit berkayu, batangnya
merambat, panjangnya antara 3,5 meter, cabang-cabang lateral mirip cabang
utama, daunnya berbentuk caping, bertangkai panjang dan bentuknya bersebrangan,
bunga semangka berjenis kelamin satu berwarna kuniang berdiameter sekitar 2cm.
Buah semangka memiliki kandungan air yang tinggi sekitar 92% dan menjadikan
semangka pembersih tubuh yang sangat baik dan kaya akan kalium dan kalsium.
Warna merah pada buah semangka menandakan tingginya kadar likopen, salah satu
komponen kerotenoid seperti halnya betakaroten. Dibandingkan antioksidan
lainnya, seperti vitamin C dan E, kekuatan likopen dalam memerangi radikal
bebas jauh lebih ampuh (Moch Baga Kalie: 1993).
Di Indonesia,
usaha produksi benih semangka secara komersial sampai saat ini belum ada. Benih
semangka masih dihasilkan sendiri oleh para petani. Benih ini dipanen dari
pertanaman hasil penyerbukan massal di alam terbuka, dipilih tanaman yang
menghasilkan buah yang baik. Apabila cara demikian dilakukan secara
terus-menerus, maka kemurnian mutu benih tidak terjamin lagi. Benih akan
kehilangan identitas varietasnya (Moch Baga Kalie: 1993).
Menurut Kalie (1993) Pengembangan tanaman
semangka banyak diusahakan oleh para petani di pedesaan karena memiliki daya
tarik tersendiri, diantaranya :
1. Disukai
banyak orang walaupun nilai gizinya
rendah.
2. Tanaman
berasal dari daerah dataran rendah sampai pada ketinggian 100 meter diatas
permukaan laut.
3. Mampu
mendatangkan keuntungan bila dibudidayakan dengan baik.
4. Memperluas
lapangan pekerjaan.
Kabupaten Pandeglang
merupakan salah satu sentra produksi buah semangka di Provinsi Banten. Terdapat
beberapa Kecamatan di Kabupaten Pandeglang sebagai penghasil buah semangka,
diantaranya adalah Cibaliung, Cikeusik, Cigeulis, Panimbang, Munjul, Cimanuk,
Cipeucang, dan Karang Tanjung. Para petani buah semangka di Kabupaten
Pandeglang sendiri sudah mampu menjual buah semangka ke luar daerah. Terdapat
dua jenis semangka yang di tanam oleh petani di Kabupaten Pandeglang, yaitu
semangka biji dan semangka tanpa biji.
Pemilihan komoditi
semangka sebagai usahatani dengan memanfaatkan lahan sesudah panen rendengan
dan panen padi gadu di Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang adalah dengan
pola tanam yang tepat karena daerah tersebut mempunyai lingkungan yang cocok
untuk komoditi semangka. Produksi yang dihasilkan dapat memenuhi permintaan di
Kabupaten Pandeglang dan bahkan dapat mensuplai ke kota Serang.
Di kecamatan Panimbang
terdapat beberapa Desa yang merupakan penghasil buah semangka, diantaranya Desa
Mekarjaya, Desa Mekarsari, Desa Tanjung Jaya, dan Desa Gombong. Para petani
mulai menanam buah semangka pada bulan Juni, Karena pada bulan tersebut sudah memasuki
musim kemarau dan hal tersebut sesuai dengan syarat tumbuh dari tanaman
semangka. Buah semangka ditanam setelah panen padi yaitu dengan pola tanam padi
– semangka – padi.
Kabupaten
Pandeglang merupakan salah satu sentra produksi buah semangka di Provinsi
Banten dan salah satu daerah yang mempunyai
potensi untuk pengembangan usaha tani buah semangka, hal ini dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 1. Sebaran
Luas Panen dan Produksi Tanaman Semangka di Kabupaten Pandeglang Tahun
2008-2012
Kecamatan
|
Tahun
2008
|
Tahun
2009
|
Tahun
2010
|
Tahun
2011
|
Tahun
2012
|
|||||
Luas
Panen
(Ha)
|
Produksi
(ton)
|
Luas
Panen (Ha)
|
Produksi
(ton)
|
Luas
Panen (Ha)
|
Produksi
(ton)
|
Luas
Panen (Ha)
|
Produksi
(ton)
|
Luas
Panen (Ha)
|
Produksi
(ton)
|
|
Cibaliung
|
327
|
442,4
|
586
|
791,10
|
338
|
439
|
620
|
806
|
1.213
|
1.618,142
|
Cikeusik
|
303
|
401,8
|
48
|
63,36
|
246
|
295
|
103
|
134
|
158
|
211,246
|
Cigeulis
|
127
|
169,8
|
522
|
694,26
|
190
|
247
|
105
|
137
|
652
|
882,156
|
Panimbang
|
1.176
|
2.345,7
|
262
|
266,64
|
444
|
533
|
513
|
707
|
2.045
|
3.122,715
|
Munjul
|
191
|
254,8
|
13
|
17,29
|
17
|
20
|
7
|
9
|
16
|
21,52
|
Cimanuk
|
148
|
201,4
|
155
|
210,80
|
2
|
2
|
107
|
139
|
45
|
64,125
|
Cipeucang
|
1
|
0,13
|
3
|
3,99
|
35
|
42
|
6
|
8
|
9
|
13,032
|
Karang Tanjug
|
10
|
13,8
|
35
|
47,95
|
11
|
13
|
2
|
2
|
7
|
9,429
|
(Sumber: Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten
Pandeglang Tahun 2008-2012)
Bedasarkan tabel 1.
Dapat disimpulkan bahwa sebaran luas penen tanaman semangka di Kabupaten
Pandeglang terdapat beberapa kecamatan yang menjadi sentra produksi semangka
dimana salah satunya adalah Kecamatan Panimbang tiap tahun mengalami
peningkatan sebaran luas panen serta peningkatan produksi dari tahun 2008
sampai dengan tahun 2012.
Tabel 2. Luas
Panen Produktivitas dan Produksi Semangka di Kecamatan Panimbang Kabupaten
Pandeglang Tahun 2008 – 2012
Tahun
|
Luas
Panen
(Ha)
|
Produksi
(ton)
|
Produktivitas
(Ton/Ha)
|
2008
|
1.176
|
2.345,7
|
1,99
|
2009
|
262
|
266,64
|
1,32
|
2010
|
444
|
533
|
1,20
|
2011
|
513
|
707
|
1,38
|
2012
|
2,045
|
3.122,75
|
1,52
|
(Sumber
: Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Pandeglang Tahun 2008 – 2012)
Berdasarkan tabel 2.
Dapat disimpulkan bahwa luas panen pada tahun 2012 mengalami peningkatan,
tetapi tidak berpengaruh terhadap produktivitas. Pada tahun 2011 mengalami
peningkatan luas areal yang pesat dan peningkatan produktivitas.
Mengingat semangka
merupakan salah satu komoditas pertanian yang banyak dibutuhkan dalam kehidupan
sehari-hari, selain itu buah semangka mempunyai daya tarik tersendiri. Buahnya
banyak mengandung air, rasanya manis dan segar untuk dijadikan sebagai buah
meja dalam suatu hidangan makan, oleh karena itu volume kebutuhan akan buah
semangka terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk, maka budidaya
buah semangka adalah salah satu cara agar dapat memenuhi kebutuhan akan
semangka bagi masyarakat.
Panimbang adalah salah
satu Kecamatan di Kabupaten Pandeglang yang memberikan kontribusi semangka dan
sekaligus sentra produksi semangka di Kabupaten Pandeglang. Pada pemasaran buah
semangka petani hanya mengetahui sampai pada tingkat tengkulak saja,
selanjutnya petani tidak mengetahui kemana hasil produksi buah semangkanya di
pasarkan. alasan tersebut mendorong penulis untuk mengetahui arus buah semangka
serta saluran pemasaran buah semangka di Kecamatan Panimbang Kabupaten
Pandeglang.
1.2 Identifikasi Masalah
Bagaimanakah
analisis arus pemasaran buah semangka melalui:
1. Pemetaan
kuantitatif
2. Pemetaan
wilayah pasar
3. Pemetaan
harga
4. Pemetaan
lalu lintas
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk membatasi agar
permasalahan tidak terlalu melebar dan dalam pembahasan tidak terlalu
menyimpang dari pokok permasalahan yang tidak diterapkan, maka penulis
membatasi masalah pada kajian mengenai analisis arus pemasaran buah semangka
yang difokuskan pada kasus di sentra produksi buah semangka di Kecamatan
Panimbang.
1.4 Tujuan Penelitian
Untuk
menganalisis arus pemasaran buah semangka melalui:
1. Pemetaan
kuantitatif
2. Pemetaan
wilayah pasar
3. Pemetaan
harga
4. Pemetaan
lalu lintas
1.5 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi semua pihak yang
berkepentingan, antara lain :
1. Bagi
penulis, sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan yang berkenan dengan analisis
arus pemasaran buah semangka.
2. Bagi
akademisi, semoga dapat memberikan suatu pemikiran terutama bagi yang akan
melakukan penelitian lebih lanjut pada buah semangka.
3. Bagi
pembaca, agar dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan bahan rujukan untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut.
1.6 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika
penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB
I PENDAHULUAN
Pendahuluan menguraikan latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian serta sistematika penulisan.
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka
meliputi deskripsi analisis arus pemasaran, pemetaan kuantitatif, pemetaan
wilayah pasar, pemetaan harga, pemetaan lalu lintas, teori permintaan dan
penawaran, dan lembaga saluran pemasaran
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian
meliputi metode penelitian, teknik pengambilan responden dan pengumpulan data,
definisi operasional, teknik pengolahan dan analisis data, tempat dan waktu
penelitian.
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan
menjelaskan tentang keadaan umum tempat penelitian dan pembahasan.
BAB
V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dan saran menjelaskan
kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Pemasaran
Pemasaran mempunyai
peranaan yang sangat penting dalam dunia usaha, karena kegiatan pemasaran
merupakan fungsi pokok yang harus dilakukan perusahaan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, berkembang, dan memperoleh laba. Semua perusahaan
berusaha untuk memasarkan produk yang dihasilkannya untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. Umumnya pemasaran dipandang sebagai tugas untuk menciptakan,
memperkenalkan, dan menyerahkan produk kepada konsumen.
Pemasaran adalah suatu
proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan
dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang
bernilai satu sama lain (Philip Kotler: 2005). Pemasaran merupakan salah satu
kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh para pengusaha termasuk pengusaha tani
(agribusinessman) dalam usahanya
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk mendapatkan laba, dan untuk
berkembang (Muhammad Firdaus: 2008). Pemasaran adalah Suatu proses sosial yang
melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan indidvidu dan perusahaan
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan
pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran (Harper W: 2000).
Pemasaran merupakan kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan
memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran (Assauri Sofjan:
2004).
Konsep paling pokok
yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Dengan adanya perkembangan
jaman, kebutuhan berkembang menjadi suatu keinginan mengkonsumsi suatu produk
dengan ciri khas tertentu. Munculnya keinginan akan menciptakan permintaan
spesifik terhadap suatu jenis produk. Seseorang dalam menentukan keputusan
pembelian akan mempertimbangkan nilai dan kepuasan yang akan didapat dari
mengkonsumsi suatu produk. Apabila konsumen yakin akan nilai dan kepuasan yang
akan didapat, maka konsumen akan melakukan pertukaran dan transaksi jual beli
barang dan jasa. Banyak keputusan pemasaran yang harus dibuat sebelum produk
itu dihasilkan, sebagai contoh keputusan pemasaran tersebut dapat berupa produk
apa yang harus diproduksi, apakah produk itu harus dirancang, apakan perlu
dikemas, dan merek apa yang akan digunakan untuk produk itu. Keputusan mengenai
produk itu harus dikaitkan dengan sasaran pasar yang dituju. Demikian pula
mengenai tingkat harga jual yang direncanakan serta kegiatan iklan atau advertising dan personal selling, harus dilakukan jauh sebelum barang atau jasa
diproduksikan.
2.2
Teori Permintaan dan Penawaran
2.2.1
Teori Permintaan
Menganalisis mengenai
permintaan yang perlu disadari perbedaan permintaan dengan jumlah barang yang
diminta. Ahli ekonomi mengatakan bahwa permintaan menggambarkan keadaan
keseluruhan antara harga dan jumlah permintaan. Sedangkan jumlah barang yang
diminta dimaksudkan sebagai banyaknya permintaan pada suatu tingkat harga
tertentu. Jadi permintaan merupakan keinginan konsumen untuk membeli suatu
barang pada tingkat harga selama periode waktu tertentu. faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan antara lain harga barang itu sendiri, harga barang lain
yang terkait, tingkat pendapatan per kapita, selera atau kebiasaan, jumlah
penduduk, perkiraan harga di masa mendatang, distribusi pendapatan, dan
usaha-usaha produsen meningkatkan pendapatan (Muhammad Firdaus: 2008).
Permintaan dapat
didefinisikan sebagai jumlah suatu barang yang akan dibeli oleh konsumen pada
kondisi, waktu dan harga tertentu. Karena pembelian-pembelian pada suatu jangka
perubahan menurut harga, maka sesungguhnya kita tidak mendapatkan suatu jumlah,
tetapi suatu urutan jumlah-jumlah tertentu berhubungan dengan perbedaan harga
yang mungkin terjadi. Urutan dari jumlah-jumlah ini menyusun atau membentuk
suatu Demand Schedule, atau suatu
daftar dari jumlah-jumlah yang akan dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat
harga. Permintaan menunjukan berapa banyak suatu barang akan dibeli oleh
individu atau sejumlah individu pada berbagai harga, dengan menganggap bahwa
ada hubungan berlawanan arah antara jumlah yang diminta dengan harga. Ini
berarti, jika harga lebih tinggi maka jumlah barang yang akan dibeli lebih
kecil dan jika harga lebih rendah maka jumlah yang akan dibeli akan besar
(Saefudin dan Hanafiah: 2006). Bagi kebanyakan orang, apabila harga suatu
barang tinggi dan tidak terjangkau oleh daya belinya, maka mereka akan berusaha
membeli barang pengganti (substitute) yang lebih rendah harganya, dan apabila
harga barang tersebut turun maka lebih banyak orang membeli barang itu
(Saefudin dan Hanafiah: 2006).
2.2.2
Teori Penawaran
Penawaran (supply) berarti jumlah barang yang
tersedia untuk dijual pada tingkat harga pada suatu waktu tertentu dan pada
tempat tertentu (Saefudin dan Hanafiah: 2006). Hukum penawaran adalah suatu
pernyataan yang menjelaskan tentang sifat hubungan antara harga suatu barang dan
jumlah barang tersebut yang ditawarkan para penjual. Dalam hukum ini dinyatakan
bagaimana keinginan para penjual untuk menawarkan barangnya apabila harganya
tinggi dan bagaimana pula keinginan untuk menawarkan barangnya tersebut apabila
harganya rendah. Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan bahwa makin tinggi
harga suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut dan ditawarkan oleh
para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang semakin sedikit
jumlah barang tersebut yang akan di tawarkan (Sadono Sukirno: 2009). Dalam
analisis ekonomi, jumlah barang yang ditawarkan berarti jumlah barang yang
ditawarkan pada tingkat harga tertentu.
Sedangkan penawaran berarti keseluruhan dari kurva penawaran. Faktor-faktor
yang menentukan tingkat penawaran adalah harga barang itu sendiri, harga barang
lain yang terkait, harga faktor produksi, biaya produksi, teknologi produksi,
jumlah pedagang atau penjual, tujuan perusahaan, dan kebijakan pemerintah
(Muhammad Firdaus: 2008).
2.3
Analisis Arus Pemasaran
Analisis arus pemasaran
adalah tindakan atau kegiatan yang berhubungan dengan bergeraknya barang-barang
dan jasa dari produsen sampai ke konsumen. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu
dilaksanakan kegiatan-kegiatan tataniaga yang dibangun berdasarkan arus barang
yang meliputi proses pengumpulan (konsentrasi), proses pengimbangan
(equalisasi), dan proses penyebaran (dispersi). Proses konsentrasi merupakan
tahap pertama dari arus barang. Barang-barang yang dihasilkan dalam jumlah
kecil dikumpulkan menjadi jumlah lebih besar, agar dapat disalurkan ke
pasar-pasar eceran secara lebih efisien. Equalisasi merupakan proses tahap
kedua dari arus barang, terjadi antara proses konsentrasi dan proses dispersi.
Proses equalisasi ini merupakan tindakan-tindakan penyesuaian permintaan dan
penawaran, berdasarkan tempat, waktu, jumlah dan kualitas. Dispersi merupakan
tahap akhir dari arus barang, dimana barang-barang yang telah terkumpul
disebarkan ke arah konsumen atau pihak yang menggunakannya. Analisis arus
pemasaran dapat diketahui melalui pemetaan. Dimana analisis arus barang ini
mencakup semua hal mengenai pemetaan, yaitu pemetaan kuantitatif, pemetaan
wilayah pasar, pemetaan harga dan pemetaan lalu lintas (Saefudin dan Hanafiah:
2006).
2.3.1
Pemetaan Kuantitatif
Pemetaan kuantitatif
merupakan pemetaan yang bertujuan untuk mengetahui jumlah barang niaga yang
telah diproduksi oleh produsen/petani dari masing-masing daerah. Hasil dari
kegiatan produksi adalah barang atau jasa, barang inilah yang akan dijual untuk
memperoleh kembali biaya yang dikeluarkan. Jika hasil penjualan barang atau
jasa lebih besar dari biaya yang dikeluarkan maka produsen tersebut memperoleh
keuntungan dan sebaliknya jika jumlah hasil penjualan barang atau jasa lebih
kecil dari jumlah biaya yang dikeluarkan maka perusahaan tersebut akan
mengalami kerugian. Dengan demikian dalam menghasilkan barang produsen
menggabungkan beberapa faktor produksi untuk mencapai tujuan yaitu keuntungan
(Saefudin dan Hanafiah: 2006).
Memproduksi suatu
barang mempunyai peranan penting dalam setiap usaha karena dapat menentukan
tersedianya banyak atau tidaknya pasokan suatu barang dalam setiap usaha
tersebut. Apabila stok barang habis bisa menghambat proses penjualan dalam
pasar. Hal tersebut dapat merugikan pedagang dan konsumen. Dikatakan rugi bagi
pedagang karena mereka tidak dapat menjual barangnya karena stok barang dari
produsen tersebut habis, oleh karena itu pedagang kehilangan kesempatan untuk
meraih keuntungan seperti biasanya. Sedangkan konsumen dikatakan rugi karena sebagian
pelanggan yang sudah cocok dengan barang yang sering mereka beli, apabila
barang yang biasanya dibeli ternyata habis. Hal ini sangat dirugikan oleh pihak
produsen karena pembeli bisa saja berpindah untuk membeli barang ditempat lain.
Pemetaan kuantitatif
ini diperlukan data yang diperoleh memalui survai. Survai dilakukan untuk
mengetahui jumlah produk yang dihasilkan, produk hasil panen permusim pada
sekali tanam, dimana produk itu dijual pada pasar tertentu. Data tersebut dapat
diperoleh dari produsen atau petani.
2.3.2
Pemetaan Wilayah Pasar
Pasar dapat diartikan
sebagai suatu tempat bertemunya penjual dan pembeli. Dalam ilmu ekonomi yang
dimaksud pasar yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk melakukan transaksi jual beli (Mimin: 2010).
Kagiatan pemasaran melibatkan proses pengumpulan produk dari desa-desa dimana
barang niaga tersebut dihasilkan untuk dijual ke pasar lokal, kemudian di pasar
yang lebih luas dan selanjutnya menuju ke pusat pasar konsumen utama. Dari
pusat pasar ini barang niaga didistribusikan ke daerah-daerah dan masyarakat
sekitar. Langkah pertama yang dapat memberikan gambaran struktur geografis
dalam pemasaran suatu barang niaga adalah pembuatan peta baik untuk tingkat
pasar lokal, pasar yang lebih luas, atau pusat-pusat pasar yang kesemuanya
dapat digambarkan secara jelas mengenai batas-batas geografisnya (misalnya
dengan garis-garis). Dengan demikian secara ideal, suatu wilayah dapat
dibagi-bagi kedalam struktur geografis yang menunjukan luas areal suplai pasar
untuk semua ukuran barang niaga (Saefudin dan Hanafiah: 2006).
Kegiatan pemetaan
wilayah pasar memberikan gambaran pemetaan suatu barang yang akan dijual dengan
tujuan pedagang besar, pedagang pengecer (pasar umum, pasar swalayan,
supermarket) maupun dijual sendiri oleh produsen/petani. Dengan demikian akan
terlihat alur-alur wilayah pasar pemasaran suatu barang yang telah diproduksi
oleh produsen/petani pada masing-masing daerah. Menentukan sasaran pasar
produsen terlebih dahulu harus melakukan segmentasi pasar dengan mengelompokkan
konsumen kedalam kelompok sasarannya, sehingga akan terlihat daerah-daerah mana
saja yang dapat ditembus dari segi suplai barang yang telah diproduksinya. Hal
ini tentu saja memberikan keuntungan lebih bagi produsen, apabila tepat dalam
penentuan suatu wilayah pasar sehingga barang niaga tersebut akan cepat habis
terjual. Misalnya sasaran pasar lebih tepat pada pasar modern yaitu supermarket
dibanding dengan pasar tradisional. Dalam kaitannya dengan peningkatan kinerja
pemasaran maka sangatlah diperhatikan dalam aspek kualitas barang, kontinuitas
dan net working guna menunjang
perluasan pasar tersebut.
2.3.3
Pemetaan Harga
Harga merupakan suatu
hal yang penting dan menarik bagi para penjual maupun bagi para pembeli di
pasar (Saefudin dan Hanafiah: 2006). Dalam bauran pemasaran harga merupakan
salah satu faktor penting yang mempengaruhi pemasaran suatu produk. Tinggi
rendahnya harga selalu mejadi perhatian utama para konsumen saat mereka mencari
suatu produk. Sehingga harga yang ditawarkan menjadi bahan pertimbangan khusus,
sebelum mereka memutuskan untuk membeli barang maupun menggunakan suatu jasa.
Pemetaan harga
merupakan harga jual barang niaga dari produsen/petani yang kemudian dijabarkan
diatas suatu peta untuk mengetahui struktur harga geografis pada masng-masing
daerah. Menurut Saefudin dan Hanafiah (2006), situasi harga yang terjadi dapat
pula dipetakan. Data harga dari pasar-pasar yang berbeda dan harga yang
diterima oleh petani untuk setiap barang niaga yang dijual di desa-desa dapat
dijelaskan diatas suatu peta untuk menunjukan struktur harga geografis.
Struktur harga geografis pada masing-masing daerah dapat dipetakan guna
mengetahui situasi harga pada pihak yang terlibat yaitu produsen, tengkulak,
pedagang besar, agen/distributor, pedagang antar kota, pedagang pengecer, dan
sebagainya. Dengan adanya pemetaan harga, setiap barang niaga yang dijual dapat
dijelaskan diatas suatu peta untuk menunjukan struktur harga geografis serta
membantu memberi pengertian dan wawasan yang lebih baik dari sistem pemasaran.
2.3.4
Pemetaan Lalu Lintas
Kegiatan
pendistribusian barang niaga dari produsen ke pasar tentunya tidak luput dari
adanya kegiatan transportasi. Transportasi dalam kegiatan pengiriman barang
merupakan penyelenggara segala usaha niaga yang mencakup dalam
pengiriman/pengangkutan barang dari tempat pengolahan/budidaya sampai ketempat
penjualan/pasar. Sistem transportasi yang baik sangatlah diperlukan oleh semua
perusahaan guna memperlancar kagiatan dalam pengiriman barang ke tempat tujuan.
Pemetaan lalu lintas merupakan pemetaan suatu pengiriman/pengangkutan barang
niaga dari tempat kegiatan produksi hingga sampai ke tempat penjualan/pasar.
Pemetaan ini meliputi arus masuk keluarnya suatu kendaraan yang digunakan dalam
proses pengiriman barang sehingga dapat dilihat apakah pengiriman tersebut
menggunakan alat transportasi sepeda motor, mobil, truk, kereta api, atau alat
transportasi lainnya.
Transportasi yang
digunakan dalam pengiriman barang sangat berpengaruh terhadap efisiensi dan
efektifitas dalam suatu pengiriman barang. Survai jaringan lalu lintas memberi
keterangn lain yang dapat digunakan di atas peta, yang menunjukan struktur
geografis dari sistem pemasaran. Dalam hal ini perlu diteliti semua jalur dan
gerak arus keluar-masuknya barang niaga pada pasar tersebut. Semua jenis lalu
lintas pun harus dicatat dan diteliti. Sebetulnya biaya pengiriman-pengiriman
kecil yang banyak jumlahnya itu dapat ditekan dengan cara mengadakan kerjasama dalam
bentuk penggabungan volume barang yang dikirim, sehingga menjadi lebih besar.
Hal ini menunjuakn bahwa dengan adanya kekurangan dalam bidang oganisasi
pemasaran, diperlukan penghimpunan secara lokal atau organisasi kerjasama untuk
menghimpun pengiriman barang niaga (Saefudin dan Hanafiah: 2006).
2.4
Lembaga dan Saluran Pemasaran
2.4.1
Lembaga Pemasaran
Lembaga pemasaran merupakan badan-badan yang
menyelenggarakan kegiatan dengan nama barang-barang bergerak dari pihak
produsen ke pihak konsumen. Sebagian besar produsen menggunakan perantara
pemasaran untuk memasarkan produknya, mereka mencoba dan membangun suatu
saluran distribusi. Saluran distribusi adalah seperangkat atau sekelompok
organisasi yang saling tergantug yang terlibat dalam proses yang memungkinkan
suatu produk atau jasa tersedia bagi penggunaan atau konsumsi oleh konsumen.
Banyaknya produsen tidak memiliki cukup sumberdaya keuangan untuk melakukan
pemasaran langsung. Pemasaran langsung mengharuskan banyak produsen menjadi
perantara bagi produk produsen lain untuk mencapai penghematan distribusi
massal. Produsen yang mampu mendistribusikan
saluran mereka sendiri seringkali memperoleh hasil yang lebih besar dengan
meningkatnya investasi mereka dalam bisnis utamanya. Pengguanaan pedagang perantara
sangat memantapkan efisiensi mereka yang superior dalam membuat tersedianya
barang secara luas dan terjangkau oleh pasaran sasaran, melalui hubungan,
pengalaman dan spesialisasi dan skala operasinya. Perantara pemasaran
memberikan kepada perusahaan lebih banyak dibanding yang dapat dicapai oleh
perusahaan dari usahanya sendiri (Muhammad Firdaus: 2008).
1. Produsen
Sebagai Penjual
Produsen
adalah mereka yang tugas utamanya menghasilkan barang-barang, karenanya tugas
utama produsen adalah menghasilkan barang yang bermutu/berkualitas tinggi untuk
dipasarkan. Untuk ini petani harus memperhitungkan permintaan pasar secara
lebih cermat. Disamping menghasilkan produksi, mereka seringkali aktif
melaksanakan beberapa fungsi pemasaran tertentu untuk menyalurkan hasil
produksinya kepada konsumen. Bagi usaha pertanian, keuntungan merupakan sasaran
yang hendak dicapai petani (Saefudin dan Hanafiah: 2006).
2. Pedagang
Perantara
Badan-badan
yang berusaha dalam bidang tataniaga, menggerakkan barang dari produsen sampai
konsumen melalui jual-beli, dikenal sebagai pedagang perantara (middleman, intermediary). Badan-badan
ini dapat berbentuk perseorangan, perserikatan ataupun perseroan. Berdasarkan
pemilikan atas barang dagangan, mereka ini dapat dibagi kedalam dua kelompok
yaitu kelompok yang memiliki barang dagangan. Kelompok yang memiliki barang
dagangan adalah mereka yang membeli dan menjual dengan maksud memperoleh laba
dan keharusan memikul resiko. Kelompok yang tidak memiliki barang-barang
dagangan adalah mereka yang hanya melakukan beberapa fungsi tataniaga tertentu
dengan memperoleh upah sebagai balas jasa atas pelaksanaan fungsi tersebut
(Saefudin dan Hanafiah: 2006).
3. Pedagang
Besar
Pedagang
besar (grosir atau wholesaler) ini
memperdagangkan barang dalam jumlah lebih besar. Pedagang ini aktif di
pasar-pasar pusat dan memperoleh barang dari pedagang pengumpul lokal
(tengkulak). Pedagang besar ini sering pula mendatangi pasar pelelangan di
daerah produksi untuk membeli barang dan kerap kali juga membeli barang secara
langsung dari produsen. Kemudian barang dagangan itu dijual dalam jumlah lebih
kecil kepada pedagang eceran. Selain tugas utamanya melayani permintaan
pedagang eceran, wholesaler menjual
pula barangnya kepada hotel, restauran, supermarket atau lembaga lainnya
(Saefudin dan Hanafiah: 2006).
4. Pedagang
Eceran
Lembaga pengecer
adalah pedagang perantara yang menjual barang-barang dalam jumlah kecil secara
langsung kepada para konsumen akhir. Biasanya lembaga ini menerima barang dari wholesaler dan terkadang dari pedagang
pengumpul lokal (tengkulak) atau produsen. Pedagang eceran ini dapat dibagi
dalam dua golongan yaitu golongan yang tidak memiliki toko dan golongan yang
memiliki toko (Saefudin dan Hanafiah: 2006).
2.4.2
Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran
menjalankan pekerjaan memindahkan barang dari produsen kepada konsumen. Anggota
saluran pemasaran menjalankan beberapa fungsi pokok diantaranya adalah
informasi, hubungan, pemadanan, perundingan, distribusi fisik, pembiayaan dan
pengambilan resiko (Kotler: 1992). Saluran distribusi dapat dijelaskan menurut
jumlah tingkat salurannya. Masing-masing middleman
yang melaksanakan pekerjaan tertentu dalam membawa produk dan pemilikannya
semakin mendekat pada pembeli akhir dan membentuk tingkat saluran. Karena
produsen dan konsumen akhir kedua-duanya melaksanakan pekerjaan tertentu,
mereka adalah bagian dari setiap saluran.
Saluran tingkat 1
disebut saluran pemasaran langsung, tidak mempunyai perantara, tetapi terdiri
dari produsen yang menjual secara langsung kepada konsumen. Saluran 2 mempunyai
satu tingkat pedagang, dalam pasar konsumen secara optimal bentuk ini adalah
pengecer. Saluran 3 mempunyai dua tingkat pedagang perantara, dalam pasar
konsumen bentuk ini secara tipikal adalah grosir (pedagang borongan) dan
pengecer. Saluran ini sering kali digunakan oleh produsen kecil barang-barang
makanan, obat-obatan, barang-barang besi dan produk-produk lainnya. Saluran 4
mempunyai tiga tingkat pedagang perantara. Sebagai contoh jobber membeli dari grosir dan menjualnya kepada pengecer yang
lebih kecil, yang dari pada umumnya tidak dilayani oleh pedagang perantara
besar. Saluran distribusi dengan tingkat yang lebih banyak kadang-kadang juga
ditemukan, tetapi tidak begitu sering. Dari sudut pandang produsen, makin
banyak jumlah tingkat saluran makin kecil pengendalian produsen, dan makin
banyak tingkat makin kompleks salurannya (Kotler: 1992).
2.5
Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai
pemetaan pemasaran telah beberapa kali dilakukan, ada beberapa macam objek
penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, yaitu pemetaan pemasaran
tikar pandan, pemetaan pemasaran gula aren dan pemetaan pemasaran buah melon.
Sampai sekarang belum ada peneliti yang mengambil judul pemetaan pemasaran buah
semangka. Berikut ini adalah beberapa penelitian yang sudah dilakukan,
diantaranya :
1. Penelitian
Anih (2008) dengan judul “Pemetaan Pemasaran Tikar Pandan (Suatu Kasus di
Kecamatan Cirinten Kabupaten Lebak)”. Hasil penelitian ini adalah ; (1)
Pemetaan harga menjelaskan bahwa tikar pandan di Desa Cirinten dan Desa
Nanggerang rata-rata sebesar Rp. 50.000/lembar, Sedangkan di Desa Datarcae dan
Desa Karangnunggal untuk tingkat pengrajin rata-rata sebesar Rp. 40.000/lembar,
harga tengkulak Rp. 60.000/lembar, dan untuk harga pedagang pengecer Rp.
75.000/lembar. (2) Pemetaan wilayah pasar menjelaskan bahwa di Desa Cirinten
dan Desa Nanggerang pengrajin menjual tikar pendan hanya ke pasar tingkat Desa
saja, yaitu Pasar Cirinten dan Pasar Karoya. (3) Pemetaan lalu lintas
menjelaskan bahwa alat transportasi yang digunakan oleh pengrajin maupun
tengkulak pada umumnya rata-rata menggunakan kendaraan roda dua atau sepeda
motor.
2. Penelitian
Sinta Putri Permadi (2013) dengan judul: “Pemetaan Pemasaran Gula Aren di
Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta Jawa Barat”. Hasil penelitian ini
adalah ; (1) Pemetaan kuantitatif gula aren di Kecamatan Wanayasa dengan jumlah
rata-rata perharinya adalah 7,84 kg (2) Harga jual rata-rata gula aren di
Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta pada tingkat perajin Rp. 13.000,- pada
tingkat pedagang pengumpul Rp. 16.000,- selanjutnya pada tingkat pedagang
besar/grosir Rp.17.000,- dan yang terakhir pada tingkat pengecer Rp. 19.000,- .
(3) Pemetaan wilayah pasar untuk gula aren di Kecamatan Wanayasa meliputi pasar
daerah yaitu pasar tingkat Desa diantaranya, Desa Taringgul, pasar tigkat
Kecamatan yaitu Pasar Wanayasa, dan Rumah Sakit Holistik. (4) Pemetaan lalu
lintas gula aren di Kecamatan Wanayasa yang digunakan dalam pengiriman gula
aren yaitu dengan berjalan kaki, kedaraan roda empat (mobil angkutan umum).
3. Penelitian
Imam Aris Santoso (2013) dengan judul: “Pemetaan Pemasaran Buah Melon (Suatu
Kasus di Sentra Produksi Buah Melon di Kota Cilegon Provinsi Banten)”. Hasil
penelitian ini adalah; (1) Pemetaan kuantitatif buah melon tertinggi terdapat
pada kelompok tani perintis Kecamatan Pulomerak dengan luas tanam 1 Ha,
produksi 95 Kw, dan produktifitas 95 Kw/Ha. (2) pemetaan wilayah pasar wilayah
pasar buah melon di Kota Cilegon meliputi pasar daerah dan pasar luar daerah.
Pasar daerah meliputi Pasar Baru Merak dan Pasar Kranggot Cilegon. Sedangkan
untuk pasar luar daerah meliputi PT. Sewu Segar Nusantara Tangerang, koperasi
Serang, Pasar Rau Serang, Pasar Ciruas Serang dan Pasar Hari Buah Jakarta. (3)
pemetaan harga buah melon penjualan pada bulan Juli-Desember tahun 2012 dengan
harga melon grade A = Rp.6000/kg, melon
grade B = Rp.5000/kg, dan melon grade C = Rp.3200/kg. (4) pemetaan lalu
lintas buah melon yang digunakan dalam pengiriman yaitu dengan mobil box, mobil
angkot, gerobak dikarenakan lokasi kelompok tani berdekatan dengan pasar, dan sepeda
motor.
2.6
Kerangka Pemikiran
Buah semangka merupakan
salah satu buah yang dibudidayakan oleh petani di Kecamatan Panimbang. Karena
di Kecamatan tersebut berpotensi untuk menanam buah semangka, hasilnya pun
dapat dikatakan cukup memuaskan. Pemasaran merupakan hal penting dalam
pendistribusian buah semangka sehingga dapat sampai pada tangan konsumen. Dalam
pemasaran buah semangka tidak lepas dari saluran dan lembaga pemasaran, hal ini
dapat mempermudah hasil panen dari produsen hingga sampai ke konsumen. Lembaga
pemasaran termasuk dalam golongan produsen, tengkulak, pedagang besar dan
pedagang pegecer.
Dalam kegiatan analisis
arus pemasaran meliputi pemetaan kuantitatif yang memberikan gambaran mengenai
seberapa banyak daerah tersebut dalam memproduksi buah semangka pada setiap
musimnya, memproduksi suatu barang mempunyai peranan penting dalam setiap
usaha. Hal tersebut tidak luput dengan adanya permintaan suatu pasar yang ada.
Karena permintaan tersebut merupakan salah satu faktor yang mendorong
produsen/petani untuk memproduksi buah semangka. Lain tempat dan lain produsen
pun tidak akan sama dalam produksinya.
Pemetaan wilayah pasar
yang dimana dapat memperoleh penggambaran wilayah pemasaran secara geografis
dari barang niaga yang dikirim ke tempat penjual/pasar, sehingga akan terlihat
alur-alur barang yang didistribusikan mulai dari tengkulak sampai pedagang
besar maupun pedagang pengecer (pasar tradisional, mall, dan supermarket) yang
berada di pasar daerah maupun luar daerah sehingga barang tersebut sampai ke
tangan konsumen.
Pemetaan harga yang
dimana guna mengetahui struktur harga geografis, banyak faktor yang dapat
mempengaruhi perubahan terhadap harga itu sendiri sehingga harga dapat
berfluktuatif. faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga tersebut misalnya
produk pertanian yang besifat musiman, faktor cuaca, panen raya dalam jumlah
besar, transportasi dan lain sebagainya.
Pemetaan lalu lintas
merupakan gambaran mengenai jalannya pengiriman suatu barang yang akan dikirim
dari produsen/petani sampai ke tempat penjualan/pasar yang meliputi arus masuk
keluarnya suatu kendaraan yang digunakan dalam proses pengiriman, sehingga
dapat dilihat apakah pengiriman tersebut menggunakan kendaraan sepeda motor,
mobil, atau alat transportasi lainnya. Untuk lebih jelasnya mengenai kerangka
pemikiran dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan penetapan
lokasi penelitian secara sengaja (purposive)
yaitu di Kecamatan Panimbang, dengan alasan bahwa Kecamatan Panimbang merupakan
salah satu sentra produksi buah semangka. Penelitian ini menggunakan pendekatan
deskriptif, sehingga mampu memberikan gambaran dan penjelasan mengenai masalah
yang terjadi selanjutnya.
3.2 Teknik Pengambilan Responden dan
Pengumpulan Data
3.2.1
Teknik
Pengambilan Responden
Pengambilan
responden dilakukan dengan mengambil sensus atau populasi yang merupakan
keseluruhan subjek penelitian. Subjek penelitiannya dilakukan terhadap sejumlah
kelompok tani buah semangka yaitu sebanyak 10 kelompok tani yang tersebar di
Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang. Penentuan responden dalam penelitian
ini adalah ketua kelompok tani. Dengan alasan ketua kelompok tani lebih banyak
mengetahui tentang kegiatan usahatani dan pasca panen buah semangka.
Selanjutnya pengambilan responden dilakukan dengan menggunakan metode snowball sampling yaitu dengan responden
4 pedagang besar, 4 pedagang tengkulak, dan 18 pedagang pengecer hal tersebut
berdasarkan informasi dari petani buah semangka di Kecamatan Panimbang.
3.2.2
Teknik
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan petani buah
semangka dengan menggunakan kuisioner dan observasi langsung di lapangan yang
berada di Kecamatan Panimbang. Data primer diperoleh melalui :
1. Wawancara
atau interview merupakan metode pengumpulan data dengan bertanya secara
langsung kepada responden (Muhammad Teguh: 2005). Wawacara adalah sebuah dialog
yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara
(Suharsimi Arikunto: 2002).
2. Kuisioner
merupakan seperangkat daftar yang memberikan serangkaian pernyataan-pernyataan
yang dibuat oleh peneliti untuk diajukan kepada responden guna mendapatkan
pendapat, ataupun data yang diketahui responden sehubungan dengan pernyataan
dan pertanyaan yang diajukan (Muhammad Teguh: 2005). Kuisioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi
Arikunto: 2002).
3. Observasi
atau pengamatan merupakan salah satu teknik pengumpulan data/fakta yang cukup
efektif untuk mempelajari suatu sistem (Muhammad Teguh: 2005). Observasi atau
disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap
sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Suharsimi Arikunto: 2002).
Data sekunder merupakan
jenis data yang diperoleh dan digali melalui hasil pengolahan pihak kedua dari
hasil penelitian lapangannya (Muhammad Teguh: 2005). Data sekunder ini dapat
diperoleh dari berbagai sumber, seperti Dinas Pertanian, Badan Pusat Statistik,
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil,
dan lembaga-lembaga lainnya yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Data
sekunder berfungsi sebagai data pendukung yang memberikan gambaran bagi data primer
yang diperoleh.
3.3 Definisi Operasional
Untuk menghindari
kesalahan pengertian dalam penelitian ini, maka dijelaskan batasan operasional
sebagai berikut:
1. Semangka
merupakan tanaman buah berupa herba yang berasal dari daerah kering tropis dan
subtropis Afrika. Semangka yang di budidayakan di Kecamatan Panimbang adalah
varietas semangka hibrida.
2. Verietas
hibrida merupakan benih hasil persilangan antara dua varietas tanaman sejenis
yang berbeda sifat induknya untuk didapatkan sifat unggul dari masing-masing
induknya.
3. Pemasaran
merupakan suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan
bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
4. Teori
permintaan merupakan jumlah suatu barang yang akan dibeli oleh konsumen pada
kondisi, waktu dan harga tertentu.
5. Teori
penawaran marupakan jumlah barang yang tersedia untuk dijual pada berbagai
tingkat harga suatu waktu tertentu dan pada waktu tertentu.
6. Analisis
arus pemasaran buah semangka mencakup semua hal mengenai pemetaan, mulai dari
pemetaan kuantitatif, pemetaan wilayah pasar, pemetaan harga dan pemetaan lalu
lintas
7. Pemetaan
kuantitatif merupakan pemetaan yang bertujuan untuk mengetahui jumlah barang
niaga yang telah diproduksi oleh produsen/petani dari mesing-masing daerah.
8. Pemetaan
wilayah pasar merupakan gambaran pemetaan suatu barang yang dimana dijual
dengan tujuan pedagang besar, pedagang pengecer (pasar umum, pasar swalayan,
supermarket) maupun dijual sendiri oleh produsen/petani.
9. Pemetaan
harga merupakan harga jual barang niaga dari produsen/petani yang kemudian
dijabarkan di atas suatu peta untuk mengetahui struktur harga geografis pada
masing-masing daerah.
10. Pemetaan
lalu lintas merupakan pemetaan suatu pengiriman/pengangkutan barang niaga dari
tempat kegiatan produksi harga sampai ke tempat penjualan/pasar.
11. Lembaga
pemasaran merupakan badan-badan yang menyelenggarakan kegiatan dengan nama
barang-barang bergerak dari pihak produsen ke pihak konsumen.
12. Petani
adalah orang yang bercocok tanam dari lahan pertaniannya dengan tujuan untuk
memperoleh kehidupan dari kegiatan itu.
3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Data
yang telah diperoleh dari lapangan dan studi pustaka kemudian dianalisis
menggunakan metode analisis deskriptif dimana metode tersebut digunakan untuk
menganalisa data yang telah terkumpul sebagaimana adanya, antara lain
menyajikan data melalui tabel, grafik dan lain-lain. Untuk mengetahui analisis
arus pemasaran buah semangka di Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang
menggunakan tabulasi yang kemudian dibahas secara deskriptif.
3.4.1
Analisis
Arus Barang
Analisis
ini digunakan untuk mengetahui pemetaan
kuantitatif, pemetaan wilayah pasar, pemetaan harga, serta pemetaan lalu lintas
buah semangka di Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang.
Pemetaan
kuantitatif yaitu gambaran mengenai seberapa banyak Kecamatan Panimbang dalam
memproduksi buah semangka. Hal tersebut tidak luput dari adanya permintaan dari
suatu pasar. Karena, permintaan tersebut merupakan salah satu faktor yang
mendorong produsen untuk memproduksi buah semangka.
Pemetaan
harga untuk mengetahui struktur harga buah semangka, banyak faktor yang
mempengaruhi perubahan terhadap harga, yaitu bahan baku, faktor cuaca,
transportasi dan lain sebagainya.
Pemetaan
wilayah pasar yaitu menggambarkan wilayah pemasaran buah semangka yang dikirim
ke tempat penjualan/pasar, sehingga akan terlihat alur-alur barang yang
didistribusikan mulai dari pengusaha sampai pedagang besar maupun pedagang
pengecer yang berada di pasar daerah maupun di luar daerah hingga tersebar
sampai ke tangan konsumen.
Pemetaan
lalu lintas yaitu gambaran jalannya pegiriman buah semangka dari produsen
sampai ke tempat penjualan/pasar yaitu meliputi arus masuk keluarnya suatu
kendaraan yang digunakan dalam proses pengiriman buah semangka, sehingga dapat
dilihat kendaraan apa yang digunakan dalam pengiriman tersebut, misalnya saja
sepeda motor, mobil, atau alat transportasi lainnya.
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dan
dilakukan di Kecamatan Panimbang
Kabupaten Pandeglang Provinsi
Banten
selama satu bulan yaitu pada bulan mei-juni 2014. Dengan tahapan sebagai berikut:
Tahap
I : Penulisan proposal
penelitian (Maret 2014)
Tahap
II : Bimbingan usulan penelitian
(Maret-Mei 2014)
Tahap
III : Seminar Usulan penelitian
(Mei 2014)
Tahap
IV : Seminar Kolokium (Juli 2014)
Tahap
V : Sidang Komprehensip (Agustus
2014)
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Keadaan Umum Daerah Penelitian
4.1.1 Keadaan Geografis dan Letak
Administratif
Penelitian ini
dilakukan di Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Wilayah
Kecamatan Panimbang secara geografis terletak pada 06029’00’’ - 06036’00’’
Lintang Selatan dan 105038’00’’ – 105050’00’’ Bujur Timur.
Dengan luas wilayah 97,75 km2 atau sebesar 3,56% dari luas Kabupaten
Pandeglang. Kecamatan Panimbang berjarak 60 km dari ibukota Kabupaten
Pandeglang dan memiliki batas administrasi, sebagai berikut :
Utara :
Kecamatan Sukaresmi
Selatan :
Kecamatan Cigeulis
Barat :
Selat Sunda
Timur :
Kecamatan Sobang
Kecamatan Panimbang
secara administrasi terdiri dari 6 desa, 70 rukun warga (RW) dan 230 rukun
tetangga (RT). Desa Mekarjaya merupakan desa terkecil dengan luas 6,06 km2,
sedangkan desa Tanjungjaya merupakan desa terbesar dengan luas 33,0 km2.
Bentuk topografi
wilayah Kecamatan Panimbang pada umumnya merupakan dataran dengan ketinggian
rata-rata dibawah 500 m diatas permukaan laut (dpl). Suhu udara minimum dan
maksimum yang terjadi di wilayah Kecamatan Panimbang pada umumnya berkisar
antara 32,50C – 38,90C dengan suhu udara rata-rata 34,70C.
Berdasarkan alat ukur curah hujan BPSDA Ciliman, banyaknya curah hujan pada
tahun 2012 berkisar antara 371mm – 789mm. Hujan terjadi pada bulan januari –
maret dan September – desember, dimana setiap bulannya berkisar antara 12
sampai dengan 23 hari dan secara rata-rata sebanyak 10 hari perbulannya.
4.1.2
Jenis Tanah dan Iklim
Kecamatan
Panimbang memiliki aneka macam jenis tanah yaitu :
-
Alluvial kelabu 55%
-
Latosol 25%
-
Andosol 10%
-
Lain-lain 10%
Tipe iklim di Kecamatan
Panimbang termasuk tipe C2 (Oldeman 1971) dengan bulan basah 6 sampai 8 bulan
dan bulan kering antara 4 sampai 6 bulan dan suhu rata-rata 24,70C,
kelembapan udara berkisar 70% dengan penyinaran matahari 85% pertahun.
4.1.3
Curah Hujan
Rata-rata curah hujan
dan hari hujan di kecamatan panimbang dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rata-rata
Curah Hujan dan Hari Hujan di Kecamatan Panimbang Tahun 2012
Bulan
|
Jumlah
Curah Hujan
(mm)
|
Jumlah
Hari Hujan
(Hari)
|
Januari
|
371
|
20
|
Februari
|
294
|
12
|
Maret
|
789
|
23
|
April
|
271
|
9
|
Mei
|
183
|
8
|
Juni
|
61
|
5
|
Juli
|
221
|
8
|
Agustus
|
0
|
0
|
September
|
0
|
0
|
Oktober
|
9
|
5
|
November
|
125
|
11
|
Desember
|
378
|
19
|
Rata-rata
|
225
|
10
|
(Sumber
: BPS Kabupaten Pandeglang, Panimbang Dalam Angka Tahun 2012)
Berdasarkan
data diatas jumlah rata-rata curah hujan di Kecamatan Panimbang pada tahun 2012
yaitu 225 mm sedangkan untuk jumlah rata-rata hari hujan yaitu 10 hari. tanaman
buah semangka paling ideal bila ditanam pada kemarau, karena memungkinkan
produksi lebih tinggi dengan rasa buah yang manis.
4.1.4
Penggunaan Lahan
Kecamatan Panimbang
merupakan kecamatan yang sebagian wilayahnya digunakan untuk tegal/kebun.
Berikut ini merupakan rincian penggunaan lahan di Kecamatan Panimbang, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4. Sebagai berikut :
Tabel 4.
Penggunaan Lahan di Kecamatan Panimbang Pada Tahun 2012
Penggunaan Lahan
|
Luas
Lahan
(Ha)
|
Persentase
(%)
|
Lahan Sawah
|
2.079
|
29,54
|
Tegal/Kebun
|
2.559
|
36,36
|
Tebat/Empang
|
210
|
2,98
|
Kolam/Tambak
|
97
|
1,38
|
Perkebunan Besar
|
42
|
0,60
|
Bangunan dan Halaman
|
542
|
7,70
|
Lainnya
|
1.509
|
21,44
|
Jumlah
|
7.038
|
100,00
|
(Sumber:
BPS Kabupaten Pandeglang, Panimbang Dalam Angka Tahun 2012)
Berdasarkan
Tabel 4 menunjukan bahwa sebagian besar lahan di Kecamatan Panimbang digunakan
untuk tegal/kebun yaitu seluas 2.559 Ha atau 36,36%. Sedangkan penggunaan lahan
pada urutan kedua dugunakan untuk lahan sawah
yaitu dengan luas 2.079 Ha atau 29,54%. Walaupun penggunaan lahan untuk sawah
di Kecamatan Panimbang tidak seluas tegal/kebun, akan tetapi dalam
penggunaannya cukup maksimal diantaranya dengan bertani buah semangka yang
dimana dapat menghasilkan keuntungan yang cukup besar dalam usahanya. Pemasarannya
pun sudah meluas sampai ke luar daerah.
4.1.5
Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk di
Kecamatan Panimbang tahun 2012 sebanyak 50.603 orang. Berikut ini adalah
rincian jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin yaitu dapat dilihat pada
tabel 5.
Tabel 5. Jumlah
Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Panimbang Tahun 2012
Jenis Kelamin
|
Jumlah
(Orang)
|
Persentase
(%)
|
Laki-laki
|
25.933
|
51,25
|
Perempuan
|
24.670
|
48,75
|
Jumlah
|
50.603
|
100,00
|
(Sumber: BPS Kabupaten
Pandeglang, Panimbang Dalam Angka Tahun
2012)
Berdasarkan Tabel 5
diatas, karakteristik demografi Kecamatan Panimbang tahun 2012 dengan jumlah
penduduk Kecamatan Panimbang sebesar 50.603 orang yang terdiri dari 25.933
orang penduduk laki-laki dan 24.670 orang penduduk perempuan. Berdasarkan
jumlah penduduk tersebut dapat diklasifikasikan berdasarkan golongan umur.
Keadaan penduduk Kecamatan Panimbang berdasarkan golongan umur dapat dilihat
pada tabel 6.
Tabel 6. Jumlah
Penduduk Menurut Golongan Umur Di Kecamatan Panimbang Tahun 2012
Kelompok Umur
(Tahun)
|
Jumlah
(Orang)
|
Persentase
(%)
|
Usia
Muda (0-14)
|
16.444
|
32,50
|
Usia
Produktif (15-64)
|
32.270
|
63,77
|
Usia
Lanjut (≥65)
|
1.889
|
3,73
|
Jumlah
|
50.603
|
100,00
|
(Sumber: BPS Kabupaten
Pandeglang, Panimbang Dalam Angka Tahun 2012)
Berdasarkan Tabel 6
diatas, jumlah penduduk di Kecamatan Panimbang sebanyak 50.603 jiwa. Jumlah
penduduk menurut golongan umur dibagi menjadi tiga kelompok umur penduduk yaitu
usia muda sebanyak 16.444 jiwa, usia produktif sebanyak 32.270 jiwa dan usia lanjut
sebanyak 1.889 jiwa.
4.2
Keadaan Umum Responden
Responden yang diambil
dalam penelitian ini adalah 36 responden, yang terdiri dari 10 kelompok tani, 4
pedagang besar, 4 pedagang tengkulak, dan 18 pedagang pengecer. Data yang diperoleh melalui wawancara kemudian
diolah secara deskriptif berdasarkan umur, tingkat pendidikan, dan lama
berusaha yang telah dilakukan oleh responden.
4.2.1
Keadaan Umum Responden Berdasarkan Umur
Umur adalah salah satu
satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan benda atau makhluk baik yang hidup
maupun yang mati. Berkaitan dengan kinerja responden yang terkait dengan
pemasaran buah semangka baik itu produsennya maupun lembaga pemasaran yang
terlibat dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok umur yaitu usia muda, usia produktif
dan usia lanjut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7, yaitu sebagai
berikut:
Tabel 7. Keadaan
Responden Berdasarkan Umur di kecamatan panimbang Tahun 2014 ( Februari – April
)
Kelompok Umur
(Tahun)
|
Jumlah
(Orang)
|
Persentase
(%)
|
0
– 14
|
0
|
0
|
15
– 64
|
36
|
100
|
≥
65
|
0
|
0
|
Jumlah
|
36
|
100
|
(Sumber:
Analisis Data Primer)
Berdasarkan Tabel 7,
bahwa rata-rata petani responden semua berada pada kelompok umur usia produktif
yaitu antara 15-64 tahun. Dikarenakan usia produktif adalah seseorang yang masih
kuat dalam melaksanakan pekerjaan. Dimana mereka menanggung kebutuhan mereka
sendiri.
4.2.2
Keadaan Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan
responden dalam penelitian ini terdiri dari sekolah dasar (SD), sekolah
menengah pertama (SMP), sampai pada sekolah menengah atas (SMA). Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8, sebagai berikut:
Tabel 8. Keadaan
Umum Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Panimbang Tahun 2014
(Februari - April)
Tingkat
Pendidikan
|
Jumlah (Orang)
|
Persentase (%)
|
SD
|
17
|
47,22
|
SMP
|
14
|
38,89
|
SMA
|
5
|
13,89
|
Jumlah
|
36
|
100
|
(Sumber:
Analisis Data Primer)
4.3
Saluran Pemasaran Buah Semangka Di Kecamatan Panimbang
Pemasaran merupakan
kegiatan akhir dari penanganan pascapanen yang dilakukan petani produsen
terhadap konsumen. Lembaga-lembaga pemasaran yang berperan dalam
pendistribusian buah semangka di Kecamatan Panimbang dari petani produsen
hingga ke konsumen adalah tengkulak, pedagang besar, dan pedagang pengecer.
Berdasarkan hasil
penelitian dilapangan menunjukan bahwa pada umumnya di Kecamatan Panimbang
memiliki empat saluran pemasaran buah semangka, dengan beragam saluran
pemasaran di tiap desanya. Secara umum saluran pemasaran buah semangka di
Kecamatan Panimbang melibatkan lembaga pemasaran seperti pedagang pengumpul
(tengkulak), pedagang besar, dan pedagang pengecer.
Untuk mengetahui lebih
jelas saluran pemasaran buah semangka di Kecamatan Panimbang dapat dilihat pada
Gambar 3 dibawah ini:
Kegiatan lembaga
pemasaran dapat menguntungkan salah satu pihaknya. Tanpa adanya lembaga
pemasaran, hasil panen buah semangka dari petani produsen akan sulit
dipasarkan. Dengan adanya kerjasama antara lembaga pemasaran yang satu dengan
yang lainnya, dengan begitu hasil panen buah semangka dapat mudah tersalurkan
hingga sampai ke tangan konsumen.
Dibawah ini adalah
merupakan lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran buah semangka di
Kecamatan Panimbang. Mulai dari produsen, tengkulak, pedagang besar, dan
pedagang pengecer sesuai dengan saluran pemasarannya masing-masing. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 9 sebagai berikut :
Tabel 9. Lembaga
Pemasaran yang Terlibat pada Saluran Pemasaran I di Kecamatan Panimbang Tahun
2014 (Februari-April)
No
|
Nama
Kelompok Tani
|
Lembaga Pemasaran
|
|
Produsen
|
Konsumen
|
||
1.
|
Sejahtera
1
|
√
|
√
|
2.
|
Sejahtera
2
|
√
|
√
|
3.
|
Pelopor
1
|
√
|
√
|
4.
|
Pelopor
2
|
√
|
√
|
5.
|
Karya
Muda
|
√
|
√
|
6.
|
Tanjungjaya
1
|
√
|
√
|
7.
|
Tanjungjaya
2
|
√
|
√
|
8
|
Mekarjaya
1
|
√
|
√
|
9.
|
Mandiri
Tani
|
√
|
√
|
10
|
Mekarsari
1
|
√
|
√
|
(Sumber:
Analisis Data Primer)
Berdasarkan Tabel 9
diatas, bahwa seluruh kelompok tani menggunakan saluran pemasaran I. Pada
saluran pemasaran I terlihat bahwa produsen menjual buah semangka tanpa
perantara, yaitu langsung ke konsumen akhir.
Tabel 10.
Lembaga Pemasaran yang Terlibat pada Saluran Pemasaran II di Kecamatan
Panimbang Tahun 2014 (Februari-April)
No
|
Nama
Kelompok Tani
|
Lembaga Pemasaran
|
||
Produsen
|
Pengecer
|
Konsumen
|
||
1.
|
Sejahtera
1
|
√
|
√
|
√
|
2.
|
Sejahtera
2
|
√
|
√
|
√
|
3.
|
Pelopor
1
|
√
|
√
|
√
|
4.
|
Pelopor
2
|
√
|
√
|
√
|
5.
|
Tanjungjaya
1
|
√
|
√
|
√
|
6.
|
Mekarjaya
1
|
√
|
√
|
√
|
7.
|
Mandiri
Tani
|
√
|
√
|
√
|
8.
|
Mekarsari
1
|
√
|
√
|
√
|
(Sumber:
Analisis Data Primer)
Berdasarkan Tabel 10
diatas, bahwa tidak seluruh kelompok tani menggunakan saluran pemasaran II.
Terlihat pada tabel bahwa terdapat delapan kelompok tani yang menggunakan
saluran pemasaran II. Pada saluran pemasaran II terlihat bahwa produsen menjual
buah semangka melalui perantara, yaitu dari produsen menjual buah semangka ke
pedagang pengecer di pasar panimbang, kemudian dijual kembali oleh pedagang
pengecer ke konsumen akhir.
Tabel 11.
Lembaga Pemasaran yang Terlibat pada Saluran Pemasaran III di Kecamatan
Panimbang Tahun 2014 (Februari-April)
No
|
Nama
Kelompok Tani
|
Lembaga Pemasaran
|
|||
Produsen
|
Tengkulak
|
Pengecer
|
Konsumen
|
||
1.
|
Sejahtera
1
|
√
|
√
|
√
|
√
|
2.
|
Sejahtera
2
|
√
|
√
|
√
|
√
|
3.
|
Pelopor
1
|
√
|
√
|
√
|
√
|
4.
|
Pelopor
2
|
√
|
√
|
√
|
√
|
5.
|
Tanjungjaya
1
|
√
|
√
|
√
|
√
|
6.
|
Mekarjaya
1
|
√
|
√
|
√
|
√
|
7.
|
Mandiri
Tani
|
√
|
√
|
√
|
√
|
8.
|
Mekarsari
1
|
√
|
√
|
√
|
√
|
(Sumber:
Analisis Data Primer)
Berdasarkan Tabel 11
diatas, bahwa tidak seluruh kelompok tani menggunakan saluran pemasaran III.
Terlihat pada tabel bahwa terdapat delapan kelompok tani yang menggunakan
saluran pemasaran III. Pada saluran pemasaran ini terlihat bahwa produsen
menjual buah semangka melalui perantara, yaitu dari produsen menjual buah
semangka ke tengkulak kemudian dijual oleh tengkulak ke pedagang pengecer yang
kemudian dijual kembali oleh pedagang pengecer ke konsumen akhir.
Tabel 12.
Lembaga Pemasaran yang Terlibat pada Saluran Pemasaran IV di Kecamatan
Panimbang Tahun 2014 (Februari-April)
No
|
Nama
Kelompok Tani
|
Lembaga Pemasaran
|
||||
Produsen
|
Tengkulak
|
P.Besar
|
Pengecer
|
Konsumen
|
||
1.
|
Sejahtera
1
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
2.
|
Sejahtera
2
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
3.
|
Pelopor
1
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
4.
|
Pelopor
2
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
5.
|
Tanjungjaya
1
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
6.
|
Mekarjaya
1
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
7.
|
Mandiri
Tani
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
8.
|
Mekarsari
1
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
(Sumber:
Analisis Data Primer)
Berdasarkan Tabel 12
diatas. Terlihat pada tabel bahwa terdapat delapan kelompok tani yang
menggunakan saluran pemasaran IV. Saluran pemasaran ini merupakan saluran
pemasaran yang paling panjang. Pada saluran pemasaran IV terlihat bahwa
produsen menjual buah semangka melalui perantara, yaitu dari produsen menjual
buah semangka ke tengkulak kemudian dijual oleh tengkulak ke pedagang besar,
kemudian dari pedagang besar di jual kembali ke pedagang pengecer yang kemudian
dijual kembali oleh pedagang pengecer ke konsumen akhir.
Yang berperan sebagai
tengkulak adalah mereka yang menampung hasil panen dari para petani buah
semangka untuk seanjutnya akan di jual ke pedagang pengecer dan pedagang besar.
Pedagang besar dalam penelitian ini yaitu mereka yang membeli buah semangka
dari tengkulak yang berada di Kecamatan Panimbang, pedagang besar ini berada di
Kota Serang, lebih tepatnya di pasar Rau. Sedangkan pedagang pengecer dalam
penelitian ini adalah mereka yang membeli dari tengkulak ataupun membeli
langsung ke petani buah semangka yang berada di Kecamatan Panimbang, pedagang
pengecer ini berada di Pasar Panimbang dan pasar Labuan. Pada kelompok tani
Karya Muda dan Tanjungjaya 2 terlihat bahwa mereka tidak menjual hasil penennya
kepada pedagang pengecer, hal tersebut dikarenakan hasil panen yang diperoleh
kedua kelompok tani ini lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok tani yang
lain.
4.4
Permintaan dan Penawaran Buah Semangka
Permintaan terhadap
buah semangka di Kecamatan Panimbang merupakan sebuah tantangan bagi petani
buah semangka, selain tersedianya pasar yang menjajnjikan kini petani di
Kecamatan Panimbang sudah banyak yang membudidayakan buah semangka, dikarenakan
keuntungan yang didapat cukup menggiurkan, akan tetapi diperlukan modal yang
cukup besar, maka keuntungan yang didapat akan besar pula. Berikut ini
merupakan tabel permintaan dan penawaran terhadap buah semangka pada tahun
2014.
Tabel 13.
Permintaan dan Penawaran Terhadap Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Tahun
2014 ( Februari – April )
No
|
Nama
Kelompok
Tani
|
Produksi
|
Penawaran
(Ton)
|
Permintaan
(Ton)
|
Keterangan
(Ton)
|
||||
Pasar
Panim
bang
|
Pasar
Labuan
|
Pasar
Pandeg
lang
|
Pasar
Rau Serang
|
Di
Pasar
Kan
Sendiri
|
Lain-lain
|
||||
1.
|
Sejahtera
1
|
50
|
49,9
|
25
|
-
|
-
|
20
|
4,9
|
0,1
|
2.
|
Sejahtera
2
|
100
|
99,75
|
20
|
-
|
30
|
30
|
19,75
|
0,25
|
3.
|
Pelopor
1
|
56
|
55,8
|
-
|
15
|
-
|
30
|
10,8
|
0,2
|
4.
|
Pelopor
2
|
40
|
39,85
|
15
|
-
|
-
|
20
|
4,85
|
0,15
|
5.
|
Karya
Muda
|
40
|
39,8
|
-
|
10
|
-
|
10
|
19,8
|
0,2
|
6.
|
Tanjungjaya
1
|
70
|
69,75
|
15
|
-
|
15
|
25
|
14,75
|
0,25
|
7.
|
Tanjungjaya
2
|
40
|
39,9
|
-
|
15
|
-
|
20
|
4,9
|
0,1
|
8.
|
Mekarjaya
1
|
50
|
49,85
|
10
|
-
|
10
|
20
|
9,85
|
0,15
|
9.
|
Mandiri
Tani
|
80
|
79,75
|
15
|
10
|
10
|
30
|
14,75
|
0,25
|
10.
|
Merkarsari
1
|
40
|
39,9
|
15
|
-
|
-
|
15
|
9,9
|
0,1
|
Jumlah
|
566
|
564,25
|
115
|
50
|
65
|
220
|
114,25
|
1,75
|
(Sumber:
Analisis Data Primer)
Keterangan :
Lain-lain: busuk, cacat, hancur, kerdil dll.
Berdasarkan Tabel 13
diatas, penawaran buah semangka tiap kelompok tani berbeda-beda dan pasarnya
pun beragam. Penawaran tertinggi pada kelompok tani Sejahtera 1 Desa Gombong
yaitu dengan penawaran sebesar 49,9 ton dan penawaran terendah terdapat pada
kelompok tani Karya Muda yaitu dengan penawaran 39,8 ton.
Pemasaran hasil
produksi buah semangka di Kecamatan Panimbang sudah cukup baik, terdapat
beberapa tengkulak yang siap menampung hasil panen kemudian akan dijual kepada pedagang besar di
pasar Rau Kota Serang. Para kelompok tani
buah semangka di Kecamatan Panimbang sebagian besar menjual kepada
pedagang tengkulak dan pedagang pengecer, dan sisanya dijual sendiri oleh petani
langsung kepada konsumen di sekitar jalan dekat tempat panen di kecamatan
Panimbang. Untuk pasar daerah, buah semangka tersebar di pasar panimbang, pasar
Labuan dan Pasar Pandeglang. Sementara untuk pasar luar daerah tersebar di
pasar Rau Kota Serang. Dalam pemasaran buah semangka tidak luput dari kerugian,
hal tersebut terjadi karena adanya busuk, cacat, hancur, kerdil dll, yang
menyebabkan buah semangka tidak dapat dijual.
4.5
Analisis Arus Buah Semangka
Analisis arus barang
merupakan penjelasan suatu pemetaan dalam pemasaran guna mengetahui situasi
harga, kuantitatif, wilayah pasar, dan lalu lintas barang dari produsen sampai
pada tempat penjualan/pasar. Dari analisis arus barang tersebut dapat
mengetahui pemetaan pemasaran buah semangka yang ada di Kecamatan Panimbang.
Berikut ini merupakan analisis arus buah semangka yang di sentra produksi buah
semangka di Kecamatan Panimbang.
4.5.1
Pemetaan Kuantitatif Buah Semangka
Pemetaan kuantitatif
merupakan pemetaan yang bertujuan untuk mengetahui jumlah barang yang telah
diproduksi oleh produsen/petani dari masing-masing daerah. Berikut ini
merupakan peta kuantitatif buah semangka di Kecamatan Panimbang, disajikan pada
Tabel 14 dibawah ini.
Tabel 14. Peta
Kuantitatif Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 ( Februari – April
)
No
|
Nama
Kelompok
Tani
|
Desa
|
Varietas
Semangka
|
Luas
Tanam (Ha)
|
Total
Panen (Ton)
|
1.
|
Sejahtera
1
|
Gombong
|
Torino
F1
|
5
|
50
|
2.
|
Sejahtera
2
|
Gombong
|
Torino
F1
|
10
|
100
|
3.
|
Pelopor
1
|
Gombong
|
Torino
F1
|
8
|
56
|
4.
|
Pelopor
2
|
Gombong
|
Torino
F1
|
5
|
40
|
5.
|
Karya
Muda
|
Tanjungjaya
|
Hibrida
F1
|
5
|
40
|
6.
|
Tanjungjaya
1
|
Tanjungjaya
|
Hibrida
F1
|
7
|
70
|
7.
|
Tanjungjaya
2
|
Tanjungjaya
|
Hibrida
F1
|
5
|
40
|
8.
|
Mekarjaya
1
|
Mekarjaya
|
Torino
F1
|
5
|
50
|
9.
|
Mandiri
Tani
|
Mekarjaya
|
Torino
F1
|
8
|
80
|
10.
|
Mekarsari
1
|
Mekarsari
|
Torino
F1
|
5
|
40
|
Jumlah
|
63
|
566
|
(Sumber: Analisis Data Primer)
Berdasarkan
Tabel 14 diatas, bahwa total produksi buah semangka di Kecamatan Panimbang
yaitu 566 Ton dengan Luas Lahan 63 Ha. Dengan panen rata-rata per hektarnya
yaitu sebesar 8,98. Hasil panen tertinggi terdapat pada kelompok tani Sejahtera
2 di Desa Gombong varietas Torino F1 dengan luas tanam 10 Ha dan hasil panen
sebesar 100 Ton. Sedangkan untuk hasil panen terendah terdapat pada kelompok
tani Pelopor 2 di Desa Gombong varietas Torino F1 dengan luas tanam 5 Ha dan
hasil panen sebesar 40 Ton, begitu pula dengan kelompok tani Karya Muda,
Tanjungjaya 2, dan Mekarsari 1.
Penanaman dan perawatan
buah semangka memanglah cukup sulit, diperlukan waktu tanam yang tepat untuk
budidaya buah semangka, serta diperlukan banyak pengalaman dalam budidayanya.
Tidak cukup hanya dalam 1-2 kali tanam langsung berhasil, akan tetapi
diperlukan beberapa kali penanaman sehingga dapat mengetahui seluk beluknya
dalam budidaya buah semangka. Pelatihan bagi petani juga diperlukan untuk
menambah ilmu dan wawasan petani sehingga dapat mengurangi resiko gagal panen
dan meningkatkan produktivitas.
4.5.2
Pemetaan Wilayah Pasar Buah Semangka
Pemetaan wilayah pasar
merupakan gambaran pemetaan suatu barang yang dimana akan dijual dengan tujuan
tengkulak, pedagang besar, pedagang pengecer maupun dijual sendiri oleh
produsen/petani. Dengan pemetaan wilayah pasar dapat mengetahui hasil panen
buah semangka akan dijual pada pasar yang meliputi pasar daerah dan luar
daerah. Pasar daerah merupakan pasar yang berada disekitar Kabupaten Pandeglang
dan pasar luar daerah merupakan pasar yang keberadaannya di luar Kabupaten
Pandeglang karena Kecamatan panimbang adalah Kecamatan yang berada di Kabupaten
Pandeglang. Selain dipasarkan ke pasar daerah dan luar daerah, sisa panen yang
tidak masuk pasar tersebut akan dijual sendiri oleh petani buah semangka.
Berikut ini merupakan
peta wilayah pasar buah semangka di Kecamatan Panimbang tahun 2014, disajikan
pada Tabel 15 dibawah ini.
Tabel 15. Peta
Wilayah Pasar Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 ( Februari –
April )
No
|
Nama
Kelompok
Tani
|
Desa
|
Wilayah
Pasar
|
||
Di
Pasarkan
Sendiri
|
Pasar
Daerah
|
Pasar
Luar
Daerah
|
|||
1.
|
Sejahtera
1
|
Gombong
|
Ds.Gombong
|
Ps.Panimbang
|
Ps.Rau-Serang
|
2.
|
Sejahtera
2
|
Gombong
|
Ds.Gombong
|
Ps.Panimbang
dan Ps.Pandeglang
|
Ps.Rau-Serang
|
3.
|
Pelopor
1
|
Gombong
|
Ds.Gombong
|
Ps.Labuan
|
Ps.Rau-Serang
|
4.
|
Pelopor
2
|
Gombong
|
Ds.Gombong
|
Ps.Panimbang
|
Ps.Rau-Serang
|
5.
|
Karya
Muda
|
Tanjungjaya
|
Ds.Tanjungjaya
|
Ps.Labuan
|
Ps.Rau-Serang
|
6.
|
Tanjungjaya
1
|
Tanjungjaya
|
Ds.Tanjungjaya
|
Ps.Panimbang
dan Ps.Pandeglang
|
Ps.Rau-Serang
|
7.
|
Tanjungjaya
2
|
Tanjungjaya
|
Ds.Tanjungjaya
|
Ps.Labuan
|
Ps.Rau-Serang
|
8.
|
Mekarjaya
1
|
Mekarjaya
|
Ds.Mekarjaya
|
Ps.Panimbang
dan Ps.Pandeglang
|
Ps.Rau-Serang
|
9.
|
Mandiri
Tani
|
Mekarjaya
|
Ds.Mekarjaya
|
Ps.Panimbang
|
Ps.Rau-Serang
|
10.
|
Merkarsari
1
|
Mekarsari
|
Ds.Mekarsari
|
Ps.Panimbang
|
Ps.Rau-Serang
|
(Sumber:
Analisis Data Primer)
Berdasarkan Tabel 15
diatas, bahwa terdapat beberapa kelompok tani yang memasarkan hasil panen buah
semangkanya di luar daerah dengan tujuan utama adalah pasar Rau Serang, tetapi
buah semangka bukan dikirim oleh petani langsung melainkan dikirim melalui tengkulak
yang berada di Kecamatan Panimbang. Permintaan dari pasar Rau Serang hanya
menerima buah semangka yang berat buahnya ≥ 5 kg, sehingga para tengkulak harus
melakukan penyortiran terlebih dahulu. Pemasaran dengan tujuan ke pasar
Panimbang dikirim langsung dari petani, tidak melalui lembaga pemasaran
dikarenakan jarak yang tidak terlalu jauh dibandingkan dengan tujuan pengiriman
ke pasar Labuan dan pasar Pandeglang. Apabila dari sekian pasar atau tengkulak
tidak menerimanya maka buah semangka akan dijual sendiri oleh petani di pinggir
jalan disekitar tempat pemanenan.
Wilayah pasar buah
semangka sebesar 40,64% dipasarkan ke pasar daerah, yaitu pasar-pasar yang
berada di Kabupaten Pandeglang diantaranya yaitu pasar Panimbang, pasar Labuan
dan pasar Pandeglang. Selanjutnya ada juga yang dipasarkan ke pasar luar daerah
sebesar 38,87% dengan tujuan pemasarannya yaitu pasar Rau, Serang. Sedangkan
untuk wilayah pasar penjualan hasil panen buah semangka yang dipasarkan sendiri
oleh produsen/petani sebesar 20,49% yaitu meliputi kampung setempat dan di
pinggir jalan dekat dengan tempat pemanenan buah semangka. Para petani buah
semangka dalam pemasaran buah semangkanya ke luar daerah yaitu melalui beberapa
tengkulak yang berada disekitar Kecamatan Panimbang, para tengkulak menampung
hasil panen buah semangka dari beberapa kelompok tani, kemudian tengkulak
tersebutlah yang mengirim buah semangka ke pasar luar daerah yaitu ke pasar Rau
Serang.
4.5.3
Pemetaan Harga Buah Semangka
Pemetaan harga
merupakan harga jual barang niaga dari produsen/petani yang kemudian dijabarkan
diatas suatu peta untuk mengetahui struktur harga geografis pada masing-masing
daerah. Berikut ini merupakan tabel peta harga buah semangka di Kecamatan
Panimbang pada tahun 2014, disajikan pada Tabel 16 dibawah ini.
Tabel 16. Peta
Harga Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 ( Februari – April )
No
|
Nama
Kelompok
Tani
|
Desa
|
Varietas
Buah
Semangka
|
Harga
Jual (Rp/kg)
|
||||
Di
Pasar
kan
Sendiri
|
Pasar
Panimbang
|
Pasar
Labuan
|
Pasar
Pandeglang
|
Pasar
Rau Serang
|
||||
1.
|
Sejahtera
1
|
Gombong
|
Torino
F1
|
S=3000
|
S=2500
|
-
|
-
|
A=3000
|
2.
|
Sejahtera
2
|
Gombong
|
Torino
F1
|
S=3000
|
S=2500
|
-
|
S=3000
|
A=3000
|
3.
|
Pelopor
1
|
Gombong
|
Torino
F1
|
S=3000
|
-
|
S=3000
|
-
|
A=3000
|
4.
|
Pelopor
2
|
Gombong
|
Torino
F1
|
S=3000
|
S=2500
|
-
|
-
|
A=3000
|
5.
|
Karya
Muda
|
Tanjungjaya
|
Hibrida
F1
|
S=3000
|
-
|
S=3000
|
-
|
A=3000
|
6.
|
Tanjungjaya
1
|
Tanjungjaya
|
Hibrida
F1
|
S=3000
|
S=2500
|
-
|
S=3000
|
A=3000
|
7.
|
Tanjungjaya
2
|
Tanjungjaya
|
Hibrida
F1
|
S=3000
|
-
|
S=3000
|
-
|
A=3000
|
8.
|
Mekarjaya
1
|
Mekarjaya
|
Torino
F1
|
S=3000
|
S=2500
|
-
|
S=3000
|
A=3000
|
9.
|
Mandiri
Tani
|
Mekarjaya
|
Torino
F1
|
S=3000
|
S=2500
|
S=3000
|
S=3000
|
A=3000
|
10.
|
Merkarsari
1
|
Mekarsari
|
Torino
F1
|
S=3000
|
S=2500
|
-
|
-
|
A=3000
|
(Sumber:
Analissi Data Primer)
Keterangan: S:
Semua Ukuran, A: Grade A (≥5kg)
Berdasarkan Tabel 16
diatas, harga jual buah semangka pada masing-masing pasar berbeda-beda,
penjualan buah semangka di Kecamatan Panimbang sudah menembus pasar luar daerah
yaitu di pasar Rau Serang, akan tetapi penjualan buah semangka tidak langsung
dijual oleh petani melainkan melalui tengkulak yang berada di Kecamatan
Panimbang. Para tengkulak siap menampung hasil panen dari para petani buah
semangka, sebagian hasil panen yang diperoleh oleh petani buah semangka dijual
kepada tengkulak. Pedagang besar yang berada di pasar Rau hanya menerima buah
melon dengan grade A yaitu dengan
berat ≥5 kg. Kemudian sebagian lainnya dijual kepada pedagang pengecer dan
sisanya dijual sendiri oleh produsen/petani di pinggir jalan raya dekat lokasi
pemanenan dengan alasan karena di pinggir jalan banyak penduduk desa maupun
luar desa lewat dan membeli buah semangkanya, baik itu para pengendara sepeda
motor, mobil, maupun merekan yang berjalan kaki. Berikut adalah pengelompokan
buah semangka berdasarkan grade yang
telah ditentukan, untuk grade A = ≥
5kg, grade B = 2-4kg, dan grade C = < 2kg.
Para petani menjual
buah semangka kepada tengkulak dan pedagang pengecer dengan harga Rp.2500/kg.
Kemudian dijual oleh tengkulak ke pedagang pengecer dan pedagang besar dengan
harga Rp.3000/kg dan dijual ke pedagang pengecer lainnya oleh pedagang besar
dengan harga 3500/kg. Pedagang pengecer yang berada di pasar Labuan dan
Pandeglang menjual buah semangka dengan harga 4000 /kg ke konsumen. Sedangkan
sisa buah yang tidak dibeli oleh pedagang pengecer dan tengkulak di jual
sendiri dengan harga 3000/kg ke penduduk sekitar ataupun orang-orang yang
melintas dekat jalan tempat petani memasarkan buah semangkanya, harga tersebut
bisa saja berubah sesuai dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli.
Pemasaran dengan tujuan
pedagang pengecer ke pasar panimbang, pasar Labuan, dan pasar Pandeglang tidak
terlalu mempermasalahkan grading,
semua ukuran semangka diterima oleh pedagang pengecer asalkan buah semangka
dalam kondisi baik, tidak ada cacat/busuk. Varietas yang digunakan dalam
penelitian ini tidak berpengaruh terhadap harga, karena varietas yang digunakan
sama-sama buah semangka merah biji yaitu varietas Torino F1 dan Hibrida F1.
Yang membedakan harga buah semangka dari segi varietas yaitu antara buah
semangka biji dan buah semangka tanpa biji. Hal tersebut Karena pada perawatan
buah semangka tanpa biji lebih sulit dibandingkan dengan buah semangka biji.
4.5.4
Pemetaan Lalu Lintas Buah Semangka
Pemetaan lalu lintas
merupakan pemetaan suatu pengiriman/pengangkutan barang niaga dari tempat
kegiatan produksi hingga sampai ke tempat penjualan/pasar. Berikut ini
merupakan peta lalu lintas buah semangka di Kecamatan Panimbang, disajikan pada
Tabel 17 dibawah ini.
Tabel 17. Peta
Lalu Lintas Buah Semangka di Kecamatan Panimbang Tahun 2014 ( Februari – April
)
No
|
Nama
Kelompok
Tani
|
Desa
|
Alat
Transportasi dan Banyaknya Pengiriman
|
|||
Pasar
Panimbang
|
Pasar
Labuan
|
Pasar
Pandeglang
|
Pasar
Rau Serang
|
|||
1.
|
Sejahtera
1
|
Gombong
|
MT: 3
|
-
|
-
|
MT: 2
|
2.
|
Sejahtera
2
|
Gombong
|
MT: 2
|
-
|
MT: 3
|
MT: 3
|
3.
|
Pelopor
1
|
Gombong
|
-
|
MT: 2
|
-
|
MT: 3
|
4.
|
Pelopor
2
|
Gombong
|
MT: 2
|
-
|
-
|
MT: 2
|
5.
|
Karya
Muda
|
Tanjungjaya
|
-
|
MT: 1
|
-
|
MT: 1
|
6.
|
Tanjungjaya
1
|
Tanjungjaya
|
MT: 2
|
-
|
MT: 2
|
MT: 3
|
7.
|
Tanjungjaya
2
|
Tanjungjaya
|
-
|
MT: 2
|
-
|
MT: 2
|
8.
|
Mekarjaya
1
|
Mekarjaya
|
MT: 1
|
-
|
MT: 1
|
MT: 2
|
9.
|
Mandiri
Tani
|
Mekarjaya
|
MT: 2
|
MT: 1
|
MT: 1
|
MT: 3
|
10.
|
Merkarsari
1
|
Mekarsari
|
MT: 2
|
-
|
-
|
MT: 2
|
(Sumber:
Analisis Data Primer)
Keterangan: MT
1: Mobil Truk satu kali angkut, MT 2: Mobiltruk dua kali angkut, MT 3: Mobil
truk tiga kali angkut.
Berdasarkan Tabel 17
diatas, dapat dilihat peta lalu lintas pengangkutan hasil panen buah semangka
sampai ke tempat tujuan/pasar. Untuk semua kelompok tani, alat angkut yang
digunakan untuk pengiriman buah semangka sama, dengan alasan jarak pengiriman
yang jauh dan kapasitas pengiriman yang besar, sehingga hal tersebut dapat
memperkecil biaya pengiriman. Untuk banyaknya pengiriman menggunakan mobil truk
ini dibedakan berdasarkan kapasitas pengiriman dengan sekali pengiriman mobil
truk dapat mengangkut buah semangka sebanyak 10 Ton.
Waktu pengiriman buah
semangka dari tempat produksi menuju tempat penjualan/pasar rata-rata dilakukan
pada siang dan sore hari, karena pemetikan dilakukan dipagi hari sampai siang
hari dan selanjutnya baru dilakukan pengiriman buah semangka ke pasar
menggunakan mobil truk. Perlakuan semangka dalam pengiriman menuju pasar
menggunakan mobil truk yaitu dengan memberi jerami padi sebagai alas dan
penutup buah semangka, hal tersebut dilakukan agar pada saat pengiriman buah
semangka tidak mengalami benturan dengan buah semangka yang lain yang bisa
menyebabkan buah semangka menjadi pecah, tidak hanya itu jerami juga berfungsi
sebagai penyerap air sehingga semangka tidak menjadi lembab dan mengurangi resiko
busuk pada buah semangka. Pada saat pengiriman buah semangka yang bertanggung
jawab adalah pihak pengirim, maka pihak pengirim buah semangka harus
memperkecil resiko kerusakan pada buah semangka dengan cara tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan mengenai analisis arus pemasaran
buah semangka di Kecamatan Panimbang yaitu meliputi pemetaan kuantitatif,
pemetaan wilayah pasar, pemetaan harga, dan pemetaan lalu lintas. Untuk lebih
jelasnya akan di uraikan sebagai berikut :
1. Pemetaan
Kuantitatif buah semangka pada masing-masing kelompok tani berbeda-beda. Total
produksi buah semangka di Kecamatan Panimbang tahun 2014 yaitu 566 Ton dengan
Luas Lahan 63 Ha. Hasil panen tertinggi terdapat pada kelompok tani Sejahtera 2
di Desa Gombong varietas Torino F1 dengan luas tanam 10 Ha dan hasil panen
sebesar 100 Ton. Sedangkan untuk hasil panen terendah terdapat pada kelompok
tani Pelopor 2, Karya Muda, Tanjungjaya 2, dan Mekarsari 1 varietas Torino F1
dengan luas tanam 5 Ha dan hasil panen sebesar 40 Ton.
2. Pemetaan
wilayah pasar buah semangka di Kecamatan Panimbang meliputi pasar daerah dan
luar daerah. Pasar daerah meliputi pasar Panimbang dengan permintaan sebanyak
115 ton, pasar Labuan sebanyak 50 ton, dan Pasar Pandeglang sebanyak 65 ton.
Sedangkan untuk pasar luar daerah meliputi pasar Rau Serang dengan jumlah
permintaan sebesar 220 ton. Sisanya dijual sendiri oleh petani yaitu sebanyak
114,25 ton. Untuk persentase wilayah pasar 20,49% buah semangka dijual sendiri
oleh petani, kemudian 40,64% dijual ke pasar daerah, dan yang terakhir 38,87%
dijual ke pasar luar daerah.
3. Pemetaan
harga buah semangka di Kecamatan Panimbang yaitu para petani menjual buah
semangka kepada tengkulak dan pedagang pengecer dengan harga Rp.2500/kg.
Kemudian dijual oleh tengkulak ke pedagang pengecer dan pedagang besar dengan
harga Rp.3000/kg. Pedagang pengecer yang berada di pasar Labuan dan Pandeglang
menjual buah semangka dengan harga 4000 /kg ke konsumen. Sedangkan sisa buah
yang tidak dibeli oleh pedagang pengecer dan tengkulak di jual sendiri kepada
konsumen dengan harga 3000/kg.
4. Pemetaan
lalu lintas buah semangka yang digunakan oleh semua lembaga pemasaran dalam
pengiriman yaitu menggunakan mobil truk. Dengan alasan jarak pengiriman yang
jauh dan kapasitas pengiriman yang besar, sehingga hal tersebut dapat
memperkecil biaya pengiriman. Waktu pengiriman buah semangka dari tempat
produksi menuju tempat penjualan/pasar rata-rata dilakukan pada siang dan sore
hari, karena pemetikan dilakukan dipagi hari sampai siang hari dan selanjutnya
baru dilakukan pengiriman buah semangka ke pasar menggunakan mobil truk.
5.2 Saran
Saran
yang dapat disampaikan dalam penelitian ini yaitu :
1. Kepada
petani buah semangka agar lebih banyak menjual buah semangka kepada pedagang di
pasar Rau Serang, karena dari segi harga lebih tinggi sehingga dapat
meningkatkan pendapatan petani.
2. Kepada
petani buah semangka agar lebih memperhatikan waktu penanaman yang optimal
yaitu pada musim kemarau agar hasil produksi dapat meningkat dan berkualitas,
dan memilih varietas torino F1 karena hasil produksinya lebih tinggi
dibandingkan dengan varietas hibrida F1.
DAFTAR
PUSTAKA
Anih.
(2012). Pemetaan Pemasaran Tikar Pandan
(Kasus di Kecamatan Cirinten Kabupaten Lebak). Serang: Jurusan Agribisnis,
Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Arikunto,
Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi V. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Assauri,
Sofjan. (2004). Manajemen Pemasaran.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Badan
Pusat Statistik. (2013). Panimbang Dalam
Angka 2012. Badan Pusat Statistik Kabupaten Pandeglang.
Dinas
Pertanian dan Perkebunan. (2014). Sebaran
luas panen dan produksi semangka. Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten
Pandeglang.
Firdaus, Muhammad.
(2008). Manajemen Agribisnis.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hanafiah,
Saefudin. (2006). Tata Niaga Hasil
Perikanan. Jakarta: Universitas Indonesia.
Harperw.
(2000). Manajemen Pemasaran: Suatu
Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global, edisi 2. Jakarta: Erlangga
Kalie,
Moch. Baga (1993). Seri Bertanam
Semangka, Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Kotler, Philip. (2002) Manajemen Pemasaran. Jakarta:
Prenhallindo.
Kotler,
Philip. (2005). Manajemen Pemasaran,
Edisi Kesebelas. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.
Mimin.
(2010). Pengertian Pasar.
http://id.shvoong.com/socialsciences/2062091-pengertian-pasar/. 05/04/2014.
14.55.
Nugraha,
Aditya P. (2006). Analisis Efisiensi
Saluran Pemasaran Jamur Tiram Segar di Bogor, Provinsi Jawa Barat. Bogor:
Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor.
Permadi,
Sinta Putri. (2013). Pemetaan Pemasaran
Gula Aren di Kecamatan Wanayasa
Kabupaten Purwakarta Jawa Barat. Serang: Jurusan Agribisnis, Fakultas
Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Santoso,
Imam Aris. (2013). Pemetaan Pemasaran
Buah Melon (Suatu Kasus di Sentra Produksi Buah Melon di Kota Cilegon Provinsi
Banten). Serang: Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
Setiorini,
Fajarwulan. (2008). Analisis Efisiensi
Pemasaran Ikan Mas di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Tanggamus, Provinsi
Lampung. Bogor: Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi
Perikanan-Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
Bogor.
Sukirno,
Sadono. (2009). Mikro Ekonomi, Teori
Pengantar, Edisi Ketiga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Langganan:
Postingan (Atom)